Dengan demikian, pengulangan tiga kali itu sekedar menunjukan keharusan mendahulukan ibu pada saat kondisi ibu serupa dengan kondisi ayah. Jadi, sekali lagi perlu ditegaskan bahwa menghormati kedua orang tua adalah mencakup keduanya, dan bukan dengan saling menegasikan.
Berbakti kepada orang tua adalah kunci ridho Allah SWT yang tentu akan berpengaruh kepada limpahan rahmat-Nya. Allah SWT akan menganugerahkan limpahan rahmat-Nya berupa rezeki yang penuh keberkahan kepada setiap mereka yang berbakti kepada kedua orang tua.
“Sesungguhnya engkau mempunyai dua akhlak yang dicintai Allah SWT, (dua akhlak itu adalah) hilmi (lemah lembut/arif) dan ta’anni (hati-hati).”
Bermusyawarah adalah upaya meraih madu itu di manapun ia ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat siapapun yang dinilai benar tanpa mempertimbangkan siapa yang menyampaikannya. Atau dalam pribahasa, "Jika yang keluar dari dubur ayam adalah telur, maka ambillah!"
Dalam shalat jamaah, imam memiliki peran yang sangat inti, sebab tanpa imam maka shalat jamaah tidak sah dan kehilangan manfaat dari shalat berjamaah.
Terkait hukum musik, memang masih khilafiyah. Ada yang mengharamkan, ada yang menghukumi makruh, juga ada yang menghukumi mubah (boleh). Intinya, jika musik tidak membawa seseorang berbuat dosa dan maksiat maka selama itu dihukumi mubah.
Imam Al-Qurthubi dengan mengutip pernyataan Ibnul ‘Arabi mengungkapkan bahwa Allah tidak memiliki ciptaan yang lebih baik dari manusia. Manusia adalah ciptaan terbaik Allah SWT.
Selain mengutip Hadis Rasul, Syaikh Ibrahim juga mengijazahkan sebuah amalan yang beliau dapat dari Syaikh Ad-Dairobiy yang didapatkan dari para masyayikh atau guru-guru beliau, yakni anjuran supaya anak yang baru lahir dibacakan Surat Al-Qadar (Inna Anzalnahu).
Allah SWT menegaskan bahwa perbuatan ghibah itu layaknya seseorang memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Tentu hal ini merupakan pesan yang sangat keras sekali, sebab seharusnya tidak mungkin ada yang mau untuk memakan daging bangkai saudaranya sendiri.
Pemimpin atau pemelihara yang terdapat di dalam Hadis di atas disebut dengan kata “ra’in” artinya adalah pemelihara yang selalu berusaha untuk menciptakan kemaslahatan bagi setiap anggota yang berada dalam pemeliharaannya.