Diskusi Islam Nusantara 2: Kritik Atas Kajian Gerakan Islam Trans-nasional

 
Diskusi Islam Nusantara 2: Kritik Atas Kajian Gerakan Islam Trans-nasional

Oleh: M.Hasanie Mubarok

Alumni Ponpes al-Jihad Pontianak

Salah satu topik sentral diskusi Islam kontemporer di Indonesia adalah perkembangan gerakan harokah islamiyyah internasional, atau yang lebih akrab dikenal dengan istilah gerakan trans-nasional. Harokah Islamiyyah adalah suatu respon terhadap perkembangan terkini atas kondisi umat Islam baik yang bersifat lokal ataupun internasional. Di Indonesia kita mengenal beberapa organisasi yang lahir dalam rangka memberikan kontribusi positif dan problem solving bagi umat Islam beserta segenap permasalahan yang melilit mereka. Sebutlah NU dan Muhammadiyah sebagai ormas keislaman terbesar yang memiliki andil sejak zaman pra-kemerdekaan sampai hari ini. Dua ormas ini beserta beberapa ormas keislaman lokal lainnya (seperti Persis, Perti, Nahdlatul Wathon, Mathla’ul Anwar dll) dari masa masa ke masa telah menghayati dan menyelami segenap problematik keislaman yang ada di Indonesia. Dan karena keberadaan ormas-ormas inilah, Islam di Indonesia masih terus terjaga otentitas serta ciri khasnya sampai sekarang. Dari ormas ini pula, kita mengenal Islam Nusantara sebagai sebuah paradigma dalam rangka menghadiran Islam yang berpegang teguh pada tali keislaman ahlussunnah wal jama’ahdengan prinsip wasathiyah-nya.

Trans-nasionalisme Islam adalah sebuah gerakan yang sebenarnya memiliki misi yang sama dengan ormas-ormas keislaman lokal seperti di atas. Hanya saja, cakupan dan kerja mereka lebih luas hingga melampaui teritorial kedaerahannya. Sebut saja 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN