Mengintip IAI Al-Aziziyah Samalanga di Hari Asyura dalam Miladnya Menggapai Asa Kesuksesan

 
Mengintip IAI Al-Aziziyah Samalanga di Hari Asyura dalam Miladnya Menggapai Asa Kesuksesan

LADUNI. ID, KOLOM - Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang mempunyai banyak kelebihan dan fadhilahnya. Suasana Muharram terutama di hari Asyura tentunya sudah menjadi rutinitas dan kewajiban santriwati dan santriwati untuk berpuasa Asyura begitu juga Tasu'a.

Ini salah satunya agenda rutin Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga yang juga sebagian besarnya merupakan Mahasiswa di IAI Al-aziziyah Samalanga yang baru saja difungsikan gedung baru dalam menjalankan aktivitas kampus.

Kampus yang didirikan sejak tahun 2003 itu kini telah berumur 15 tahun dan bertepatan dengan hari Asyura tahun 1440 Hijrah (20 September 2003-20 September 2018). Umur 18 tahun merupakan masa yang produktif walaupun dalam perspektif syariat barusan baligh untuk seorang anak laki-laki umumnya.

Waktu bukan ukuran untuk maju atau tidak sebuah lembaga pendidikan namun keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik itu dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan itu merupakan sudah "maju" dan berintegritasi sebelum waktunya.

IAI Al-aziziyah Samalanga saban hari aktif dalam kegiatan belajar bahkan komplek kampus itu juga dijadikan sebagai tempat belajar para santri MUDI baik siang, malam maupun sore. IAI Al-Aziziyah Samalanga dan Dayah MUDI tidak dilepaskan dan saling melengkapi menyinari bumi Serambi Mekkah ini sebagai mercusuar ilmu dunia. 

Mahasiswa-Santri (Mastri) menjelang berbuka puasa Asyura tampak sibuk dengan menyiapkan penganan berbuka. Penjaja menu berbuka puasa berjejeran di jalan seputaran Dayah MUDI, Dayah Ummul Aiman, Dayah Muslimat,  Baitul Ihsan yang terletak seputaran kampus IAI Al-aziziyah Samalanga.

Para Mahasiswi dan Santriwati semua berpakaian dengan hijab, seakan terasa berada di negeri Haramain (Mekkah dan Madinah), kiri kanan dan kemana kita memandang muslimah berpakaian ala cadar, uniknya juga niqab/cadar tampil dengan beragam ditambah jilbab warni ada merah, putih dan lainnya. Tentunya semakin mewarnai keberagamaan dalam kebersamaan santri dalam keseharian.

Terdengar sebuah omongan dari sosok pemuda berpakaian ala kantoran sebagian lagi berpakaian biasa seperti berbisik kepada seorang Teungku senior di dayah tersebut, " Wah,  pingin juga punya bini kayak "bidadari"," bisik pemuda kepada guru senior itu setelah mencuri pandang seorang santriwati nampak raut muka seperti keturunan Arab beraras cantik dalam kepungan hijab dan niqab hitam kulit sawo matang itu.

"Jak beut, baro meurumpok" Jawab singkat sang guru senior itu yang membungkam kawannya sambil tersenyum manis. 

Jalan semakin padat dengan mahasiswa, santri yang memenuhi jalan utama menuju Dayah MUDI dan  Kampus IAI Al-aziziyah itu. Keberkahan hari Asyura jua dirasakan oleh penjual beragam menu berbuka dan makanan itu. 

Para mahasiswa terus turun dari gedung megah belantai lima. Sebagian mereka mengejar waktu untuk mencari menu berbuka, mobil dan kendaraan terpaksa harus berjalan pelan-pelan.

Menjelang magrib dan berbuka baru jalan lenggang dan para Mastri (Mahasiswa -Santri)  maupun santri yang hanya mondok sudah siap dengan menu berbuka, begitu para dewan guru yang juga dosen dan tenaga pengajar di IAI Al-aziziyah dan Dayah MUDI menunggu azan dikumandang. 

Hari Asyurapun telah berlalu dan segudang harapan dibalik gedung megah IAI Al-aziziyah yang telah berusia 18 tahun itu walaupun fisiknya baru saja digunakan tentunya mengantung sejuta harapan  dalam merealisasikan integrasi ilmu seperti harapan Sang Mujaddid Al-mursyid Al-Mukarram Syaikhuna H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) bisa maqbul membawa negeri ini bermahkotakan Baldatun Tayyibatun Warabbul Ghafur. Amin. 

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Tahriq

****Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi dan Penikmat Kopi Aswaja