Ziarah di Makam KH. Muhammad Ridwan Sururi, Kiai Iket dari Kedungbanteng

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Muhammad Ridwan Sururi, Kiai Iket dari Kedungbanteng

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Ridwan Sururi beliau adalah ulama besar dari Banyumas yang memiliki khas dalam mensi’arkan islam, yang biasanya memakai peci, jas, dan sarung. Maka penampilan beliau pun berbeda dengan umumnya kiai. Beliau seringkali menggunakan iket kepala, khas tradisi Jawa Banyumas.

Berbeda dengan mubaligh lokal pada umumnya yang menggunakan Basa Jawa alus atau Bahasa Indonesia,KH. Muhammad Ridwan Sururi lebih memilih menggunakan Basa Jawa khas dialek Banyumasan dalam berbagai ceramahnya. Dalam hal ini, KH. Muhammad Ridwan Sururi patut mendapat penghargaan sebagai pelestari dialek Banyumasan.

Profil

KH. Muhammad Ridwan Sururi, demikian nama lengkap ulama karismatik yang juga pengasuh Pondok Pesantren An Nur Kedunglemah, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Sosok humoris kelahiran 13 Desember 1943

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Muhammad Ridwan Sururi

Guru-Guru Beliau

  1. KH. Akyas
  2. KH. Abdul Djamil
  3. KH. Murtadlo Said
  4. KH. Zubair Dahlan
  5. KH. Abdurrochiem
  6. KH. Djalil

Lokasi Makam

Lokasi makam beliau berada di komplek makam pesantren An-Nur Kedungbanteng, Banyumas.

Haul

Haul diadakan setiap tahun sekali di pesantren Annur Kedungbanteng. Haul beliau diperingati pada bulan Dzulqa'dah untuk tanggal haul akan diberitahukan pihak keluarga besar pesantren.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Muhammad Ridwan Sururi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banyumas saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Pondok Pesantren Annur Kedungbanteng .

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Muhammad Ridwan Sururi,Dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dibukakan pikiran dan hatinya dalam memperoleh ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan jodoh sholeh dan sholehah.

Peninggalan

Pendiri pondok pesantren Annur Kedungbanteng
Awal tahun 1971, KH. Muhammad Ridwan Sururi bersama dengan masyarakat setempat mendirikan sebuah masjid berukuran 10x15 meter persegi di Grumbul Kedunglemah. Masjid yang merupakan sentra aktvitas pesantren itu kini telah mengalami renovasi. Bahkan, bangunan masjid telah diperluas menjadi 15x22 meter persegi.

KH. Muhammad Ridwan Sururi merintis pesantren pada tahun 1971 dengan membangun Masjid bersama masyarakat sekitar,  Sebelum berdiri Pesantren An-Nur,KH. Muhammad Ridwan Sururi sering kedatangan dua-tiga orang santri yang hendak mengaji. Maka, awal tahun 1979 gagasan beliau untuk mendirikan pesantren pun segera diwujudkan. Mula-mula beliau mendirikan asrama pesantren putra berukuran 3x9 meter, terdiri dari tiga ruang kamar. Bangunan di sebelah selatan masjid inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya Pesantren An-Nur.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Banyumas di antaranya:
Getuk goreng, Mendoan, Klanting, Nopia,Jenang jaket, Keripik tempe, Jalabia.