Kisah Legenda, Fabel Aesop: Singa dan Tikus

 
Kisah Legenda, Fabel Aesop: Singa dan Tikus
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pexels

Laduni.ID, Jakarta – Setelah sebelumnya membahas kisah Rubah dan Anggur Masam, dan kisah Belalang dan Semut, Fabel Aesop kali ini akan membahas kisah persahabatan antara Singa dan Tikus. Kisah yang menggambarkan tentang betapa pentingnya manusia dalam berhubungan sosial dengan sesamanya atau dengan makhluk hidup lainnya.

Suatu ketika, di sebuah hutan yang rimbun hiduplah seekor singa yang gagah perkasa, tak heran jika ia ditakuti oleh penghuni hutan lainnya. Hewan lain menjulukinya sebagai sang Raja Hutan. Selain perkasa, singa juga hewan yang berani dan gila hormat. Ia paling tidak suka ada hewan lain yang memasuki wilayahnya, apalagi hingga mengganggu waktu tidurnya. Jika ada yang berani mengganggunya sewaktu tidur, ia akan sangat marah bahkan memakan hewan yang mengganggunya.

Suatu hari seekor tikus kecil sedang bermain-main, ia berlari ke sana ke mari tak tentu arah, hingga tanpa sengaja ia memasuki wilayah sang singa. Melihat singa yang sedang tertidur tikus merasa ketakutan, ia memutuskan untuk segera pergi agar tak membangunkan singa.

Tiba-tiba suara langkah kaki tikus terdengar oleh singa dan membangunkannya. Singa sangat marah melihat tikus memasuki wilayahnya, bahkan sampai membangunkannya. Singa yang marah pun langsung menangkap hewan mungil itu, tikus pun tak dapat berbuat apa-apa.

“Beraninya kau memasuki wilayahku dan membangunkanku!” teriak singa.

“Ma… ma… maafkan aku singa, aku tak bermaksud membangunkanmu, aku hendak pergi meninggalkan tempat ini,” kata tikus yang ketakutan.

“Maaf katamu? Aku adalah singa, sang raja hutan, hewan perkasa. Tak ada satupun hewan yang boleh memasuki wilayahku, apalagi membangunkanku. Tidak hewan besar atau hewan kecil sepertimu!” teriak singa dengan lantang.

Tikus yang ketakutan pun mencoba untuk meyakinkan sang singa, agar ia bisa dimaafkan dan dilepaskan.

“Ya raja, tolong maafkan aku. Aku tak bermaksud membangunkanmu, aku berjanji tidak akan memasuki wilayahmu dan mengganggumu,” mohon tikus.

“Diam! Sudah kubilang aku tak akan memaafkanku. Malahan aku berniat menjadikanmu sebagai makan malamku! Hahaha,” ucap singa dengan begitu jahatnya.

“Aku mohon, raja! Jika engkau melepaskanku aku berjanji akan membantumu suatu saat nanti, aku akan berguna untukmu jika kau membutuhkan pertolongan. Lagipula tubuh kecilku ini tidak akan membuatmu kenyang,” ujar tikus yang mencoba meyakinkan singa.

“Hahahaha, apa, menolongku? Dengan tubuh kecilmu ini? Bagaimana bisa kau menyelamatkan aku, singa yang perkasa ini. Tapi baiklah, mungkin kau benar, aku tidak akan kenyang dengan menyantapmu. Sekarang kau pergi dan jangan pernah kembali ke wilayhku lagi. Jika ku lihat kau ada di wilayahku, aku tak akan segan memangsamu walaupun tidak dapat membuatku kenyang,” kata singa dengan nada mengancam.

“Baiklah, terima kasih banyak singa. Aku berjanji akan berguna untukmu suatu hari nanti,” kata tikus yang langsung berlari meninggalkan singa.

Beberapa hari setelah kejadian itu, singa berniat pergi untuk mancari mangsa. Sudah berhari-hari ia menghabiskan waktunya untuk tidur dan bermalas-malasan. Sudah waktunya ia untuk makan. Ketika sedang menyusuri hutan, tiba-tiba kakinya menyandung tali perangkap yang membuatnya terjebak.

Singa berusaha keluar dari perangkap itu dengan mencakar-cakar dan menendang tali tersebut, namun usahanya selalu gagal. Singa, sang raja hutan terperangkap dalam jeratan pemburu. Merasa tak berdaya singa pun mulai meraung marah. Ia berteriak meminta tolong hingga suaranya terdengar oleh seluruh penghuni hutan.  

“Siapapun tolong lepaskan aku! Lepaskan aku dari jerat tali ini! Tolong,” teriak singa.

Sayangnya taka da satupun penghuni hutan yang berani menolongnya, mereka tak mau melepaskan singa karena mereka tahu singa sering berburu hewan lain untuk santapan. Singa terus meraung meminta tolong, hingga raungannya terdengar oleh tikus.

Tikus segera berlari menuju sumber suara singa. Sesampainya di lokasi, tikus melihat singa yang tak berdaya karena jebakan pemburu.

“Tuan, apa kau baik-baik saja? Tenanglah, aku akan menolongmu,” kata tikus.

“Tikus, syukurlah kau datang. Tolong bantu aku lepas dari jeratan ini,” ucap singa.

Tikus langsung menggigit tali jerat itu satu persatu, perlahan singa mulai bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Akhirnya tikus berhasil memutuskan semua tali yang menjerat singa, dan singa pun dapat bebas kembali. Ia merasa senang dan bahagia, lalu ia menghampiri tikus dan berterima kasih padanya.

“Terima kasih tikus, kau telah membantuku bebas dari jeratan pemburu ini. Aku kagum dengan kebaikan hatimu, padahal dulu aku pernah meremehkanmu dan bahkan berniat memakanmu. Tapi, sekarang kau malah membantuku, sekali lagi aku sangat berterima kasih padamu,” ucap singa.

“Tidak apa-apa tuan, sudah menjadi kewajiban kita saling tolong-menolong sesame makhluk hidup,” kata tikus.

Semenjak kejadian tersebut, tikus dan singa mulai menjadi sahabat, keduanya saling tolong-menolong. Bahkan singa pun berubah menjadi hewan yang ramah, tidak sombong, dan tidak gila pujian.

Sahabat, ada banyak pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah di atas. Sebagai makhluk Allah yang diberikan akal dan pikiran, kita tidak boleh sombong, tolong-menolong tanpa pamrih adalah kewajiban yang harus kita lakukan. Lihat tikus, saat singa terjebak dalam jerat pemburu, tikus dengan cepat langsung menolongnya, padahal sebelumnya singa berniat memakan tikus.

Selanjutnya, janganlah kita meremehkan orang lain. Singa dapat berubah menjadi baik karena melihat perbuatan yang tikus lakukan, padahal sebelumnya hewan kecil ini diragukan dapat menolong singa yang perkasa. Siapa sangka, orang yang kita remehkan saat ini ternyata adalah penolong kita di masa depan. Semoga kita semua dapat belajar dari kisah ini.

Sumber foto: Wikipedia, Popomama.com, Cerita Anak Nusantara
Sumber: Popmama.com


Editor: Daniel Simatupang