Pentingnya Berdoa dengan Baik Agar Tidak Menyesal di Kemudian Hari

 
Pentingnya Berdoa dengan Baik Agar Tidak Menyesal di Kemudian Hari
Sumber Gambar: Monstera/Pexels (ilustrasi berdoa)

Laduni.ID, Jakarta - Suatu ketika, untuk tujuan berperang fisabilillah, seorang pemuda bernama Ali bin Muhammad pergi ke satu daerah. Daerah itu bernama Mashishah. Di sana, di sebuah masjid, ia melihat ada seorang Syekh yang sedang mengisi kajian Islam.

Selepas kajian, Ali mendekati Syekh tersebut dan berkenalan. Setelah ngobrol, Syekh memberi Ali sebuah tawaran. “Sudikah kamu bergabung dalam kelompokku?”

Ali paham dengan isi dan konsekuensi dari tawaran itu. Yakni suatu saat jika kelompok Syekh akan berperang, maka Ali diharapkan untuk ikut juga. Ali menerima tawaran itu. Oleh karenanya, Ali tak jadi ikut perang bersama kelompoknya yang pertama.

Ali senang bisa tinggal serumah bersama Syekh. Hal itu membuatnya bisa melihat apa saja yang dilakukan Syekh setiap hari. Ali melihat betapa rajin Syekh mengerjakan shalat malam, puasa, dan ibadah-ibadah lainnya.

Satu hari, pemimpin daerah tersebut mengumumkan akan mengadakan peperangan. Ada seribu relawan yang siap menjadi pasukan. Syekh adalah salah satunya. Begitu juga dengan Ali dan putra dari Syekh tersebut.

Singkat cerita, Allah menakdirkan kemenangan terhadap kelompok dimana Ali berada. Namun, sayang Syekh gugur dalam peperangan. Ia menjadi satu dari sekian banyak orang yang mati syahid.

Hingga tibalah waktu pemakaman. Namun, ketika jasad Syekh dimasukkan ke liang lahad, tiba-tiba bumi bergetar dan jasad Syekh terlempar ke luar sejauh sepuluh dzira’. Hal itu tentu membuat orang-orang yang ada di sana bertanya-tanya.

Kuburan baru pun digali. Hal yang sama terjadi lagi. Ketika jasad Syekh Fulan sudah berada di liang lahad dan siap untuk ditimbun tanah, bumi pun bergemuruh. Bahkan lebih kencang dari yang pertama. Jasad Syekh pun terlempar keluar lagi, bahkan lebih jauh dari sebelumnya.

Para pelayat pun menggali kuburan baru lagi. Namun, jasad Syekh Fulan mengalami hal yang sama lagi: terlempar dan seakan tanah tak mau menerima jasadnya. Apa apa gerangan?

Dalam kegentingan itu, tiba-tiba ada suara tanpa rupa berkata, “Semasa hidup, lelaki ini selalu berdoa ingin dibangkitkan dari dalam perut binatang buas dan burung. Dan kini, Allah telah mengambulkan doanya. Oleh karenanya, tinggalkan saja jasad ulama ini!”

Para pelayat pun akhirnya membiarkan jasad Syekh Fulan dan meninggalkannya begitu saja. Wallahu a’lam.

Pentingnya berdoa dengan doa yang baik dan wajar-wajar saja. Kisah di atas menunjukkan betapa Allah mengabulkan doa-doa itu, meski berupa hal yang kurang masuk akal.


Sumber:  Al-Qasimi, Muhammad Jamaluddin. Mahasin al-Takwil. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1418.
Editor: Nasirudin Latif