Asy'ariyah di Balik Politik Damai Nusantara (bagian 1)

 
Asy'ariyah di Balik Politik Damai Nusantara (bagian 1)
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Menjadi oposisi terhadap pemerintahan Jokowi periode kedua dianggap sebagai jalan yang elegan dan bermartabat pasca kekalahan memalukan dan memilukan bagi pendukung capres 02. Sedangkan kelompok radikal (HTI, ISIS, JI) menawarkan oposisi ideologis yakni oposisi terhadap NKRI bukan hanya kepada Jokowi.

Bagi HTI, ISIS dan JI sikap oposisi terhadap Jokowi masih nanggung, belum kaffah. Namun teologi Asy'ariyah yang dianut oleh mayoritas umat Islam di Nusantara tidak mendukung hal tersebut.

Dari sekian banyak sebaran umat Islam, muslim di Nusantara termasuk daerah pinggir sebelah timur jika di lihat dari Arab sebagai pusat agama Islam. Melingkupi tiga negara muslim yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain itu ada komunitas umat Islam di negara Filipina, Singapura dan Thailand. Jika muslim Arab disatukan dengan kearabannya (agama, suku, bahasa dan sejarah).

Faktor kearaban ternyata belum bisa mengatasi sifat ashabiyah (fanatik) kesukuan mereka. Kawasan Arab sudah dikenal sebagai daerah konflik dan medan perang sejak zaman dahulu sampai sekarang.

Lain halnya dengan muslim di Nusantara. Secara kesukuan umat Islam yang mendiami bagian tenggara Asia ini lebih banyak suku bangsanya. Yang terbesar adalah suku Jawa dan Melayu. Di samping itu ada juga suku Aceh, Batak, Banjar, Bugis, Maluku, Rohingya, Sulu, Madura, dll.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN