Ulama Pendakwah Bukan Ulama Pendakwa

Namun, saat ini sudah banyak bertebaran dai-dai yang bahkan membaca ayat Al Quran pun salah. Bahkan ada sebagian dari mereka yang menafsirkan ayat Al Quran jauh dari referensi yang pernah disampaikan oleh ulama dan mujtahid, tidak jarang ada yang menafsirkannya dengan semaunya sendiri.

Gus Nadir: Kita Terpesona Pada Hal-Hal yang Tidak Hakiki

Boleh jadi di ujung perjalanan nanti, kita akan terkejut melihat keindahan-Nya yang hakiki nan abadi. Pada mulanya adalah kekaguman; dan pada akhirnya adalah: Subhanallah! Maha Suci Allah.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 1)

Ingat film Kungfu Panda? PO (pemeran utama dalam film tersebut) tidak disangka-sangka ditahbiskan sebagai the Dragon Warrior oleh Grand Master Oogway. Po tidak punya background kungfu sama sekali. Bagi yang lain penunjukkan ini sebuah kesalahan. Bagi sang Grand Master, penunjukkan ini kehendak langit dan akan ada rahasia tersendiri di kemudian hari.

Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 1)

Kurban merupakan tradisi dari Nabi Ibrahim yang kemudian kita (umat Islam) ikuti. Sebenarnya tradisi berkurban ini bisa dilacak sampai ke belakang jauh sebelum Nabi Ibrahim, yaitu tepatnya pada kisah Habil-Qabil, putra Nabi Adam.

Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 2)

Postingan yang baru terdahulu, kami sampaikan contoh (tentang kurban) bagaimana Islam menganjurkan kita untuk melanjutkan tradisi baik yang dilakukan orang-orang saleh sebelum kita.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 2)

Po ditahbiskan sebagai The Dragon Warrior. Tugasnya melindungi orang-orang kampung agar kehidupan berjalan dengan damai. Tapi bagaimana dia bisa menjaga perdamaian kalau dia belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Inilah episode kedua mencari jati diri yang disajikan dalam Kung Fu Panda.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 3)

Dalam Hikmah Kung Fu Panda (1), kami ceritakan bagaimana Po tanpa terduga terpilih menjadi Dragon Warrior. Po menjelma dari zero menjadi hero namun kembali menjadi zero. Po belajar bahwa rahasia tertinggi kehidupan adalah kertas putih yang kosong. Kembali kepada fitrah kemanusiaan kita.

Bolehkah Mengganti Qurban dengan Sedekah?

Ada yang bertanya, “bagaimana seandainya tahun ini gak Qurban dulu, tapi dananya kami alihkan membantu mereka yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi?”

Gus Nadir: Problem Kita Saat ini Bukanlah Soal Teks Keagamaan, tapi Soal Kemanusiaan

Habib Ali al-Jufri menulis buku berjudul "al-Insaniyyah qabla at-tadayyun" atau "Kemanusiaan mendahului sikap religius". Perlu digarisbawahi bahwa beliau menyebut al-insaniyyah qobla at-tadayyun, bukan qobla ad-din. Jadi yang dimaksud adalah bukan kemanusiaan mendahului agama, tetapi sikap religius. Sebab bagi beliau agama itu nomor satu.

Gus Nadir: Kita Belajar Memaknai Iman Sebagai Sebuah Tantangan

Kita adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan. Dalam kelemahan itulah kita masih beriman kepada Allah. Dalam ketidakhebatan kita itulah kita selalu berusaha mendekati Allah.

Gus Nadir: Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Musibah Pandemi yang melanda dunia, dan Indonesia saat ini atas pengetahuanNya. Kita bisa menghadapinya dengan keresahan, Allah pasti tahu. Kita menjalaninya dengan kepedihan dan penolakan, Allah pasti tahu.

Gus Nadir: Jadikanlah Sabar Sebagai Penolongmu

Orang tua itu dikejar-kejar pasukan Romawi. Dengan pengikutnya yang tidak seberapa, mereka berhasil lolos dari kepungan. Mereka berhasil keluar dari kota, dan malam itu mereka beristirahat melepas lelah. Peter, nama orang tua itu, bersiap untuk beristirahat. Tiba-tiba dia ‘melihat’ Yesus berjalan melintasinya.

Gus Nadir: Tak Lagikah Kita Mengingat bahwa Kita Adalah Indonesia

Dimana Bhineka Tunggal Ika? Dimana Rambate Rata Hayo? Di mana hilangnya pribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Sudah bergeser jauhkah sistem budaya kerja sama dan saling menolong, dan sekarang saling melolong.

Gus Nadir: Konsep Ukhuwah itu Menuju kepada Rahmatan Lil’alamin

Pentingnya persaudaraan itu, dalam hadits Nabi disebutkan, "Belum disebut beriman salah seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari Muslim)

Gus Nadir: Jangan Mudah Melaknat

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling melaknat dengan mengucapkan, ‘Allah melaknat kamu atau Kamu mendapatkan murka Allah atau semoga Allah memasukkanmu ke dalam neraka.’" (Sunan at-Tirmidzi, HN 1899)

Gus Nadir: Tidak Ada Ciri Warna dalam Islam

“Islam itu hitam,” begitu kata pengamat asing. Tapi bukankah lelaki bergamis putih? Bersurban putih-merah ala raja Salman atau putih-hitam ala Yaser Arafat. Jadi mana yang benar?

Gus Nadir: Kiai Hasyim Muzadi Membawa Jokes yang Menggambarkan Fenomena

Pak Kiai Hasyim Muzadi (Allah yarham) kalau bicara sangat pintar. Bicaranya kalem, tidak berapi-api, tapi khas ulama NU yang menyelipkan jokes tanpa diduga dan membuat pendengarnya tertawa

Gus Nadir: Tiga Kata Ini Menihilkan Ketegangan Relasi dengan Orang Lain

Dalam pergaulan, ada beberapa kata kunci yang bisa mencairkan ketegangan relasi antar kawan. Dan kata-kata ini merupakan warisan pendidikan orang-orang tua kita dulu untuk mengedepankan sikap respek dalam pergaulan

Gus Nadir: Agama Bukan Hanya Soal Aqidah dan Ibadah

Kalau berpolitik bukan soal beragama, berbisnis atau berdagang bukan soal beragama, bergaul bukan soal beragama, lalu yang disebut beragama itu yang mana? Shalat, puasa, zakat, haji saja?

Gus Nadir: Cara-Cara Dialog yang Mengundang Permusuhan Harus Dihindari

Ketika mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk bertemu Fir’aun, Allah menitipkan pesan yang luar biasa kepada keduanya

Gus Nadir: Pahami Teks Suci dengan Sumber Sekunder, yaitu Ulama

Memahami teks ayat al-Qur'an dan hadis itu harus hati-hati. Jangan seperti makan kacang goreng langsung kunyah dan telan. Penting memahami teks kitab suci dan hadis itu dengan membaca syarh (penjelasan) ulama

Gus Nadir: Perpindahan Itu adalah Upaya Mencari dan Menjelajahi Hikmah

Manusia itu tidak selalu berjalan lurus, baik langkah fisiknya, pikirannya maupun kalbunya. Ada yang mempengaruhinya untuk pindah atau bergeser dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pikiran ke pikiran lain, dari satu hati ke hati lain, dari satu keyakinan ke keyakinan lain

Gus Nadir: Muktamar NU Bukan Pilpres

Keputusan Munas NU untuk melaksanakan Muktamar pada bulan Desember 2021 membuat suasana menjadi hangat. Muncul nama-nama kandidat yang bertebaran di publik. Bagaimana kita sebaiknya menyikapinya?

Gus Nadir: Menjaga Marwah Kiai Sepuh

Santri sowan kepada Kiai Sepuh itu hal biasa dan wajar saja. Memandang wajah para Masyayikh memang melegakan hati, persis seperti sabda Nabi

Gus Nadir: AHWA dan Paket Dukungan Muktamar

Salah satu alasan kenapa pemilihan Rais Am Syuriah PBNU ditetapkan melalui mekanisme AHWA (Ahlul Halli wal Aqdi) adalah demi menjaga marwah Kiai Sepuh

Gus Nadir: Imam Muzani Tidak Meninggalkan Puji-Pujian kepada Allah Sama Sekali

Imam al-Muzani (175-264 H) merupakan santri langsung dari Imam Al-Syafi’i. Imam Syafi’i menyebutnya sebagai “pembela mazhabku”.

Gus Nadir: Ketua Umum PBNU Bukan Menjalankan Gagasannya Sendiri Melainkan Melaksanakan GBHNU

KH Achmad Siddiq, Rais Am PBNU 1984-1991, pernah menjelaskan bahwa NU itu bukan seperti koper yang bisa seenaknya ditarik sendiri-sendiri kesana-kemari oleh individu pengurusnya.

Gus Nadir: Mengubah Diri dari Air Menjadi Emas

Apa jadinya hidup kita tanpa air? Tidak mungkin kita bisa bertahan hidup, bukan? Maka air menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.

Gus Nadir: Kiai yang Manajer Bagai Konduktor

100 tahun NU harus diwarnai gabungan dua keahlian dalam tubuh PBNU, kemampuan ilmu agama dan juga kemampuan menata organisasi secara profesional

Gus Nadir: Sangat Penting Menghindari Silang Pendapat dan Perpecahan

Kurang dari lima tahun lagi, dalam hitungan masehi, NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini (bahkan di dunia) akan memasuki usia 100 tahun dan memasuki abad keduanya

Gus Nadir: Menanti Munculnya Mujaddid Hasil Muktamar NU ke-34

Dalam hitungan Hijriyah, Nahdlatul Ulama (NU) resmi berdiri pada 16 Rajab 1344 H (atau bertepatan dengan 31 Januari 1926).

Gus Nadir: Setelah Sandal dan Ketum Tertukar, NU Memasuki Abad Kedua

Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung baru saja berakhir. Persiapan panitia yang serba ringkas di masa darurat pandemi, konflik dan polarisasi kontestasi, serta isu dan fitnah berhamburan.

Gus Nadir: Kita Cenderung Memilih Sesuatu yang Memang Kita Ingin Percayai

Dalam bahasa ayat ilahi, kita diingatkan untuk bersikap adil meski terhadap kelompok atau orang yang tidak kita sukai

Gus Nadir: Menjadi Teladan di Tengah Gejolak Emosi Umat

Sekarang ini masih banyak yang mengeluarkan pendapat yang justru memicu emosi umat. Dan juga bertindak yang justru menimbulkan reaksi emosional umat

Menampilkan 1 - 10 dari 34