5 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Bermaksiat

 
5 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Bermaksiat
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Al-Imam Ibrahim bin Adham. Ia ingin mengadu akan keluhannya – yaitu terlalu mudahnya ia tergelincir ke dalam jurang kemaksiatan, serta ingin bertanya cara untuk menangani itu semua.

Al-Imam Ibrahim bin Adham pun menjawab, "Jika kau mau memegang teguh lima nasehat ku ini, serta mampu untuk menjalankannya, maka tidaklah mudah tuk dirimu akan terjerumus dalam jurang kecelakaan serta maksiat."

1. Jika kau berkeinginan untuk bermaksiat kepada Allah SWT, maka janganlah kau makan dari rizki dan pemberianNya!

"Akankah mungkin? sedang seluruh kenikmatan di alam semesta ini adalah karunia dan rizkiNya?" heran seorang lelaki.

"Jika kau telah mengetahui (hal tersebut), apakah tidak malu kau telah makan dari rizkiNya, sedang kau bermaksiat kepadaNya?" jawab Ibrahim.

2. Jika kau berkeinginan untuk bermaksiat kepadaNya, janganlah kau menempati tempat yang telah diciptakanNya.

"Sungguhlah tidak mungkin. sedang seluruh tempat di muka bumi ini, mulai dari arah selatan hingga utara serta timur hingga barat ialah ciptaanNya" sahut lelaki.

"(Jika kau tahu akan hal tersebut), akankah layak kau tinggal ditempat yang Allah SWT ciptakan, sedang kau bermaksiat dan membangkang kepada Dzat pemilik tempat tersebut?" jawabnya.

3. Jika terbersit dalam hatimu keinginan tuk bermaksiat, carilah tempat yang sekiranya Allah SWT tak mengawasi perbuatan tersebut.

"Bagaimana mungkin? sedang Allah SWT Maha Tahu akan perbuatan hambaNya, serta apapun yang terlintas dalam hati hambaNya" heran seorang lelaki.

"Jika kau sudah tahu akan hal itu, lantas masih layakkah untukmu terang-terangan bermaksiat kepadaNya, dan meremehkan pandangan Allah SWT kepadamu?" jawabnya.

4. Jika kau mampu untuk mengatakan kepada malaikat pencabut nyawa, “Akhirkan umurku sejenak! Beri aku kesempatan untuk bertaubat akan dosaku dan beramal salih!” maka lakukanlah!

"Tidaklah mungkin ia (malaikat maut) menerima permintaanku. Dan jika ajal telah menjemput tidaklah mungkin dipercepat atau diakhirkan walau sejenak" sahut seorang lelaki.

"Jika kau mengetahui itu, bagaimana mungkin kau masih berpikir untuk bermaksiat kepada Allah SWT tidakkah kau takut bilamana ajal menjemputmu sedang kau dalam kemaksiatan?" tuturnya.

5. Jika semisal nanti malaikat Zabaniyah dan Penjaga Neraka menyeretmu ke Neraka, janganlah kau pasrahkan dirimu, tolaklah ajakan mereka.

"Mana mungkin hal itu terjadi, sedang mereka pastilah akan patuh akan titah Allah SWT (untuk menyeret orang-orang yang bermaksiat kepadaNya)." jawab seorang lelaki.

"Bila kau tahu akan hal itu, bagaimana mungkin kau masih berangan akan keselamatan serta bersikeras tuk bermaksiat kepada Allah swt?" ucapnya.

"Cukup wahai Ibrahim bin Adham!! Sungguh aku bersimpuh kepada Allah SWT mengharap ampunanNya, serta bertaubat kepadaNya akan dosa-dosa." sesal seorang lelaki.

Kesimpulan: Jika di dalam hati seorang hamba tertanam rasa takwa kepada Allah SWT serta sadar akan pengawasanNya, maka hamba tersebut akan mempertimbangkan segala keinginannya tuk bermaksiat.

Allah SWT berfirman,

وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيبًا

"Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu."  (QS. Al-Ahzaab: 52)

Diriwayatkan dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman,

إن كنتم تعتقدون أني لا أراكم، فالخلل في إيمانكم، وإن كنتم تعتقدون أني أراكم فلم جعلتموني أهون الناظرين إليكم؟

"Jika kau berkeyakinan bahwa: Aku tak melihatmu (ketika kau bermaksiat), maka ada permasalahan dalam Imanmu. Namun jika kau berkeyakinan Aku Dzat yang maha mengawasi segala perbuatan hamba, mengapa kau hinakan pandanganKu (dengan kemaksiatanmu)?" (ditukil dari kitab Al-Bahr Al-Madid, 3/31)

اللهم وفقنا لطاعتك وجنبنا معاصيك

Semoga Allah swt. limpahkan pertolonganNya kepada kita tuk melakukan ketaatan, serta menghindarkan kita dari kemaksiatan, Amiin.

Wallahu A'lam bis Showab.

Referensi:

1. Qishos As-Sholihin, karya: Syekh Hani Al-Hajj, cet: At-Tawfiqiyah.

2. Al-Bahr Al-Madiid, karya: Al-Imam Ibn A'jiybah.

Oleh: Sibt Umar


Editor: Daniel Simatupang