Kisah Legenda, Fabel Aesop: Penggembala dan Serigala

 
Kisah Legenda, Fabel Aesop: Penggembala dan Serigala
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Pada zaman dahulu, hiduplah seorang laki-laki penggembala domba yang menggembalakan domba-dombanya di tepi hutan. Setiap hari penggembala itu melakukan tugasnya dengan baik, hingga tiba suatu hari ia merasa sangat bosan.

Untuk mengusir rasa bosan, ia tak jarang bernyanyi dan bermain dengan domba peliharaannya. Namun pada suatu hari muncullah pikiran jahil dari kepala penggembala tersebut. Ia membayangkan berpura-pura melihat serigala yang memangsa domba-dombanya, kemudian memanggil para warga untuk menolongnya.

Tanpa pikir panjang, penggembala itu langsung berteriak meminta tolong.

“Tolong… Tolong… Tolong… Ada serigala memangsa domba-dombaku,” teriak penggembala itu.

Mendengar ada yang minta tolong, warga kampung langsung menuju lokasi lengkap dengan membawa senjata. Mereka rela meninggalkan pekerjaan yang dilakukan demi menolong penggembala tersebut.

Setelah tiba di lokasi yang tuju, warga kampung tidak melihat seekorpun serigala. Mereka hanya mendapati penggembala yang tertawa dan domba-domba yang sedang makan rumput. Penggembala itu tertawa karena merasa telah berhasil menipu warga kampung, ia berkata, “Aku hanya sedang mengetes, apakah kalian akan datang membantuku jika ada serigala sungguhan yang datang memangsa domba-dombaku,” katanya tanpa rasa bersalah.

Warga kampung yang merasa telah ditipu oleh penggembala tersebut, akhirnya kembali dengan perasaan kesal. Penggembala itu masih saja tertawa geli melihat ekspresi warga kampung yang kesal karena telah ditipu.

Selang beberapa hari kemudian, tanpa rasa bersalah penggembala itu berpikir untuk melancarkan aksinya kembali. Menjelang sore ia berteriak dengan sangat kencang meminta pertolongan.

“Serigala! Tolong, tolong. Ada serigala!”

Seperti sebelumnya, warga kampung menghampiri penggembala tersebut membawa berbagai macam senjata. Sama seperti sebelumnya, warga kampung tak mendapati seekor serigala, mereka hanya mendapati seorang laki-laki yang tertawa terbahak-bahak.

“Jadi kamu menipu kami lagi?” kata seorang petani geram, padahal ia langsung meninggalkan ladangnya saat mendengar teriakan minta tolong. “Janganlah kamu seperti itu,” kata seorang ibu pemilik toko perkakas. “Atau nanti kami tidak akan mempercayai kamu,” tambahnya.

Warga kampung langsung meninggalkan si penggembala dengan perasaan kesal. Penggembala masih saja tak merasa bersalah atas kelakuannya menipu warga kampung.

Pada akhirnya, di suatu sore saat penggembala tersebut bersiap-siap untuk pulang, tiba-tiba datang seekor serigala sungguhan. Serigala buas itu terlihat sangat lapar dan langsung menyambar seekor domba di dekatnya. Kejadian tersebut membuat si penggembala ketakutan, sontak ia berteriak meminta tolong kepada warga kampung.

Sayangnya, warga kampung yang mendengar teriakan penggembala tersebut taka da seorangpun yang peduli padanya. “Mungkin penggembala itu sedang mengerjai kita lagi,” kata seorang tukang kebun. “Ia mengira dapat menipu kita lagi,” kata ibu pemerah susu.

Pada akhirnya serigala tersebut berhasil memangsa semua domba miliki penggembala tersebut. Si penggembala merasa tak berdaya melihat domba-dombanya dimangsa oleh serigala, saat itu ia pun juga tersadar atas tindakannya sebelumnya yang menipu warga kampung. Sehingga tidak ada seorangpun warga kampung yang datang membantunya.

Dari kisah di atas, pesan moral yang bisa diambil adalah jangan pernah berkata bohong. Jika seseorang sering berkata dusta, dan akhirnya berkata jujur, maka tak ada seorangpun yang akan percaya. Orang lain akan melihat hal tersebut juga bagian dari dustanya, walau ia telah berkata jujur.


Editor: Daniel Simatupang