Sikap Perempuan ketika Dilamar Seorang Laki-laki

 
Sikap Perempuan ketika Dilamar Seorang Laki-laki
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ketika seorang perempuan dihadapkan pada momen penting ketika seorang laki-laki datang untuk melamarnya, seringkali ia merasakan beragam emosi yang kompleks. Pertama-tama, rasa syukur dan kebahagiaan biasanya menjadi respons awal yang muncul. Rasanya sulit untuk menahan senyum bahagia dan rasa hangat yang mengalir melalui hati. Rasa terharu juga seringkali menyelimuti perempuan, karena lamunan tentang masa depan bersama pasangan menjadi semakin nyata.

Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, perempuan juga mungkin merasa cemas dan khawatir. Pertanyaan tentang kesiapan diri, apakah itu secara emosional, finansial, atau bahkan apakah dia siap untuk mengorbankan kemandiriannya muncul dalam pikirannya. Selain itu, adanya pertimbangan tentang apakah laki-laki tersebut benar-benar pasangan yang tepat untuknya menjadi perenungan yang mendalam.

Setelah kejutan pertama reda, perempuan kemudian cenderung untuk mengambil waktu untuk merenungkan tawaran tersebut dengan hati-hati. Mereka mungkin ingin berdiskusi dengan keluarga dan teman-teman dekatnya untuk mendapatkan pandangan dan saran dari sudut pandang yang berbeda. Proses ini bisa memakan waktu, karena keputusan sebesar ini tidak bisa diambil begitu saja.

Selama masa pertimbangan tersebut, perempuan juga bisa merasa campur aduk antara rasa takut akan masa depan yang belum pasti dan rasa cinta yang dalam terhadap pasangan mereka. Ini adalah saat-saat di mana mereka perlu menggali kedalaman hati dan mempertimbangkan nilai-nilai serta tujuan hidup mereka.

Akhirnya, ketika perempuan sudah siap untuk memberikan jawaban, apakah itu positif atau negatif, langkah tersebut diambil dengan penuh keberanian dan ketegasan. Baik itu melanjutkan hubungan dengan langkah selanjutnya menuju pernikahan atau memilih untuk tidak melanjutkan, keputusan tersebut dibuat dengan penuh kesadaran akan konsekuensinya. Yang pasti, momen lamaran adalah pengalaman berharga yang membantu perempuan lebih memahami diri mereka sendiri dan arah hidup yang mereka inginkan.

Islam memberikan catatan terkait sikap perempuan saat dilamar. Dalam kitab Adab fid Din, Imam Ghazali menyebutkan sebagai berikut:

آداب المرأة إذا خطبها الرجل ـ تأمر من تأمن به من أهلها إن كان صدوقا ـ أن يسأل عن مذهب الخاطب ودينه واعتقاده ومروؤته في نفسه وصدقه في وعده وتنظر من قرباؤه ومن يغشاه في بيته وعن مواظبته على صلواته وجماعته ونصيحته في تجارته وصنعته

"Adab perempuan bila dilamar seorang lelaki ialah meminta salah seorang keluarganya yang bisa dipercaya untuk pertama, menanyakan mazhab pria pelamar, agama, aqidah, nama baik, dan ketepatan janjinya. Kedua, perempuan itu juga perlu memerhatikan kerabat dan orang-orang rumahnya. Ketiga, ia juga penting untuk mengamati ketekunan sembahyang lima waktu dan perihal sembahyang jamaah si pelamar. Keempat, ia mesti keapikan usaha dan sumber penghasilan pelamar."

Selain itu, Imam Ghazali dalam kitab yang sama menambahkan, perempuan perlu mengutamakan perhatiannya pada perihal agama ketimbang hartanya, dan perjalanan hidup ketimbang sebutan orang mengenai diri pelamar.
Qanaah, kata Imam Ghazali, juga perlu dimiliki agar kemesraan dan rasa cinta keduanya semakin hangat. Qanaah juga penting untuk mengusir rasa takut lelaki yang ingin melamar perempuan. Wallahu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 6 April 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar