Guna menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 Republik Indonesia, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Nganjuk melakukan aksi bersih-bersih desa
Hiruk pikuk penonton kalau dulupara colonial penjajah Negara kita,namun kini yang menyoraki dan memberi applus dengan suguhan pemandangan satu samalainsaling berjibaku,terkadang nilai kemanusiaan yang selama ini kita dendangkan dan agungkan menajdi bahan tertawaan .
Doa anak yatim dan fakir miskin itu sangat sakral dan menjadi senjata pamungkas dalam menata dan merawat bangsa ini untuk menjaga keutuhan NKRI dan kemajuan dan kesejahteraan dalam menggapai negeri bermahkotakan tinta emas baldatun tayyibatun warabbul ghafur.
Presiden Joko Widodo dan para pengawalnya (Paspampres) tampak mengenakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia pada acara Hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 73. Presiden sendiri mengaku kali ini mengenakan busana adat asal Aceh. Tampak Presiden mengenakan baju Meukeusah lengkap dengan penutup kepalanya.
introspeksi serta renungan mampu menjadikan para syuhada dan pejuang bangsa yang telah beristirahat di alam sana bisa tersenyum indah atas perjuangan mereka dulu juga diharapkan dengan peran dan andil terutama generasi penerus bangsa ini berakhalkul karimah dalam mewujudkan Islam di nusantara (Islam Nusantara-rpen) ini me
Ribuan santri Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” menggelar Upacara HUT RI ke 73 di lapangan parkir pondok pesantren, Jum’at (17/8)
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya
Aksinya lebih terasa heroik karena situasi dan kondisi Indonesia saat ini. Tak semata karena kita seperti terbelah dua menjadi cebong dan kampret. Tapi, juga karena Sang Saka Merah Putih kerap dianggap semata selembar kain.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Tutut mengatakan, bangsa Indonesia perlu mengambil keteladan dan inspirasi dari para pejuang bangsa
Menyambut peringatan HUT RI ke 74, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah menggelar acara istighatsah bersama, Rabu, 14/8. Bekerjasama dengan KBRI Damaskus dan PCI NU Suriah, acara yang diusung dalam rangka mendoakan negara Republik Indonesia ini berlangsung lancar dan khidmat.
Moment hari kemerdekaan RI sering diwarnai dengan perlombaan menarik. Apa saja perlombaan itu?
Keberdayaan lokal, terutama di daerah tertinggal tidak selayaknya dipandang sekedar 'siapa' menguasai 'apa'. Secara lebih gamblang, kebangkitan otonomi daerah sering terjebak oleh pemahaman elit lokal siapa berkuasa atas kekayaan lokal apa.
74 tahun sudah berlalu saat-saat sang proklamator memimpin bangsa ini menyatakan kemerdekaannya. Sejak 74 tahun itu pula secara resmi NKRI lahir sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan merdeka. Karena itulah hari ini, tanggal 17 Agustus kita peringati sebagai hari kemerdekaan. Sukacita kita rayakan,
Hari ini, rakyat Indonesia kembali merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Repupbik Indonesia yang ke 74. Usia yang cukup tua bagi ukuran umur manusia, namun masih seumuran jagung bila dibandingkan dengan lamanya bangsa ini terjajah oleh para kolonial, dan panjangnya sejarah perjuangan para pahlawan dalam memerdekaan bangsa ini dari cengkraman para penjajah.
Sungguh unik apa yang dilakukan pemuda Indonesia ini. Dia melukis untuk HUT Kemerdekaan RI.
Pada suatu masa, pernah yang namanya kemerdekaan tidak selalu diiringi kebebasan berpendapat di muka umum. Apalagi jika itu menyangkut politik, apalagi menyentil pemerintah yang tengah berkuasa demi alasan stabilisasi nasional.
Kelurga besar Ikatan Sarjanan Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumenep menggelar istighasah sebagai puncak perayaan HUT RI ke 74
Tanggal 17 bulan Agustus adalah tanggal dimana seluruh rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaannya.
Saat itu tepat pada 17 Agustus, Mbah Malik ditemani dengan muridnya, Habib Luthfi pergi ke suatu tempat di daerah Pemalang. Mbah Malik meminta kepada supirnya, Pak Suyuti untuk berhenti dahulu. “Pak Yuti, berhenti dulu,” ucap Mbah Malik kepada sopirnya. “Kita istirahat di tempat yang adem,” ajak Mbah Malik
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah swt harus disyukuri dengan menyadari secara penuh bahwa kemerdekaan ini merupakan anugerah yang sangat mulia dari Allah swt