INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Al-Qur’an merekam kisah para nabi terdahulu yang kemudian menjadi inspirasi untuk kaum beriman. Di antaranya adalah seputar kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapatkan perintah dari Allah SWT agar meninggalkan istri dan anaknya di lembah yang gersang dan tandus, yaitu Makkah.
Hajar berhenti mengejar, lalu ia terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang memgagetkan semuanya: malaikat, butir pasir dan angin. “Jikalau ini perintah dari Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Tuhan akan menjaga kami.”
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah janji Allah yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (QS. An-Nisa’: 122)
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Menurut Syaikh Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil Muhtaj, bahwa memang dahulu para nabi telah melakukan haji ke Baitullah Al-Haram sebelum Nabi Muhammad SAW diutus.
“Seseorang yang menghormati mushaf Al-Qur'an, mencintai, mencium, mendekap dan menaruhnya di tempat terhormat, mushaf itu akan berterima kasih kepadanya dan meminta kepada Allah agar orang itu mendapat syafaat Al-Qur'an.”
Pandangan hukum islam terkait arisan adalah sebagaimana muamalah yang diperbolehkan, meskipun ONH-nya sering berubah, sehingga setoran yang harus diberikan oleh peserta arisan juga harus disesuaikan berubah.
Hal ini dikarenakan dengan takwa seseorang bisa membentengi diri dalam menjauhi hal-hal yang dilarang selama ibadah haji itu. Sedangkan jika dilihat secara dhohir makna takwa tersebut adalah adanya bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari perbuatan hina dan tidak meminta-minta.
Allah "mengkritik" seorang Muslim karena memang ia salah atau melakukan kesalahan. Allah tidak akan "mengkritik" makhluk ciptaan-Nya hanya karena ia tidak beriman, sebab apa yang menjadi kesalahan seorang hamba saat ini kelak bisa jadi menjadi sebuah kebaikan.
Sering kali keadaan hati itu tidak menentu dan tidak selamanya bersih. Kerap kali ada berbagai penyakit hati yang menyerang. Mulai dari buruk sangka, dengki, dendam, sombong, iri hati, amarah, merasa paling benar, paling senior, paling suci dan sebagainya.