Kisah Hikmah di Balik Nabi Ibrahim dan Seekor Katak

 
Kisah Hikmah di Balik Nabi Ibrahim dan Seekor Katak
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Sering sekali kita mendengar kiasan “usaha tidak akan menghianati hasil”. Kiasan itu mendefiniskan jika seseorang mau berusaha keras dan berjuang secara maksimal maka ia dapat memetik hasil yang baik, begitupula bagi mereka yang hanya berusaha setengah-setengah.

Namun ternyata Allah hanya ingin kita berusaha tanpa memikirkan hasil apa yang akan kita terima, sebagaimana sebuah cerita seekor katak yang dikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi.

Dalam tafsir tersebut disampaikan, ketika Nabi Ibrahim hendak dibakar oleh Raja Namrud (sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari) katak itu merasa tak tahan melihat Nabi diperlakukan demikian.

Katak itu sadar ia tak bisa berbuat apa-apa, tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan Nabi, yang bisa ia lakukan hanyalah pergi ke tepi sungai dan menaruh air dalam mulutnya. Dipikir dengan bagaimanapun, katak tersebut tidak akan dapat memadamkan api dan menyelamatkan Nabi Ibrahim, walau Allah akan tetap melindungi kekasih-Nya itu.

Katak itu melompat-lompat dari tepi sungai ke tempat Nabi hendak dibakar, lalu disemburkan air itu dan seperti itu dilakukan berkali-kali.

Namun di sisi lain, Allah melihat usaha tersebut. Allah melihat usaha dari hamba-Nya yang kecil itu, Allah melihat besarnya cinta katak itu kepada Nabi Ibrahim dan niatnya untuk menyelamatkan Nabi.

Maka, tak heran jika kita mendapati beberapa hadis yang mengharamkan untuk membunuh katak sampai akhir zaman. Dari Abdurrazaaq rahimahullah dalam kitab Al-Mushannaf, Rasulullah SAW bersabda:

“Berilah keamanan bagi katak (jangan dibunuh) karena sesungguhnya suaranya yang kalian dengar adalah tasbih, taqdis, dan takbir. Sesungguhnya hewan-hewan meminta izin kepada Rabb-nya untuk memadamkan api dari Nabi Ibrahim, maka diizinkanlah bagi katak. Kemudian api menimpanya maka Allah menggantikan untuknya panas api dengan air.” (HR. Anas bin Malik, shahih, Abu Sa’id Asy-Syaamiy Ibrahim bin Abi ‘Ablah dan Abaan bin Shaalih, keduanya tsiqah).

Dari Al-Baihaqiy dalam kitab As-SunanAl-Kubraa, Abdullah bin Amr berkata:

“Janganlah kalian membunuh katak karena sesungguhnya suaranya adalah tasbih, dan janganlah kalian membunh kelelawar karena sesungguhnya ketika Baitul Maqdis hancur, ia berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, berilah aku kekuasaan terhadap lautan agar aku bisa menenggelamkan mereka.’” (HR. Baihaqiy)

Satu perbuatan kecil yang dilakukan oleh seekor katak ternyata mendapatkan balasan yang amat luar biasa besar. Sebagaimana Allah berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ

Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,” (QS. Az-Zalzalah: 7)

Allah sangat menghargai usaha hamba-Nya, mungkin bagi kita itu adalah sebuah perbuatan kecil yang tak akan membuahkan hasil. Namun Allah sangat menghargai hal tersebut, dan tentu Allah akan memberi balasan terhadap suatu perbuatan yang dikerjakan.

Wallahu’alam


Editor: Daniel Simatupang