Dawuh Gus Dur pada Muridnya
LADUNI.ID, Jakarta - Seorang laki-laki yang berbeda paham dengan GUSDUR mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar meluapkan kebenciannya kepada GUSDUR.
GUSDUR hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun. Setelah lelaki tersebut pergi, si murid yang melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya :
"Mengapa GUSDUR diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut."
Beberapa saat kemudian, maka GUSDUR bertanya kepada si murid :
“Jika seseorang memberimu sesuatu,
tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu ?
"Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab si murid.
"Begitu pula dengan kata-kata kasar itu”, Dawuh GUSDUR.
“Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya.*
Dia harus menyimpannya sendiri.
Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat, karena energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup”.*
Kemudian, lanjut GUSDUR :
Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri...
Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yang marah-marah kepadamu ... biarkan saja...
Dapatkan akses fitur artikel biografi dan chart geneology/ silsilah di Laduni.id secara berlangganan untuk mendukung keberlanjutan dan pengembangan Laduni.id.
Masuk ke LaduniKunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...