Aktualisasi Kesetiaan dalam Keseharian

 
Aktualisasi Kesetiaan dalam Keseharian

LADUNI.ID,AGAMA - Kesetiaan adalah suasana hati yang tidak bisa meninggalkan sesuatu yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Kesetiaan adalah salah satu kualitas hidup yang paling mahal.

Kesetiaan adalah bagian yang paling tulus dari cinta, sebab cinta sejati membawanya pada pengorbanan yang menjadi bukti dari kesetiaan. Orang yang setia biasanya memiliki komitmen, bersedia menderita untuk orang yang dicintainya. 


Setia merupakan naluriah yang dimiliki hewan, utamanya hewan natiq. Diantara banyak hewan, anjing merupakan hewan yang paling setia. Ia mematuhi apapun yang diperintah majikannya.

Seandainya anjing diperintah untuk menetap di suatu tempat oleh majikannya maka ia akan bertahan disitu hingga mati, seandainya majikannya tak pernah kembali. Sehingga dalam ajaran tasawuf, sufi harus memiliki 12 sifat yang dimiliki anjing, diantaranya kesetiaan tanpa batas.

Dalam menjalani kehidupan kesetiaan adalah modal yang sangat menjanjikan. Kebanyakan orang yang sukses dan bahagia, adalah mereka yang setia. Setia Antara suami istri dalam berkeluarga.

Setia dengan pekerjaannya. Setia dengan tekad jiwanya. Setia dengan apa yang menjadi cita-citanya. Tanpa kesetiaan, yang terjadi hanyalah pengkhianatan, kegagalan, dan kehancuran. Karna kesuksesan membutuhkan pengorbanan yang merupakan buah dari kesetiaan.

Seseorang yang bekerja harus setia. Setia pada pimpinan dengan memegang teguh komitmen. Mematuhi setiap aturan yang ditetapkan tempat pekerja, tanpa mengkhianati pimpinannya, yang akhirnya bisa menghilangkan kepercayaan.

Begitu juga dengan keluarga demi kelangsungan bahtera rumah tangga yang dibina, tidak cukup hanya dengan cinta semata. Tanpa kesetiaan pada pasangan, semua akan sirna. Karena begitu banyak tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan sebuah keluarga. Sehingga ada pribahasa "rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri".

Hal ini menandakan bahwa selalu ada tantangan untuk mempertahankan cinta, kasih sayang, dan keharmonisan  dalam sebuah keluarga.


Rasulullah saw, sebagai teladan manusia adalah insan yang paling setia. Di pundak beliaulah kerasulan dengan misi rahmatan lil alamin terhadap alam semesta berada.

Maka apapun kepedihan tak pernah luput dari jejak langkah hidupnya. Yatim dalam kandungan. Piatu saat masih belia. Sejak kecil harus mengembala. Bekerja pada saudagar wanita kaya raya hingga berkeluarga.

Ketika menjadi Rasul pun, ujian, cobaan, dan rintangan semakin berat. Musuh ialah masyarakatnya. Ditentang oleh saudara. Diusir dari Thaif dengan lemparan batu mengenai kepala.

Hingga beliau harus hijrah meninggalkan kampung halaman tercinta. Namun demikian,  tidak sedikitpun langkah beliau goyah. Tidak pernah patah semangatnya. Beliau tetap setia kepada Allah. Bahkan dengan status sebagai kekasih Allah, Rasulullah tak pernah henti beribadah.

Beliau selalu shalat malam sehingga kaki beliau bengkak berdarah. Padahal surga tidak diciptakan kalau bukan karna Rasulullah. Namun itulah kesetiaan Rasulullah sebagai bentuk kecintaan kepada Allah ta'ala.

Dan sekarang, kesetiaan dari ulama dan santri bukan hanya sebuah kebutuhan tetapi sudah menjadi tuntutan ditengah krisis zaman agama yang dipertaruhkan. Kaum kafir dan aliran sesat dalam islam dengan berbagai macam cara datang menghantam. Yang dulunya adalah kawan sekarang malah menjadi lawan.

Kondisi islam sekarang tak ubahnya sebuah bara api, semakin erat digenggam maka akan membakar tanah, namun bila dilepaskan maka akan mati. 

Oleh karena itu kejayaan islam ada di tangan orang-orang yang berilmu. Karena Rasulullah saw hanya mewarisi ilmu melalui mereka para ulama. Maka setia kepada syariat Rasulullah memegang teguh sunnahnya adalah harga mati yang tak bisa ditawar lagi. Tanpa ulama dan santrinya siapa lagi yang memikirkan agama ini?

Tidak mudah memang, terlebih hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah ini. Namun sebagai umat yang selalu setia kepada junjungannya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam, sepantasnya selalu meneladaninya dalam segala hal, termasuk dalam menjaga kesetiaan. Hal itu bukan sesuatu yang mustahil, selama ada komitment yang kuat dari setiap seseorang.

SUMBER : LBMMUDIMESRA