Lirik Syair Al-I’tiraf Abu Nawas: Arab, Latin, dan Terjemahan

 
Lirik Syair Al-I’tiraf Abu Nawas: Arab, Latin, dan Terjemahan
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Al-I’tiraf adalah syair yang berisi doa dari salah satu penyair besar berdarah Arab-Persia yang hidup pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, Al-Hasan bin Hani Al-Hakami, atau akrab dikenal dengan Abu Nawas.

Abu Nawas dikisahkan sebagai orang yang cerdas, jenaka, dan kerap melakukan hal-hal aneh. Namun begitu, banyak karya-karya yang telah ia ciptakan, salah satunya adalah syair I’tiraf (pengakuan). Walau sebagian riwayat menyatakan bahwa syair tersebut bukanlah karya Abu Nawas, melainkan sahabat Nabi bernama Abdullah bin Rawahah.

Terlepas dari itu semua, Al-I’tiraf menjadi sangat popular karena bait-baitnya yang berisi doa permohonan ampun kepada Allah SWT. Berikut lirik dari Syair Al-I’tiraf:

اِلَهِى لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلًا # وَلَا اَقْوَى عَلَى النَّاِر الْجَحِيمِ

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi

Wahai Tuhanku, hamba tak pantas menjadi penghuni surga. Namun, hamba pun tak sanggup menjadi penghuni neraka.

فَهَبْ لِى تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي # فَإِنَّكَ غَافِرُ الذُنُوْبِ العَظِيْمِ

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi

Terimalah tobat-tobat hamba dan ampunilah dosa-dosa hamba. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun atas segala dosa yang hamba perbuat.

ذُنُوْبِى مِثْلُ اَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَا ذَا الْجَلَالِ

Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Dosa-dosa hamba bagaikan tumpukan pasir. Terimalah tobat hamba, wahai yang Maha Mulia.

وَ عُمْرِى نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَ ذَنْبِي زَائِدٌ كَيْفَ اخْتِمَالىِ

Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Sementara umur hamba kian hari kian berkurang. Dan dosa hamba kian bertambah, bagaimana mungkin hamba mampu memikulnya.

إِلَهِى عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ

Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka

Wahai tuhanku, hamba-Mu yang penuh dengan dosa ini, kini menghadap-Mu memohon ampunan.

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ اَهْلٌ # وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

Jika Engkau mengampuni, pantaslah karna Engkau maha pengampun. Namun, jika Engkau menolak permohonan hamba, kepada siapa hamba berharap selain Engkau

Ada beberapa versi sejarah lahirnya syair ini, baik itu menurut versi Abu Nawas sendiri maupun versi sahabat Abdullah bin Rawahah. Yang jelas, apa bila seseorang mengambalkan syair ini, maka akan mendapat faidah yang sangat luar biasa.

Dalam kitab Hasyiyatul Bajuri, Syekh Sya’rani pernah berkata:

من واظب على هذين البيتين في كل جمعة توفاه الله على الاسلام من غير شك ويقرأن خمس مرات

“Barangsiapa melanggengkan membaca dua bait syair ini (di atas) dalam setiap Jumat, maka Allah akan menjadikannya wafat dalam keadaan Islam tanpa ada keraguan. (sebagian riwayat menyebutkan) Dua bait syair tersebut dibaca sebanyak lima kali.”


Editor: Daniel Simatupang