INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Adalah fakta sejarah, bahwa R.A. Kartini adalah sosok yang mengusulkan ditulisnya tafsir Al-Qur'an berbahasa daerah pertama di Nusantara oleh sang guru dari gurunya ulama Nusantara, KH. Sholeh Darat.
Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin berdiri pada 1941 M oleh Al Maghfurlah Kyai Syamsuri Dahlan yang berasal dari Desa Tlogogedong Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. KH. M. Shofi Al Mubarok
Tidak perlu penjabaran yang rumit, cukup lafadh ini menjadi syafaat. Sabda Nabi yang berbunyi; “Man qaala Laa ilaaha illallah dakhalal jannah” (Barang siapa mengucapkan Laa ilaaha illallah, maka ia akan masuk surga), menurut Gus Baha sudah cukup menjelaskan keutamaannya.
Menurut Gus Baha, logika dapat mengantar manusia sampai pada pengakuan bahwa pasti ada suatu entitas yang menjadi awal dari segala keberadaan. Namun, logika sendiri tidak mampu memberi nama atau menjelaskan secara rinci siapa atau apa wujud awal itu.
“Sesungguhnya iman di dalam hati salah seorang dari kalian akan usang sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar memperbaharui iman dalam hati kalian.” (HR. Thabrani)
KH. Muhammad Syanwani lahir pada 13 Agustus 1926 M atau pertepatan dengan tahun 1347 Hijriah. Beliau berasal dari Kampung Sampang, Desa Susukan, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten. Putra ketiga dari pasangan KH. Abdul Aziz dan Nyai Salhah tumbuh besar dalam lingkungan yang religius.
Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an ( PPIQ )Ciomas merupakan lembaga pendidikan asrama yang berlokasi di Desa Pagelaran, Ciomas, Bogor.
“Suatu ketika, seorang Yahudi berkata kepada temannya: ‘Mari kita temui Nabi itu.’ (Setelah bertanya dan mendapatkan jawaban dari Rasulullah SAW)…., mereka mencium tangan dan kaki beliau seraya berkata, ‘Kami bersaksi bahwa engkau adalah seorang Nabi.’”
Mencium tangan itu diartikan sebagai penghormatan kepada orang yang dicium atas dasar kealiman yang Allah SWT titipkan kepadanya, karena hal itu telah dilakukan pada zaman dahulu.
Berkat keluasan dan kedalaman ilmunya, Syekh Abdul Malik pernah memperoleh dua anugrah yakni pernah diangkat menjadi Wakil Mufti Madzab Syafi’i di Makkah dan juga diberi kesempatan untuk mengajar.