Kisah Cinta Abu Hurairah dengan Asma binti Umamah

 
Kisah Cinta Abu Hurairah dengan Asma binti Umamah
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pexels

Laduni.ID, Jakarta – Suatu masa hiduplah seorang perempuan cantik dan shaleha bernama Asma binti Umamah, ia merupakan perempuan terpelajar yang keluasan ilmunya tak pernah diragukan oleh siapapun. Tanpa ia sadari, dirinya menjadi idaman para lelaki di kotanya, bahkan anak seorang khalifah di kota tersebut juga sangat mengidam-idamkan Asma binti Umamah.

Khalifah Adillah bin Marwan lalu mengutus seseorang untuk meminang Asma lewat kedua orang tuanya. Khalifah tersebut hendak menikahkan anak semata wayangnya yang sudah lama menginginkan Asma untuk dijadikan seorang istri.

Mendengar pinangan dari seorang khalifah tidak membuat Asma bahagia, ia justru menolak pinangan tersebut karena khawatir tidak mendapatkan jodoh yang terbaik bagi dirinya. Bahkan khalifah tersebut berulang kali meminangnya, namun Asma binti Umamah tetap menolaknya dengan lembut.

Orangtuanya pun bingung dengan keinginan anaknya tersebut, akhirnya Asma mengatakan kepada orangtuanya, “Allah akan memberikan jodoh yang baik dan terbaik untukku.” Asma selalu menghabiskan waktunya hanya untuk berdoa dan bertahajud kepada Allah SWT, meminta kepada Allah agar diberikan jodoh yang baik dan terbaik bagi dirinya.

Pada suatu hari, Asma kehadiran seorang sahabat lamanya, yaitu Abu Hurairah. Abu Hurairah merupakan sahabat kecil Asma binti Umamah, Asma sangat tahu betul bagaimana sahabat kecilnya itu. Bahkan orangtua Asma pun mengetahui bahwa Abu Hurairah merupakan seorang yang shaleh dan berbudi luhur.

Saat itu, Abu Hurairah sedang mencari dagangan untuk dijual kembali di kotanya. Abu Hurairah secara tidak sengaja menghampiri sebuah rumah untuk bertanya perihal lokasi toko yang menjual barang dagangan. Ternyata, rumah yang dikunjunginya merupakan rumah sahabat kecilnya dahulu. Niat hati ingin bertanya lokasi toko, Abu Hurairah malah menceritakan kondisi terkini dirinya.

“Istriku meninggal karena sakit dan aku memiliki seorang anak perempuan yang shalihah berusia 3 tahun,” ujar Abu Hurairah.

Mendengar cerita itu, Asma berkata, “Jika kau menginzinkan, aku akan membantumu mengasuh putrimu. Mendengar perkataan Asma, Abu Hurairah merasa kaget. Ia tidak mengerti dengan maksud Asma.

Lalu Asma kembali berkata, “Sudah lama aku berdoa kepada Allah untuk dipertemukan dengan jodohku yang terbaik, entah mengapa ketika aku bertemu denganmu dan mendengar ceritamu, aku jadi yakin ini jawaban atas doaku.”

Abu Hurairah yang mengenal baik Asma, tentu saja menerima tawaran itu dengan bahagia. Begitu juga orangtua Asma yang ikut bahagia anaknya dipinang oleh orang yang sangat dikenalnya.

Setelah menikah, Asma menjadi bahan pergunjingan orang-orang di kotanya. Banyak yang mencibirnya karena lebih memilih duda anak satu ketimbang anak dari seorang khalifah. Orang-orang menyebutnya sebagai perempuan yang ceroboh dan gegabah dalam menentukan jodoh.

Namun, Asma sangat tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh orang-orang di kotanya, begitupu kedua orangtuanya yang lebih memilih tidak mendengarkan cibiran orang-orang. Asma beranggapan bahwa dirinya berhak menentukan siapa yang akan jadi jodohnya. Abu Hurairah dinilai orang yang tepat untuk menjadi jodohnya, sedangkan anak khalifah belum tentu mampu memimpin keluarga yang diridhai Allah SWT.

Disadur dari Gus Dewa


Editor: Daniel Simatupang