Banyak Umat Ngaku Paling Beragama Tapi Perilakunya tidak Sesuai yang Diajarkan Rasulullah SAW

 
Banyak Umat Ngaku Paling Beragama Tapi Perilakunya tidak Sesuai yang Diajarkan Rasulullah SAW

LADUNI.ID -  Sikap yang melampaui batas atau berlebih-lebihan dalam beragama tidak dianjurkan atau tidak dibenarkan, sikap ini tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya juga tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam segala urusan. Terlebih lagi dalam urusan agama.Padahal hal ini sama sekali tidak diajarkan Rasulullah SAW.

Saat ini di Indonesia fenomena orang berebih-lebihan dalam beragama semakin terasa. Sampai-sampai ada orang yang berlebih-lebihan dalam beragama sampai memutus hubungan kekeluargaan dan persahabatan hanya karena alasan ingin memegang dan melaksanakan agama dengan benar dan tidak sepaham dengan alirannya.

Merujuk pada Hadits Shahih Bukhari nomor 38, Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, KH Muhammad Nur Hayid menjelaskan bahwa beragama itu ternyata sederhana dan mudah. Beragama menurut Rasulullah SAW ternyata ringan dan gampang.

“Sesungguhnya dalam beragama itu tidak usah berlebih-lebihan. Karena apa? Hadits berikutnya menjelaskan orang yang berlebih-lebihan dalam beragama pasti dia akan dikalahkan. Mudah untuk terjerumus pada emosi dan mudah untuk terpancing,” jelasnya di Jakarta, Selasa (25/9).

Terkait hal ini, pria yang akrab disapa Gus Hayid ini menilai kondisi belakangan ini bisa disaksikan banyak umat Islam yang mengaku paling beragama. Bahkan dengan bangga mereka mengaku paling ahli Qur’an dan Sunah.

“Mereka mengaku paling ahli Qur’an dan Sunah tetapi prilakunya sama sekali tidak sesuai dengan teladan yang diajarkan Rasulullah SAW.  Lalu mereka beragama dengan caranya siapa? padahal Rasulullah mengajarkan beragamalah dengan mudah. Meskipun jangan meremehkan dan memudah-mudahkan dalam beragama,” tegasnya.

Hal ini lanjutnya sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an yang menegaskan bahwa tidak ada dalam beragama yang merepotkan umat Islam. Karena sejatinya setiap amalan-amalan yang diwajibkan oleh Allah hanya untuk memberikan efek positif berupa kebaikan, bukan untuk membebani manusia.

“Sebagaimana setiap larangan-larangan yang ditetapkan oleh Allah bukanlah untuk mengekang kita tapi justru untuk menyelamatkan hidup kita di dunia dan di akhirat,” pungkasnya.