Ziarah di Makam KH. Ridwan Mujahid, Mutasyar Pertama NU Semarang

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Ridwan Mujahid, Mutasyar Pertama NU Semarang

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Ridwan Mujahid beliau adalah ulama besar dari Semarang yang memiliki jasa besar dalam membentuk organisasi ulama pesantren bersama KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Abdul Wahab Chasbullah tidak dapat dilupakan. Ulama yang semula berkumpul untuk membahas persoalan negeri Hijaz bernama Komite Hijaz, berubah nama dengan Nahdlatul Ulama.

Usaha mengenalkan NU di Semarang bagi KH. Ridwan Mujahid awalnya tidak mudah. Namun berkat ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah yang ditinggalkan oleh KH. Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (KH. Sholeh Darat), maka NU mudah dikenal dan diikuti oleh warga Semarang. Sehingga ketika NU diresmikan pada tahun 1926, masyarakat Semarang dan sekitarnya mudah menerima dan mengakar dalam sanubari (Amirul Ulum: 2014).

Profil

KH. Ridwan Mujahid dilahirkan di Kauman Semarang. Beliau adalah keturunan dari kiai Lasem yang sama dengan kerabat Mbah Ma'shum dan KH. Baidlawi yang bersambung nasabnya hingga Mbah Sambu.

Silsilah KH. Ridwan Mujahid yang didapatkan Amirul Ulum dari KH. Maimun Zubair dalam buku "Muassis Nahdlatul Ulama" adalah: KH. Ridwan bin KH. Mujahid bin KH. Baidlawi bin Kiai Abdul Lathif bin Kiai Abdul Bar bin Kiai Abdul Alim bin Sayyid Abdurrahman (Mbah Sambu Lasem).

 

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ridwan Mujahid

Guru-Guru Beliau
KH. Sholeh Darat.

Lokasi Makam

KH. Ridwan Mujahid wafat dan di makamkan di Pemakaman Umum Bergota (tepatnya di selatan Makam KH. Sholeh Darat, satu area makam keluarga H. Abu Bakar Kauman).

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

 

Fadilah

Makam KH. Ridwan Mujahid banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Semarang saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Pemakaman Bergota, Semarang.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Ridwan Mujahid , dibukakan akal pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan derajatnya, dimudahkan dalam mendapatkan jodoh.

Peninggalan

Karya Tulis Beliau

Anasom dalam papernya “KH. Saleh bin Umar dan Pondok Pesantren Darat” menyebutkan bahwa salah satu karya KH. Ridwan Mujahid Semarang adalah “I’anatul ‘Awam fi Mufhimmati Syara’ Al-Islam”.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Semarang di antaranya:
Lumpia Semarang, Wingko Babat, Bandeng Presto, Tahu Petis, Tahu Bakso Ungaran, Ayam Tulang Lunak, Kain Batik Khas Semarang, Kopi Banaran, Roti Ganjel Rel, Lontong Spekkoek Waiki.