INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
"Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk mengikuti ajaran yang aku bawa." (HR. Imam Al-Baihaqi)
Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim, terdapat kisah yang penuh hikmah yang disampaikan oleh Rasulullah tentang Juraij, seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil. Juraij juga dikenal masyhur sebagai wali Allah.
Julukan “Al-‘Ashom” yang berarti “Si Tuli” disematkan kepada Syaikh Hatim bukan karena kekurangan fisik, melainkan karena kebesaran jiwanya dalam menghormati orang lain.
Dalam kitab Durratun Nashihin karya Syaikh Utsman bin Hasan terdapat satu kisah menarik tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Sayyidah Rabi’ah Al-Adawiyah ketika dilamar oleh ulama besar, Syaikh Hasan Al-Bashri.
Alkisah, ada satu kejadian yang dialami oleh Syaikh Hasan Al-Bashri. Suatu ketika, tampaklah di hadapannya gerak-gerik seorang lelaki dan perempuan yang duduk berduaan di tepian Sungai Dajlah yang memang mencurigakan sekali. Hangat berbincang. Akrab bercanda. Mesra bahasa tubuhnya.
Dalam perjalanan kita sebagai makhluk sosial, kata atau tindakan kita mungkin melukai hati orang lain, baik sengaja maupun tidak. Islam mengajarkan agar kita selalu siap meminta maaf atas kesalahan dan memberi maaf kepada yang bersalah.
Adalah Abu Bakar Al-Miski, sosok pemuda yang mendapatkan julukan “Al-Miski” karena tubuhnya senantiasa memancarkan aroma wangi yang khas, meskipun ia tidak pernah menggunakan minyak kasturi.
Dalam perjalanan kehidupan, sering kali kita menemukan orang-orang yang tergelincir dalam dosa atau kebiasaan buruk. Respons kita terhadap mereka menjadi cerminan karakter dan pemahaman kita tentang hakikat kasih sayang serta keadilan Allah SWT.
Di tengah masyarakat yang semakin kompleks, dakwah dengan kasih sayang, empati, dan tanpa penghakiman akan lebih mudah diterima. Sebaliknya, sikap mencela dan memaki hanya akan memperburuk keadaan dan menjauhkan pelaku maksiat dari kemungkinan taubat.
Dengan memuliakan guru dan ulama, seorang ayah tidak hanya menanamkan kebijaksanaan bagi anak-anaknya, tetapi juga membuka jalan bagi mereka menuju keberhasilan dunia dan akhirat.