Pesona Wisata Religi ke Makam KH. Muhammad Busthamil Karim

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Pesona Wisata Religi ke Makam KH. Muhammad Busthamil Karim

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Motivasi Ziarah Kubur Menurut Ulama
  4. Haul KH. Muhammad Busthamil Karim
  5. Peninggalan KH. Muhammad Busthamil Karim
  6. Oleh-Oleh
  7. Sumber

1. Profil
KH. Muhammad Busthamil Karim juga dikenal dengan panggilan Mbah Busthom merupakan seorang Ulama kharismatik penyebar agama Islam dan seorang Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Cilacap dan Lampung.

Beliau lahir pada tahun 1890 di Desa Wonosari, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Sandikrama bin Dulah Siroj, sedang ibunya bernama Syartiyah. Perjalanan dalam mencari ilmu semasa remaja hingga beranjak dewasa beliau lakukan di beberapa pondok pesantren di Jawa Tengah, seperti Pesantren Kemanggungan Kroya Cilacap, Pesantren Bogangin Sumpiyuh Banyumas, Pesantren Parakan Canggah Purbalingga, serta berguru pada Kyai Busyro di Banjarnegara.

Kemudian KH. Muhammad Busthamil Karim melanjutkan pendidikannya dengan berguru kepada guru sufi kharismatik yang bernama KH. Husein Zamakhsyari di Desa Parid Kawunganten Cilacap, seorang Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. KH. Husein Zamakhsyari inilah yang memberikan keteladanan sekaligus membentuk karakter laku sufi pada pribadi KH. Muhammad Busthamil Karim.

Setelah lama belajar kepada KH. Husein Zamakhsyari, KH. Muhammad Busthamil Karim hijrah ke Lampung pada tahun 1952, tempat pertama kali yang beliau singgahi adalah Desa Lambau, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Kemudian berpindah ke Lampung Tengah hingga akhir hayat beliau.

Semasa hidupnya di Lampung, beliau telah mendirikan Pondok Pesantren Roudlotussholihin yang berada di Desa Purwosari. Selain itu beliau juga aktif sebagai Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Lampung dan sekitarnya. Beliau adalah sosok ulama yang kharismatik, sehingga memiliki banyak sekali murid dan pengikut.

Beberapa murid beliau antara lain, KH. Zainudin Belitang OKU Timur Sumatera Selatan, Kyai Mundzir Kalirejo Lampung Tengah, Kyai Baidlowi Metro Lampung, Kyai Abdul Basyir Batanghari Lampung Timur, Kyai Abdullah Ahmad Parerejo Pringsewu, Kyai Abu Syuja Sendang Mulyo Kalirejo Lampung Tengah, KH. Misbahul Munir Ciamis Jawa Barat, KH. Sudasi Cilacap Jawa Tengah, KH. Zaenal Arifin Pacitan Jawa Timur, KH. Sholeh Ponorogo Jawa Timur, Kyai Junaidi Tanggamus, dan Kyai Mansur Lampung Selatan.

Untuk menghormati jasa-jasa beliau, hingga sekarang ribuan jama’ah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah selalu hadir pada acara haul yang dilaksanakan setiap tahunnya di Pondok Pesantren Roudlotussholihin Lampung.


Baca juga Biografi KH. Muhammad Busthamil Karim

2. Lokasi Makam
KH. Muhammad Busthamil Karim wafat pada tanggal 3 November 1979. Jenazah beliau dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Roudlotussholihin yang terletak di Desa Purwosari, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

3. Motivasi Ziarah Kubur Menurut Ulama
Seperti yang diketahui perihal ziarah kubur menurut ulama, bahwa motivasi atau tujuan ziarah kubur bermacam-macam, antara lain:
1. Ziarah yang dilakukan dengan tujuan mengambil pelajaran dari kematian, agar kita selalu ingat mati dan kehidupan akhirat. Ziarah kubur dengan tujuan tersebut hukumnya sunnah.
2. Ziarah kubur yang dilakukan dengan tujuan mendoakan ahli kubur kepada Allah SWT, agar dosa-dosa ahli kubur diampuni.
3. Ziarah kubur dengan tujuan tabaruk atau mencari berkah dari ahli kubur, apabila ahli kubur yang diziarahi adalah orang-orang shaleh dan ahli melakukan kebaikan, seperti para nabi dan para wali.
4. Ziarah kubur dengan tujuan menunaikan hak ahli kubur. Orang-orang yang berhak kita perlakukan dengan baik ketika mereka masih hidup seperti orang tua, ulama, dan orang-orang shaleh. Berhak pula diziarahi setelah mereka meninggal dunia, dengan tujuan memuliakan dan berbakti kepada mereka.

4. Haul KH. Muhammad Busthamil Karim
Haul KH. Muhammad Busthamil Karim rutin dilaksanakan setiap tahunnya di Pesantren Roudlotussholihin, Lampung. Acara haul ini biasanya dimulai dengan kegiatan khataman dzikir Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan dilanjutkan dengan pengajian oleh Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Lampung. Dihadiri oleh para pengurus pesantren, para santri, dan jama'ah Tarekat Qodiriyyah wa Naqsyabandiyah Lampung dan sekitarnya.

Selain di Lampung, haul KH. Muhammad Busthamil Karim juga dilaksanakan oleh masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten Cilacap, seperti di daerah Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Kedungreja.

5. Peninggalan KH. Muhammad Busthamil Karim
Semasa hidupnya, KH. Muhammad Busthamil Karim merupakan seorang Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang memiliki banyak pengikut, sehingga ijazah tarekat beliau dan guru-gurunya ini dilanjutkan dan dilestarikan oleh murid-murid beliau. Hal tersebut membuat masyarakat Lampung dan sekitarnya bisa mengamalkan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah melalui murid-murid beliau.

Selain sebagai seorang Mursyid, KH. Muhammad Busthamil Karim juga seorang pendiri Pondok Pesantren Roudlotussholihin. Pesantren ini berdiri sejak tanggal 1 April 1963 yang berada di Desa Purwosari, Kecamatan Padangratu, Kabupaten Lampung Tengah. Salah satu tujuan didirikannya pesantren ini adalah untuk mengajarkan para santri dan masyarakat tentang ajaran syari’at Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah. Sehingga sanad keilmuan beliau dan guru-gurunya terus lestari melalui para santri di Pondok Pesantren Roudlotussholihin.

6. Oleh-Oleh
Oleh-oleh makanan khas yang bisa dibawa pulang usai berziarah di Kabupaten Lampung Tengah di antaranya: kopi lampung, pempek lampung, pie susu pisang, keripik pisang, kerupuk cumi, sambal lampung, kain tapis, dan masih banyak lagi.

7. Sumber
1. Diolah dan dikembangkan dari penelitian yang dimuat di situs NU Lampung Tengah (nulamteng.or.id)

2. Diolah dan dikembangkan dari penelitian skripsi Nurul Qoriyah, KH. Nur Muhammad Busthamil Karim dan Pengembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Cilacap Tahun 1920-1978 M, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.