Rahasia Puasa dan Syarat Bathiniah

 
Rahasia Puasa dan Syarat Bathiniah
Sumber Gambar: Foto (ist)

 

اسرار الصوم وشروطه الباطنة،هى ستة أمور

Mengenai Rahasia puasa dan Syarat Bathiniah ada 6 perkara.

 

1. Memejamkan mata dan menahan dari leluasanya pandangan kepada segala sesuatu yang tercela dan dibenci  atau kepada segala sesuatu yang menyebabkan kelelaian hati serta melengahnya dari berdzikir mengingat Allah Ta'ala.

الاول ، غص البصر وكفه عن الاتساع فى النظر ... الخ

2. Menjaga lidah dari segala gurau yang tidak berguna, berdusta, mengumpat, mengadu domba, perkataan kotor, caci makian, permusuhan, dan pameran (menunjuk-nunjukan kebaikan)

Baca Juga: Fungsi Niat Puasa dan Doa Buka Puasa Ramadhan 1442 H Terbaru 2021

3. Menahan pendengaran dari mendengar segala sesuatu yang dibenci, sebab segala sesuatu yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Oleh sebab itu Allah menyamakan  antara mendengar keburukan dengan makan yang diharamkan.

Firman Allah Ta'ala

سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ اَكّٰلُوْنَ لِلسُّحْتِۗ

Orang-orang durhaka, Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan (makanan) yang haram.

(QS. Al-Maidah, 42).

Baca Juga: Hukum Keluar Madzi Saat Sedang Puasa

4. Menahan anggota tubuh yang lain-lain dari segala perbuatan dosa,  baik dari tangan, kaki, dan dari segala yang dibenci. Demikian pula menahan perut dari segala yang Syubhat (tak jelas halal haramnya) di waktu berbuka, sebab tidak ada gunanya berpuasa yang berarti menahan-kemasukan makanan halal, tetapi diwaktu berbukanya lalu memasukan makanan yg haram atau yang diperoleh dengan cara yang haram. Perumpamaan orang berpuasa semacam ini, adalah sama dengan orang yang membangun sebuah istana,/gedung yg indah, besar, tetapi ia mengahancurkan kota.

Sabda Rasulullah SAW.

كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع والعطش

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Nasa-i dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Buku Panduan Praktis Puasa dan Zakat

Ada Ulama berpendapat bahwa orang yang bernasib  demikian itu adalah orang yang berbuka puasa dengan makanan yang haram.Ada pula yang mengatakan bahwa orang ini menahan dari makanan yang halal lalu berbuka dengan makanan daging manusia sebab ia mengumpat kejelekan orang lain.

5. Jangan terlalu banyak makan di waktu berbuka, sekalipun makanan itu hakal dan diperoleh dari jalan yang halal, sehingga perutnya amat padat. Sungguh tidak ada wadah yang paling dibenci Allah selain perut yang padat diisi makanan sekalipun halal.

Cobalah renungkan apa yang dapat diambil kemanfaatan oleh seseorang yang berpuasa itu, padahal puasa adalah penentang yang sangat pada musuh Allah, dan untuk mematahkan kesyahwatan, sekiranya orang tadi tiba-tiba saja seolah menghabiskan  apa yang tidak dapat diambil di waktu siangnya saja. Apa guna puasanya kalau di waktu berbukanya itu, ia berprilaku demikian. Bahkan kadang ditambah dengan makan yang lama tidak mencicipinya, sampai menjadi tradisinya yang buruk karena suka menyimpan makanan aneka makanan utk persediaan Ramadhan saja.

Maka untuk sebulan puasa itu dimakanlah makanan-makanan yang tidak biasa di bulan-bulan lainnya. Maklumilah bahwa maksud puasa adalah terutama pengosongan perut, mematahkan kesyahwatan, agar jiwa lebih bertaqwa dari taqwa yang sudah ada.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Sunah Senin Kamis

Oleh karennya apabila perut hanya ditahan di waktu siang untuk dilapiskan nafsu makan nanti pada malam hari sehingga kesyahwatan itu melonjak sekuat-kuatnya. Keinginan menyala sehebat-hebatnya, malahan tak bisa diam kalau hanya dibiarkan menurut kebiasaanya.

Jika demikian adanya, makan rahasia dan ruh puasa adalah sebaliknya dari yang dikehendaki.  Dengan cara seperti itu puasa bukan menahan nafsu dan kesyahwatan, tetapi bahkan memberi tambahan kekuatan syahwat memperlipat ganda keinginan yang tentu saja tidak akan dibiarkan syetan.

6. Hendaklah setelah berbuka itu, hatinya masih mempunyai perasaan yang goncang, antara ketakutan kepada Allah dengan penuh harapan untuk diterimanya amal yang dilakukan sehari penuh. Sebab ia sendiri tidak dapat mengetahui, apakah diterima puasanya atau tidak, kalau diterima berarti termasuk org yg dapat  mendekatkan diri kepada Allah.  Sedang kalau tidak diterima (ditolak) berarti terkutuk dan dibenci.

Baca Juga: Amanah Puasa

Nah perasaan ini sebaiknya selalu ada pada hati seorang hamba disetiap selesai Ibadah. Agar khauf dan raja. Wallahu a'lam bishawab.

Oleh:
KH. Tubagus Salim Idrus