Biografi Sahabat Miqdad bin Al Aswad

 
Biografi Sahabat Miqdad bin Al Aswad

Daftar isi

1.         Riwayat Hidup
1.1         Lahir
1.2        Riwayat Keluarga
1.3        Wafat

2.         Memeluk Islam

3.         Kedudukan yang Mulia

4.         Ikut Masa Perang
4.1         Bersama Nabi Muhammad

5.         Teladan Beliau
5.1         Menolak Jabatan
5.2         Menyesal Meminum Susu milik Rasulullah

6.         Referensi

 

1.         Riwayat Hidup

1.1       Lahir
Nama lengkap Beliau adalah al-Miqdad bin Amru bin Sa’ad al-Kindi, al-Aswad. Sebelumnya Miqdad seorang pelarian dari Hadramaut karena terlibat kasus pembunuhan, kemudian lari ke Makkah dan diambil sebagai anak angkat oleh al-Aswad bin Abdu Yaghuts. Dari situlah kemudian beliau dipanggil dengan al-Miqdad bin al-Aswad (Miqdad, anaknya al-Aswad).

Tetapi setelah turunnya ayat mulia yang melarang merangkaikan nama anak dengan nama ayah angkatnya dan mengharuskan merangkaikannya dengan nama ayah kandungnya, maka namanya kembali dihubungkan dengan nama ayah beliau, yaitu Amr bin Sa'ad.

Panggilan sinonim lainnya beliau ialah: Abu Aswad, atau Abu Amru, atau Abu Ma’bad, atau juga Abu Sa’id.

Miqdad bin Aswad, memiliki postur tubuh jangkung, berkulit sawo matang. Rambut beliau lebat dan matanya lebar dihiasi dengan bulu mata yang lebat pula. Janggutnya dikuncir. Dalam satu riwayat, Al-Qosim bin Abdurrahman berkata, “Yang pertama kali menunggang kuda untuk berperang adalah Miqdad”. Bahkan, Rasulullah saw pun memujinya, “Tidak ada seorangpun diantara kita yang mengawali menunggang kuda pada perang Uhud, kecuali Miqdad”.

1. 2     Riwayat Keluarga
Beliau menikah seorang wanita dari buah pernikahan beliau dikaruniai beberapa anak di antara:
1. Abdullah bin Miqdad
2. Karimah binti Miqdad

1.3       Wafat
Miqdad wafat pada tahun  33 H di dekat Madinah dan dimakamkan di sana pula.

2.         Memeluk Islam

Miqdad bin Amr al Aswad termasuk dalam kelompok sahabat yang pertama memeluk Islam (orang yang ke 7 /tujuh yang pertama masuk Islam), sehingga beliau termasuk dalam kelompok As-Saabiquunal Awwaluun. Beliau bukan termasuk golongan terkemuka atau kalangan elit sahabat, sehingga beliau mengalami berbagai penyiksaan dan sasaran kemarahan dari kaum Quraisy, karena pilihannya memeluk Islam. Tetapi semua penderitaan itu tidaklah menambah kecuali kemantapan imannya.

3.         Kedudukan yang Mulia

Miqdad bin Aswad, termasuk Assaabiquunal Awwaluun (kelompok pertama sahabat yang masuk Islam) dan termasuk sahabat yang dijamin masuk syurga.

4         Ikut Masa Perang

4.1        Bersama Nabi Muhammad SAW
Bersama Rasulullah beliau mengikuti berbagai perang di antaranya: perang Badar dan perang Uhud

5        Teladan Beliau

5.1        Menolak Jabatan
Beliau pernah diangkat oleh Rasulullah sebagai Gubernur di suatu wilayah. Tatkala beliau kembali dari tugasnya, Nabi bertanya, "Bagaimana dengan jabatanmu?"

Beliau menjawab dengan jujur, “Engkau telah menjadikanku menganggap diri ini di atas rakyat sedang mereka di bawahku. Demi yang telah mengutusmu membawa kebenaran, mulai saat ini saya tidak akan menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang."

Beliau menjadi gubernur, lalu dirinya dikuasai kemegahan dan pujian. Kelemahan ini disadarinya hingga beliau bersumpah akan menghindarinya dan menolak untuk menjadi gubernur lagi setelah pengalaman pahit itu. Dan beliau menepati janjinya itu. Sejak saat itu, beliau tak pernah menerima jabatan pemimpin.

Beliau sering mengucapkan sabda Nabi SAW yang berbunyi, "Orang yang berbahagia ialah orang yang dijauhkan dari kehancuran."

Jika jabatan kepemimpinan dianggapnya suatu kemegahan yang menimbulkan atau hampir menimbulkan kehancuran bagi dirinya, maka syarat untuk mencapai kebahagiaan bagi beliau ialah menjauhinya.

Di antara sikap bijak beliau adalah kehati-hatian beliaudalam menilai orang. Sikap ini juga beliau pelajari dari Rasulullah SAW yang telah menyampaikan kepada umatnya, "Berubahnya hati manusia lebih cepat dari periuk yang sedang mendidih."

5.2       Menyesal Meminum Susu milik Rasulullah
Ketika tinggal di Madinah yaitu pada masa awal, Rasulullah SAW membagi sahabat Muhajirin dalam kelompok yang terdiri dari sepuluh orang. Yaitu  untuk mereka yang tidak tinggal dengan orang-orang Anshar, tetapi tinggal di serambi masjid sebagai Ahlu Shuffah. Sedangkan Miqdad berada dalam satu kelompok dengan Rasulullah SAW, dan juga ada tiga ekor kambing yang dapat diperah susunya untuk kelompok tersebut.

Suatu waktu, Miqdad dan dua orang temannya mengalami keadaan yang sangat lapar dan payah, sedangkan hanya ada satu gelas susu yang merupakan jatah Rasulullah SAW. Akan tetapi, Rasulullah SAW sedang berkunjung ke rumah seorang sahabat.

Hingga kemudian ada setan yang membisikkan pikiran jahat pada Miqdad, "Sebaiknya engkau minum susu itu. Nabi sedang berkunjung ke rumah sahabat Anshar, dan pasti beliau dijamu dengan istimewa disana…"

Akan tetapi, Miqdad mengabaikannya, meskipun setan tersebut terus membisikinya. Sehingga dalam keadaannya yang payah serta rasa lapar itu, ia tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya susu itu ia minum dengan dua orang temannya. 

Selesai meminum susu itu, kedua temannya tertidur. Sedangkan Miqdad sendiri masih dihantui perasaan bersalah karena meminum susu jatah Rasulullah SAW. 

Ternyata setan itu menambah kegundahannya dengan memberi bisikin kepada Miqdad, "Apa yang engkau lakukan? Muhammad akan segera datang, dan akan mencari jatah susunya, pasti engkau akan binasa karena ia akan berdoa untuk kebinasaan orang yang menyerobot bagiannya…"

Tak lama setelah itu, Rasulullah SAW datang. Beliau langsung melaksanakan salat sunnah beberapa rakaat. Miqdad yang melihat Rasulullah SAW datang, semakin gelisah dan menunggu apa yang akan terjadi. 

Seusai salat, Rasulullah SAW menoleh ke arah gelas susu yang telah kosong, kemudian Rasulullah SAW mengangkat tangan untuk berdoa.

"Binasalah aku!!" Kata Miqdad dalam hati.

Kemudian, ia mendengar doa Rasulullah SAW, "Ya Allah, berilah makanan kepada orang yang memberiku makanan, berilah minuman kepada orang yang memberiku minuman."

Setelah mendengar doa tersebut, Miqdad langsung bergegas bangun dan mengambil pisaunya. Ia bermaksud untuk menyembelih salah satu dari ketiga kambing tersebut untuk makanan bagi Rasulullah SAW. 

Namun betapa terkejutnya dirinya ketika melihat ketiga kambing itu dalam keadaan penuh air susunya. Padahal diketahui sebelumnya tidak ada satu tetespun susu yang dapat diperah dari ketiganya.

Ia Kemudian mengambil sebuah bejana dan mengisinya dengan susu dan membawanya kepada Rasulullah SAW. Beliau lalu meminumnya beberapa teguk lalu diberikan kepada Miqdad,. 

Sesudah minum beberapa teguk, Miqdad mengembalikannya kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW minum beberapa teguk dan diberikan lagi kepada Miqdad. Hal tersebut berulang beberapa kali bergantian minum hingga akhirnya Miqdad merasa kenyang dan tertawa mengingat apa yang dilakukannya.

Rasulullah SAW yang mengetahui apa yang terjadi, tersenyum dan bersabda, "Perbuatanmu itu adalah salah satu keburukanmu, hai Miqdad! Tetapi itu semua tidak terjadi kecuali karena rahmat Allah Azza wa Jalla. Sebaiknya engkau bangunkan kedua temanmu agar bisa merasakan susu ini."

"Ya Rasulullah, aku tidak perduli siapa yang disalahkan dalam hal ini, tetapi yang penting engkau telah meminum susu itu, dan aku telah meminum sisanya" kata Miqdad.

Setelah itu, ia membangunkan kedua temannya untuk dapat menikmati susu yang penuh berkah tersebut.

6         Referensi

Biografi Sahabat Miqdad bin Al Aswad
 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya