Khutbah Jumat: Nikmatnya Duduk Bersama Orang-orang Sholeh

 
Khutbah Jumat: Nikmatnya Duduk Bersama Orang-orang Sholeh
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Sering kali manusia terasa suntuk ketika berada di rumah. Kondisi tersebut disebabkan kurangnya bertemu dengan orang-orang solihin. Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad mengidentikan orang-orang solihin yaitu orang-orang ahli khair. Beliau berkata, “Jika kamu mendengar perkataan-perkataan orang-orang ahli khair maka kamu akan betah dengan bersamanya di tempat yang baik tersebut dan tidak akan mau pergi darinya.”

Rasulullah bersabda, “Duduk bersama orang solih lebih baik dari sendirian, sendirian lebih baik dari pada duduk dengan orang-orang yang jelek perangainya". Hadis Rasulullah tersebut menganjurkan umat muslim untuk dekat orang-orang yang selalu dekat dengan Allah. Sebagaimana Imam Abdullah al-Haddad di dalam maqolahnya, “Seyogyanya kamu wahai Saudaraku untuk tidak cinta dan bersahabat dengan seseorang kecuali ia ahli takwa, ahli ilmu, dan ahli zuhud dunia seperti hamba-hamba Allah yang solihin dan para wali-walinya yang mukminin.” (Habib Ahmad bin Hasan al-Haddad:1999:260)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Orang-orang solihin dan orang-orang bertakwa ditugaskan oleh Allah sebagai penasihat orang-orang yang salah arah. Sehingga keberadaan mereka sebagai tempat bertanya, tempat mencari solusi, dan tempat memberi ketenangan bathin. Maka Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad menuturkan bahwa bersahabat dengan orang-orang bertakwa dan orang-orang solihin itu dalam rangka dekat dengan Allah Swt. Persahabatan itu merupakan persahabatan yang terpuji dan wajib disyukuri. (Imam Haddad:2013:280)

Paling tidak seseorang yang dekat orang-orang shalihin akan berdampak perubahan diri yang lebih dekat dengan agama, menjalin hubungan yang baik dengan Allah, manusia lainnya, dan Alam. Namun, kedekatan tersebut juga dimanfaatkan untuk belajar dengan mereka, meminta doa mereka, meminta ijazah darinya, meminta disuapi  makan sampai ia menuntun hidupmu. (Habib Zein bin Sumaith:2007:308)

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

((مَثَلُ الجليس الصالح وجليس السوء؛ كحامل المسك ونافخ الكِير، فحامل المسك: إما أن يُحْذِيَك، وإما أن تبتاع منه، وإما أن تجد منه ريحاً طيبة، ونافح الكِير: إما أن يحرق ثيابك، وإما أن تجد منه ريحاً خبيثة))؛ متفقٌ عليه.

Rasulullah bersabda, “Perumpamaan duduk dengan orang shalih seperti duduk dengan orang yang berbau minyak wangi misik, adakalanya wanginya mengikutimu, adakalanya engkau yang mengikuti wanginya. Jika demikian engkau mendapati darinya sebuah bau yang wangi.” (HR. Abu Musa al-A’syari)

Hadis di atas menunjukkan bahwa seseorang yang bersahabat dan berteman dengan orang-orang shalih tidak pernah merugi. Sebab orang-orang tersebut hidup mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-nya. Tiada ada yang berlebih darinya kecuali hidupnya, perkataannya, perbuatannya, kasih sayangnya, dan tindakannya mengikuti Rasulullah, semuanya didedikasikan untuk Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Termaktub dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Sebagian Ulama berkata, “Janganlah engkau berteman kecuali dengan salah satu orang dari dua orang ini, seseorang yang engkau belajar sesuatu darinya tentang urusan agamamu lalu ia memberi manfaat kepadamu, atau seseorang yang yang engkau ajarinya sesuatu tentang urusan agamamu kemudian ia berkhidmat padamu, dan selain dari keduanya maka kaburlah engkau darinya. (Imam Ghazali:1998 jilid 2:149)

Melalui pernyataan Imam Ghazali di atas, maka bisa dipastikan bahwa seorang sholih itu seorang yang ahli ilmu dan mendatangkan manfaat bagi orang banyak. Sebagaimana anjuran Rasulullah untuk dekat dengan ulama-ulama, “Duduklah kalian bersama ulama dan berkumpulah kalian bersamanya melalui rombongan-rombongan kalian! Maka sesungguhnya Allah menghidupi hati-hati manusia yang telah mati dengan cahaya hikmah (ilmu) sebagaimana hidupnya tanah dengan rintikan air dari langit.”

Rabia’ah bin Ka’ab al-Aslami berkata, “Aku pernah bermalam bersama Nabi Muhammad SAW lalu aku mendapatinya sedang berwudhu dan menunaikan hajatnya (shalat malam). Lalu Rasulullah berkata: mintalah sesuatu dariku? Kemudian aku menjawab Aku meminta agar bisa menemanimu di syurga.” Rasulullah bertanya kembali, “Atau ada permintaan selain dari itu?” Aku menjawab: ya itu tadi permintaan saya tadi, maka Rasulullah berkata, Aku hendak memberitahukan kepada dirimu untuk memperbanyak sujud!”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Melalui kisah di atas, bisa diambil satu ibrah bahwa dalam dekat dengan seorang sholih jangan hanya sekedar dekat. Akan tetapi ikuti suluknya (tingkah laku) kesehariaannya. Sehingga ia timbul kecintaan terhadap orang solih tersebut. Sebagaimana Imam Sya’roni berkata, “Luruskan niatmu Wahai Saudaraku di dalam cinta kepada gurumu sehingga engkau mendapatkan setiap kebaikan dan Allah akan memberikan hidayah kepadamu.”

Maka menjaga adab kepada seorang guru atau sholihin merupakan bagian dari cinta kepada-Nya. Sebab nazrah (penglihatan) mereka berbeda dengan orang awam. Bahkan perintah mereka bagian daripada obat bagi diri yang penuh dosa. Sampai-sampai firasat terhadap apa yang akan terjadi, bagian dari kemuliaannya yang diberikan Allah melalui ketaatan yang hakiki. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

عن ابن عمر رضي الله عنه قال :قال صلى الله عليه و سلم : اتقوا فراسة المؤمن فاءنه ينظر بنور الله .

Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:

“Takutlah kalian terhadap firasat seorang mukmin, sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si
Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ