Gus Nadir: Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita

 
Gus Nadir: Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta - Allah itu sangat dekat. Allah mengetahui semua yang terbersit dalam hati kita. Dan lebih dekat daripada urat leher kita. Dalam Al-Quran, disebutkan:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16)

Ibn Katsir dalam tafsirnya menceritakan seorang Badui bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita dekat, maka kita akan bermunajat (berbisik) kepada-Nya; ataukah Dia jauh, maka kita akan menyeru-Nya?” tanya seorang Badui.

Rasul diam, tidak menjawab. Maka Allah menurunkan firman-Nya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Aku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Hanya saja kita sebagai hambaNya sering menafikan kehadiranNya, seolah Allah jauh. Sementara Allah tidak pernah meninggalkan kita. Maha Tahu atas segala apa yang kita alami.

Musibah Pandemi yang melanda dunia, dan Indonesia saat ini atas pengetahuanNya. Kita bisa menghadapinya dengan keresahan, Allah pasti tahu. Kita menjalaninya dengan kepedihan dan penolakan, Allah pasti tahu.

Kita menghabiskan waktu berbantah-bantahan dalam menghadapinya juga Allah tahu. Dan dengan kebencian dan dendam juga Allah tahu. Dengan menyebar hoax pun Allah tahu.

Segalau dan semarah apapun cara kita menghadapinya tidak akan tidak tercatat oleh malaikat yang diketahui Allah. Hanya saja, cara kita menghadapinya itu jika dengan kebencian, kemarahan, permusuhan, menang-menangan, melawan dengan hoax, itu hanya menghancurkan kita sendiri. Tidak akan menentramkan hati.

Allah menginginkan kita menghadapinya dengan mengingatNya. Hanya dengan satu-satunya jalan itu (mengingatNya) hati kita menjadi tentram. Jika mau mengoreksi, koreksilah dengan tetap mengingat Allah, sehingga hati kita tentram dan tidak terjebak dengan kemarahan, kebencian, kegalauan dan kebodohan yang tidak jelas. 

الا بذكر الله تطمئن القلوب

Oleh: Gus Nadirsyah Hosen


Editor: Daniel Simatupang