Khutbah Jumat: Sikap Hidup Manusia Muslim

 
Khutbah Jumat: Sikap Hidup Manusia Muslim

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Di dalam salah satu firman-Nya, Allah s.w.t. memberikan penegasan bahwa kriteria manusia muslim itu mencakup tiga hal, pertama sikap pemaaf, kedua menyeru kepada hal ma’ruf, dan ketiga tidak meladeni cercaan orang bodoh.

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A’raf, 07:199).

Dalam sejarah diketahui bahwa Nabi Besar Muhammad s.a.w. bukan saja pemaaf kepada semua manusia, bahkan ia memaafkan orang-orang yang memusuhi dan menyakitinya. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar mempermudah segala urusan dan tidak mempersulit. Selanjutnya beliau memberikan teladan agar umat manusia memiliki sifat optimisme dan menghilangkan jauh-jauh sikap pesimis yang sangat menyulitkan. Demikian juga diarahkan pada tokoh masyarakat dan pemimpin agar bersepakat dalam menentukan masalah dan tidak bersilang sengketa.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,Ketika Rasulullah Muhammad s.a.w. mengangkat Muadz bin Jabal dan Abu Musa al-Asy’ari sebagai gubernur di Yaman bagian Barat dan bagian Timur, beliau menyampaikan pesan yang sangat singkat tapi sangat berbobot dan sangat penting.

يَسِّرَا وَلاَ تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلاَ تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا وَلاَ تَخْتَلِفَا

Permudahlah dan jangan kamu persulit, gembirakan mereka (rakyatmu) dan jangan kamu takut-takuti, dan saling bersepakatlah kamu berdua dan jangan bersilang sengketa. (HR. Bukhari, 3038).

Mengenai sikap pemaaf Nabi pada semua umat manusia, dan memberikan maaf kepada mereka yang membenci atau menyakitinya, dijelaskan tentang pertanyaan Nabi s.a.w. pada Jibril mengenai penjelasan ayat ini. Beliau menanyakan:

مَا هَذَا يَا جِبْرِيْلُ؟ قال: إنَّ اللهَ أمَرَكَ أنْ تعفُوَ عمَّنْ ظلَمَكَ، وتُعطِيَ مَن حرَمَكَ، وتَصِلَ مَن قطَعَكَ

Apakah ini wahai Jibril? Ia menjawab: Sesunguhnya Allah memerintahkanmu untuk memaafkan orang yang menganiaya dirimu, dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang membencimu, dan merajut silaturrahim terhadap orang-orang yang memutuskannya kepadamu. (HR. Qastalani, 131).

Sikap hidup manusia muslim yang kedua adalah memerintahkan yang ma’ruf, mengarahkan kepada aktivitas yang baik dan terpuji, serta mencegah perbuatan keji dan munkar. Manusia muslim di manapun mereka berada hendaklah terus mengusahakan agar menegakkan yang ma’ruf dan memberantas perbuatan keji dan munkar menurut kemampuannya masing-masing. Kalimat ma’ruf dalam ayat ini mengarahkan juga agar umat Islam mau mengadopsi tradisi yang baik yang sesuai ajaran Islam, dengan demikian, Islam menyatu dengan masyarakat setempat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Sikap hidup manusia muslim yang ketiga agar mengabaikan atau menjauhi orang-orang bodoh yang tidak menyadari kebodohannya yang sering bersikap kasar terhadap umat Islam. Kelompok ini sering memusuhi Nabi dan sahabatnya, serta manusia secara umum, dan tidak mau menerima kebenaran atau nasehat-nasehat yang baik. Terhadap kelompok ini, umat Islam diarahkan agar tidak membalas sikap kasar mereka dan permusuhan mereka dengan sikap serupa. Tapi, harus memberikan contoh dengan membalas sikap mereka dengan akhlak yang baik. Dengan demikian, mereka akan merasakan dan memahami betapa buruknya akhlak mereka. Mereka yang memiliki akal yang sehat, pasti akan meninggalkan perbuatan buruk tersebut.

Setiap diri manusia, pasti menghadapi rayuan dan bujukan syaitan yang mengarahkan pada perbuatan keji dan munkar. Dalam keadaan seperti ini, maka umat manusia diarahkan segera memperlindungkan dirinya kepada Allah dengan membaca ta’awudz yaitu lafadz أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah s.w.t. Maha Mendengar segala permohonan yang disampaikan oleh hamba-Nya, dan Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam jiwa umat manusia. Apabila manusia yang terpengaruh oleh bisikan syaitan itu segera mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung kepada-Nya, maka ia akan selamat. Allah berfirman:

فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

 Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. Al-Nahl, 16:98).
Mengenai tipu daya dan godaan syaitan terhadap umat manusia, dijelaskan sabda Nabi:

ما مِنكُم مِن أحَدٍ إلَّا وقدْ وُكِّلَ به قَرِينُهُ مِنَ الجِنِّ قالوا: وإيَّاكَ يا رَسولَ اللهِ قالَ: وإيَّايَ إلَّا أنَّ اللَّهَ أعانَنِي عليه فأسْلَمَ فلا يَأْمُرُنِي إلَّا بخَيْرٍ

Tidak ada seorang pun di antaramu, kecuali didampingi oleh qarin/syaitan dari kalangan jin. Para sahabat bertanya: Apakah engkau termasuk demikian juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Dan demikian juga aku, hanya saja Allah memberikan pertolongan kepada-Ku atas godaan itu dan selamat dari bujukan itu. Dan tidak memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan. (HR. Muslim, 2814).

Sesungguhnya manusia yang bertakwa apabila ia merasa ada waswas atau dorongan dalam dirinya untuk berbuat keburukan, maka sadarlah mereka dengan cepat bahwa hal itu merupakan godaan syaitan, dan mereka segera menghindarinya. Sebaliknya mereka semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan-Nya. Dengan kesadaran itu, manusia yang bertakwa menyadari jurang kebinasaan yang berada di depannya dan jaring-jaring dari godaan syaitan yang menjebak mereka. Karena itu, mereka segera menahan diri agar jangan terjerumus dalam jurang kehancuran itu dan tidak masuk dalam perangkap syaitan. Hanya orang-orang yang melupakan Tuhannya dan tidak melakukan instrospeksi yang akan terjerumus ke dalam jeratan tipu daya syaitan tersebut. Menghindari tipu daya iblis dan syaitan harus dilakukan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah s.w.t..

Di dalam ayat yang lain diterangkan bahwa teman-teman syaitan, yaitu orang-orang kafir dan jahil membantu syaitan dalam menyesatkan umat manusia.

وَإِخۡوَٰنُهُمۡ يَمُدُّونَهُمۡ فِي ٱلۡغَيِّ ثُمَّ لَا يُقۡصِرُونَ 

Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan). (QS. Al-A’raf, 07:202).

Orang-orang kafir dan jahil itu senantiasa dipengaruhi syaitan dan tidak melakukan dzikir atau ingat kepada Allah s.w.t.. Apabila timbul dalam diri mereka dorongan untuk berbuat kegiatan yang dilandasi dengan nafsu hewani, langsung lahir menjadi tindakan dan perilaku seperti hewan, atau bahkan lebih sesat lagi. Mereka tidak memiliki daya untuk membendung nafsu hewani itu, maka mereka terus menerus melakukan kerusakan dan bergelimang dalam dosa. Sikap hidup manusia muslim dalam mengembangkan ajaran agamanya di tengah masyarakat hendaknya dilengkapi dengan sikap pemaaf, mempermudah segala urusan, dan tidak mempersulit, menghembuskan angin optimisme dan menghindari sikap pesimisme, melestarikan kesepakatan dan menghindari silang sengketa.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Menghindari permusuhan dan penghinaan dengan akhlak yang mulia, sehingga akan memberikan pengaruh yang positif dalam kehidupan masyarakat. Dzikir atau mengingat kepada Allah, dan berdoa serta memperlindungkan diri kepada Allah, akan membebaskan manusia dari pengaruh syaitan dan teman-temannya. Pemeliharaan jiwa umat manusia dari pengaruh syaitan, seperti kita menjaga kesehatan tubuh harus terus dijaga, sebab kadang-kadang, bisikan syaitan datang dengan tidak diduga-duga. Manusia yang kafir dan jahil merupakan teman yang setia dari iblis dan syaitan, karena itu mereka selalu berbuat kerusakan dan kekacauan di muka bumi. Wallahu A’lam.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan pada bulan Rajab ini kita senantiasa diberi kekuatan, kemudahan dan kemampuan untuk memperbanyak kebaikan dan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

__________________________
Oleh: Dr. KH. Zakky Mubarak, MA