Kisah sahabat yang dipuji oleh Allah SWT di atas menyiratkan makna penting tentang menghormati dan memuliakan tamu. Selain itu, juga mengandung keutamaan dalam memberi makan berbuka bagi orang lain.
Kisah ini direkam oleh sejumlah kitab dari para ulama Ahlussunnah wal Jamaah, seperti misalnya Tarikh At-Thabari di jilid ke-5 halaman 425 dan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wa an-Nihayah jilid ke-8 halaman 193.
Salah satu tarekat muktabarah yang berkembang di dunia Islam bernama Syattariah. Tarekat ini merupakan aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15.
Setelah mendapat ijazah thariqat beliau kembali ke Kota Padang dan mendirikan sebuah Pesantren yang bernama Bustanul Muhaqqiqin di Lubuk Begalung, Padang. Sebuah pesantren yang terdiri dari beberapa surau dan asrama. banyak murid yang mengambil ilmu di pesantren tersebut bahkan juga santri-santri dari Aceh.
Rijal Mumazziq Z, ketua PCNU Surabaya menerangkan bahwa dalam buku Berangkat dari Pesantren karya KH. Saifuddin Zuhri dijelaskan bagaimana Jepang berusaha menguasai para kyai pesantren dengan menempatkan perwira intelijen Muslim untuk memantau ulama, terutama di Jawa.
Banyak kisah dan peristiwa mistis yang dialami oleh Syekh Abdul Qodir Jailani menunjukkan kekayaan spiritual dan kekaromahan beliau, bahkan keajaiban tersebut sudah terlihat sejak beliau masih kecil. Berbagai cerita dan peristiwa mistis ini telah terdokumentasi dalam buku Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani
Peralihan kekuasaan dari Khalifah Muawiyah kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah, menjadi titik kontroversial yang memicu berbagai polemik dan pertentangan pandangan. Bagi banyak pihak, penunjukan Yazid sebagai penerus kepemimpinan dianggap sebagai langkah yang dipertanyakan.
Karena Ramadhan itu dipenuhi keberkahan dan rahmat, maka sangat dianjurkan agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai ibadah, khususnya dengan melaksanakan shalat Tarawih dan Witir.
Syekh Arsyad Thawil lahir di Desa Lempayung, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang Banten pada Zulkaedah 1255 H/Januari 1840 M. Riwayat lain menyebut beliau lahir tahun 1263 H/1847 M. Tidak ada yang tahu persis, namun dibatu nisan tempat wafatnya di Manado tertulis beliau lahir tahun 1851 M.
KH. Anas Abdul Jamil beliau adalah ulama besar dari Buntet Cirebon, Pengasuh pesantren Buntet, dan Muqoddam Tarekat Tijaniyah di Cirebon.