Tahun 644-656 M: Jejak Peradaban Dunia di Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan

 
Tahun 644-656 M: Jejak Peradaban Dunia di Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan

Laduni.ID, Jakarta - Pada periode pemerintahan Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan, yang berlangsung dari tahun 644 hingga 656 M, terdapat sejumlah peristiwa bersejarah yang mencakup berbagai wilayah di seluruh dunia, seperti Jazirah Arab, Nusantara, Timur Tengah, Mesir, Eropa, dan Cina. Era ini menjadi saksi bagi berbagai perubahan signifikan yang membentuk landasan peradaban dunia seperti yang kita kenal saat ini.

Peristiwa bersejarah tersebut tidak hanya memengaruhi kehidupan di Jazirah Arab, tetapi juga menorehkan jejaknya di berbagai belahan dunia lainnya. Dari timur hingga barat, dari Nusantara hingga Eropa, dampak peristiwa sejarah di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan melintasi batas-batas geografis, membentuk arah peradaban global.

Mari kita telusuri beberapa kejadian menarik yang terjadi selama masa kepemimpinan Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan untuk memahami betapa pentingnya periode tersebut dalam membentuk corak dunia yang kita nikmati hari ini.

Di Jazirah Arab tahun 644 M terjadi pergantian kekhalifahan. Khalifah sebelumnya, yakni Sayyidina Umar bin Khattab sebelum meninggal dunia telah menyiapkan sebuah komite yang terdiri dari enam dari sepuluh orang sahabat Rasulullah SAW untuk dipilih sebagai khalifah di antara mereka.

Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Di antara mereka yang terpilih sebagai khalifah Islam yang ketiga adalah Utsman bin Affan. Beliau dibai'at kaum muslimin sebagai khalifah ketiga pada Hari Sabtu, 1 Muharram 24 H (644 M) setelah tiga hari dari pemakaman Sayyidina Umar bin Khattab.

Utsman bin Affan berasal dari strata sosial dan ekonomi tinggi yang pertama-tama memeluk Islam. Beliau memiliki kepribadian yang baik, bahkan sebelum memeluk Islam, Sayyidina Utsman terkenal dengan kejujuran dan integritasnya.

Kepribadian Sayyidina Utsman benar-benar merupakan gambaran dari akhlak yang baik menurut Islam. Beliau memiliki watak yang jujur, dermawan, dan sangat baik hati. Rasulullah SAW mencintai Sayyidina Utsman karena akhlaknya, mungkin itulah alasan mengapa Rasulullah SAW mengizinkan dua anaknya untuk menjadi istri Utsman. Dan karena itu pula, Sayyidina Utsman terkenal dengan sebutan Dzun Nurain atau sang pemilik dua cahaya.

Selama masa pemerintahan kekhalifahan Utsman bin Affan, kejayaan Islam menyebar hingga dataran Eropa Barat dan beberapa wilayah di Afrika Utara. Kontribusi sang khalifah yang paling besar dalam sejarah Islam adalah kompilasi dari teks asli Al-Qur'an yang lengkap. Banyak salinan Al-Qur'an berdasarkan teks asli juga telah dibuat dan didistribusikan ke seluruh dunia Islam.

Dalam mengerjakan proyek besar ini, beliau dibantu dan banyak mendapatkan masukan dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-Harits. Khalifah Utsman juga berhasil membangun administrasi kekhalifahan yang terpusat dan memantapkan penerbitan Al-Qur'an yang resmi.

Pengadilan agama yang semula dilakukan di masjid, oleh Khalifah Utsman dibangun gedung baru, khusus gedung pengadilan. Beliau juga yang mengadakan perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram serta membentuk armada laut Islam yang pertama, ketika terjadi perang Dzatus Shawari (Perang Tiang kapal) yang dipimpin Abu Al-A'war As-Sulami dan Abdullah bin Saad bin Abi Sarh.

Selain itu, pada tahun 651 M sejarah mencatat bahwa Khalifah Utsman memiliki hubungan diplomatik dengan pemerintahan Kaisar Li Zhi atau Gaizong dari Dinasti Tang China. Ketika serombongan delegasi dikirim Kaisar Cina kepada Khalifah di Arab untuk membela pangeran Persia yang kala itu menjadi buron.

Delegasi ini juga ditugasi Kaisar untuk melihat luas dan kekuatan baru di wilayah barat Cina tersebut. Khalifah Utsman bin Affan sendiri disebut-sebut telah mengirimkan jenderal berkebangsaan Arab untuk menemani delegasi Cina pulang ke negerinya.

Di akhir pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan di Kota Madinah terjadi pemberontakan. Beliau selalu berusaha untuk membangun komunikasi yang berlandaskan kasih sayang dan kelapangan hati terhadap para pemberontak tersebut. Namun, setelah terjadi pengepungan yang lama, para pemberontak berhasil memasuki rumah Khalifah dan membunuhnya.

Khalifah Utsman bin Affan telah syahid pada hari Jumat, 17 Dzulhijjah 35 H (656 M), setelah memerintah selama dua belas tahun, sejak tahun 644 hingga 656 M. (Hepi Andi Bastoni, Sejarah Para Khalifah, 2008)

Pada rentang waktu tahun 644 hingga 656 M di Nusantara, terdapat beberapa Kerajaan yang mengadopsi ajaran Hindu dan Budha. Salah satu Kerajaan yang berkuasa di wilayah Jawa Barat pada masa tersebut adalah Kerajaan Galuh yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Wretikandayun. Wretikandayun bergelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa, seorang pendiri Kerajaan Galuh dan telah memerintah selama 90 tahun sejak tahun 612 hingga 702 M. (Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar, Kerajaan Galuh: Berdirinya, Raja-raja, dan Peninggalan, 2021)

Sedangkan di Jawa Tengah terdapat Kerajaan Kalingga juga dikenal sebagai Kerajaan Holing di bawah pemerintahan Raja Wasudewa. Kerajaan ini terletak di sebelah utara Gunung Muria Kabupaten Jepara. Raja Wasudewa sendiri mulai memerintah sejak tahun 632 hingga tahun 652.

Pada tahun 652, terjadi pergantian pemimpin di Kerajaan Kalingga. Kartikeyasinga naik tahta menjadi Raja menggantikan Raja Wasudewa. Kartikeyasinga memerintah Kerajaan kalingga hingga tahun 674 M.

Kerajaan Kalingga ini meninggalkan beberapa peninggalan di antaranya terdapat Prasasti Tuk Mas, Prasasti Sojomerto, Candi Angin, Candi Bubrah, dan Situs Puncak Sanga Likur. Peninggalan-peninggalan tersebut merupakan kekayaan yang besar bagi Nusantara dan bisa menjadi sumber sejarah eksistensi Kerajaan Kalingga di Nusantara. (Sampoerna Academy, Kerajaan Kalingga, Silsilah, Peninggalan dan Kisahnya, 2022)

Timur Tengah pada periode antara tahun 644 hingga 656 M terjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada tahun 651 hingga 652 M, pasukan Muslim mendapatkan kemenangan yang gemilang dalam pertempuran melawan Kekaisaran Persia Sasaniyah, yang kala itu dipimpin oleh Kaisar Yazdegerd III (632-652 M). Kemenangan ini menandai akhir Kekaisaran Persia Sasaniyah di wilayah Timur Tengah.

Peristiwa ini menandai penyebaran dan pengaruh kuat Islam di Timur Tengah. Hal ini memberikan landasan bagi perkembangan peradaban Islam di masa mendatang, serta memainkan peranan penting dalam membentuk sejarah dan budaya bangsa-bangsa Muslim di kawasan tersebut. (Tyson Tirta, Invasi Muslim Arab Mengakhiri Kejayaan Imperium Sasaniyah Persia, 2020)

Di Mesir periode tahun 644 hingga 656 M, telah menjadi bagian dari kekhalifahan Muslim yang dimulai sejak tahun 641 M, setelah peristiwa penaklukan Mesir oleh pasukan Muslim yang dipimpin Panglima Perang Amr bin Ash. Setelah penaklukan tersebut, Amr bin Ash diangkat menjadi Gubernur Mesir. Beliau membangun infrastruktur penting di Mesir, seperti jalan, jembatan, dan sistem irigasi, yang membantu dalam pengembangan ekonomi dan pertanian di wilayah tersebut.

Selain itu, penyebaran agama Islam juga terjadi di Mesir dan sekitarnya, banyak penduduk Mesir yang kemudian memeluk agama Islam. Penaklukan Mesir oleh pasukan Muslim dan pengaruh Islam yang berkembang di wilayah tersebut merupakan peristiwa penting dalam sejarah Mesir pada periode tersebut. Bahkan, hingga sekarang Islam menjadi agama dominan di wilayah Mesir dan sekitarnya. (Anggit Setiani Dayana, Sejarah Pasukan Islam Menaklukkan Mesir pada 1 Ramadan, 2019)

Di Eropa pada rentang waktu tahun 644 hingga 656 M, terdapat Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium yang berpusat di Kota Konstantinopel. Kaisar pada masa tersebut adalah Kaisar Flavius Constantinus Augustus atau biasa dikenal sebagai Kaisar Konstans II, memerintah sejak tahun 641 hingga 668 M.

Selama masa pemerintahannya, Konstans II menghadapi berbagai tantangan, termasuk pemberontakan dan konflik dengan suku-suku barbar di perbatasan kekaisaran. Konstans II berusaha untuk mengambil jalan tengah dalam perselisihan gereja antara Ortodoksi dan Monotelitisme dengan menolak menganiaya keduanya dan melarang diskusi lebih lanjut mengenai sifat-sifat Yesus Kristus melalui dekrit pada tahun 648 M (Jenis dari konstanta).

Pada tahun 654 dan 655 M, Kaisar Konstans II bersama pasukannya terlibat pertempuran sengit di laut pantai Lycia melawan pasukan Muslim yang dipimpin Abu Al-A'war As-Sulami dan Abdullah bin Saad bin Abi Sarh. Pertempuran itu dikenal dengan Perang Dzatus Shawari (Perang Tiang kapal), pasukan Byzantium mengalami kekalahan yang telak dalam pertempuran tersebut, bahkan Kaisar Konstans II sendiri hampir terbunuh. (History-maps. Pemerintahan Konstans II, 2024)

Di Cina pada masa ini, terdapat Kekaisaran Tang yang berpusat di Kota Chang An. Kaisar pada masa ini adalah Kaisar Li Shimin juga dikenal sebagai Kaisar Taizong, memerintah sejak tahun 626 hingga 649 M. Di bawah pemerintahannya, Cina mengalami perkembangan budaya yang pesat dalam bidang seni, kesusastraan, dan ilmu pengetahuan. Membuat dinasti ini dikenal sebagai salah satu dinasti yang paling makmur dan berpengaruh dalam sejarah Cina.

Tahun 649 Kaisar Li Shimin meninggal dunia, selanjutnya kekuasaan dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Kaisar Li Zhi atau juga dikenal sebagai Kaisar Gaozong. Kaisar Li Zhi memerintah hingga tahun 683 M, ia dibantu oleh Permaisuri Wu, yang kemudian dikenal sebagai Wu Zetian. Kaisar Li Zhi mendelegasikan banyak urusan negara kepada istrinya, dan setelah ia meninggal pada tahun 683 M, kekuasaan sepenuhnya jatuh ke tangan Permaisuri Wu Zetian, yang kemudian menjadi satu-satunya wanita yang menjadi Kaisar dalam sejarah Cina.

Pada masa pemerintahan Kaisar Li Zhi juga memiliki hubungan dengan dunia Islam, ketika Sa'ad ibn Waqqas, paman dari pihak ibu Muhammad, memimpin delegasi ke Tiongkok dan mengundang Kaisar Li Zhi atau Gaozong untuk memeluk Islam. Untuk menunjukkan kekagumannya terhadap agama Islam, Kaisar memerintahkan pembangunan masjid pertama di China di Kanton. (History-maps, Dinasti Tang, 2024)

Pemaparan di atas memberikan gambaran singkat tentang kondisi dunia pada waktu tersebut. Dengan fokus pada Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan sebagai Khalifah ketiga dalam sejarah Islam, ada peristiwa besar lainnya di belahan dunia yang kita ketahui seperti, kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Budha di Nusantara, runtuhnya Kekasairan Persia Sasaniyah di Timur Tengah, penaklukan besar dan penyebaran agama Islam di Mesir, kekuasaan Konstans II sebagai Kaisar Byzantium di Eropa, dan masa kekuasaan Dinasti Tang di Cina pada masa pemerintahan Kaisar Li Shimin atau Taizong dan Kaisar Li Zhi atau Gaozong.

Rangkaian di atas menjadi pengetahuan yang penting bagi generasi sekarang maupun yang akan datang, dengan harapan bisa menjadi pembelajaran dan membangkitkan semangat positif, sehingga dapat memunculkan generasi-generasi yang unggul dan berkualitas di masa depan.

Laduni.ID akan mengupas artikel-artikel paralel lintas peradaban di masa-masa lainnya. []


Penulis: Muhammad Fahrul Rozi
Editor: Kholaf Al Muntadar