Ziarah di Makam KH. Moch Khozin, Pengasuh Pesantren Al-Hamdaniyah Sidoarjo

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Moch Khozin, Pengasuh Pesantren Al-Hamdaniyah Sidoarjo

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Moch Khozin beliau adalah ulama besar dari Buduran, Siwalan Panji, Sidoarjo, keilmuannya yang sangat tinggi hingga banyak para ulama Jawa maupun luar Jawa yang belajar ilmu kepada beliau di pondok pesantren Hamdaniyah, Siodarjo.

Kewalian KH. Moch Khozin sangat terkenal hingga di Mekkah ketika Syaikhona Kholil diperintahkan seseorang memberi salam kepada KH. Moch Khozin, Siwalanpanji, Siodarjo. Syaikhona Kholil bermimpi bertemu dengan Imam Syafi'i diperintahkan untuk mengaji kitab tafsir Jalalain dengan KH. Moch Khozin. Hingga akhirnya banyak ulama-ulama dari Jawa maupun luar Jawa yang belajar ilmu kepada beliau.

1. Profil

KH. Moch Khozin merupakan ulama yang berasal dari Mojosari, Kabupaten Mojokerto yang memiliki nama lengkap KH. Moch Khozin ibn kyai Khoiruddin ibn Ghazali ibn R. Musthofa (Mbah Jarot), beliau lahir pada tahun ± 1875 M.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Kyai Khoiruddin
  2. KH. Ya‟qub

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Moch. Khozin

2. Lokasi Makam

KH. Moch Khozin berpulang ke Rahmatullah pada tahun ±1955 M, beliau di makamkan di pemakaman keluarga pondok pesantren al-Hamdaniyah.

3. Haul

Haul KH. Moch Khozin diperingati setiap tahun sekali bersamaan dengan haul Masyayikh pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Haul diperingati di kalender islam pad bulan Rajab. Haul Masyayikh pesantren Al-Khoziny ini memperingati para ulama atau kyai yang menjadi pendiri pesantren dan para pengasuh pesantren di antaranya: KHR. Khozin Khoiruddin, KHR. Abbas Khozin, KHR. Wahid Abbas, KHR. Mujib Abbas, KH. Busyro Bin Azhary, KH. Farkhan Bin Bakry. Haul ini dihadiri para santri, alumni santri, para ulama dan tokoh masyarakat setempat maupun luar kota, serta para keluarga besar pesantren Al-Khoziny Sidoarjo.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

5. Fadilah

Makam KH. Moch Khozin banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Brebes saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman Makam Ulama, Desa Siwalanpanji, Sidoarjo.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Moch Khozin, dibukakan akal pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam meraih cita-citanya.

6. Peninggalan

Mengasuh Pesantren
Pada tahun 1927 M KH. Moch Khozin diangkat sebagai pengasuh pondok pesantren Al-Hamdaniyah pada periode ke tiga. Periode kepengasuhan KH. Moch Khozin menjadi puncak kejayaan. Karena banyak santri yang datang dari berbagai wilayah untuk menimba ilmu di pesantren Al-Hamdaniyah. Atas kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing para santri-santrinya, sehingga sewaktu telah kembali ke kampung halaman para santri dapat menebar manfaat dengan menegakkan pesantren di wilayahnya masing-masing.

KH. Moch Khozin termasuk salah satu tokoh yang mempunyai kontribusi besar terhadap penyiapan kader dan para pejuang untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kewajiban lain seorang kiai ialah selaku pemimpin di masyarakat, layaknya KH. Moch Khozin yang senantiasa menjalankan kewajibannya dengan sepenuh hati, tak pernah merasa enggan sewaktu melakukannya.

Bahkan diterapkan pula dalam memajukan pondok pesantrennya serta selalu mengedepankan kepentingan umum. Kemudian pada tahun 1927 M beliau mendirikan sebuah pondok pesantren yang terletak di desa Buduran, kecamatan Buduran, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tujuan utama KH. Moch Khozin mendirikan pesantren baru yaitu untuk memajukan peribadatan, dakwah islamiyah dan pendidikan.

Pada mulanya beliau tidak berniat membangun sebuah pesantren, namun yang beliau inginkan hanyalah memberikan tempat bagi tempat tinggal buah hatinya dengan Siti Fatimah yaitu KH. Moh Abbas. Karena pada saat itu pesantren Al-Hamdaniyah telah banyak mengalami regenerasi. Dimana saat itu, KH Abbas baru datang setelah menimba Ilmu di Makkah selama sepuluh tahun.

Kehadiran KH. Abbas pada saat itu disambut dengan baik oleh masyarakat sekitar, sehingga KH. Moch Khozin memutuskan untuk mendirikan sebuah pesantren yang diperuntukkan untuk putra beliau yaitu KH. Abbas. Pondok pesantren tersebut berada tidak jauh dari pesantren Al-Hamdaniyah tepatnya ±300 meter sebelah barat pondok pesantren Al-Hamdaniyah.

Setelah pondok pesantren ini berdiri, pada mulanya KH. Moch Khozin sendiri yang akan menjadi pengasuhnya. Namun, karena pihak keluarga besar pesantren Al-Hamdaniyah masih membutuhkan beliau, maka diutuslah putra beliau yaitu KH. Abbas untuk menjadi pengasuh di pesantren ini. Sementara KH. Moch Khozin masih tetap menjadi pengasuh di pesantren Al-Hamdaniyah. Selain itu, nama pondok pesantren yang dibangun KH. Moch Khozin diperuntukkan kepada putranya KH. Abbas yaitu pondok pesantren Al-Khoziny yang namanya dinisbatkan kepada pendirinya yaitu KH. Moch Khozin

7. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kab. Sidoarjo di antaranya:
Otak-otak Bandeng, Terasi Sidoarjo, Ote-ote Porong, Kerupuk Udang, Kerajinan Kulit, Petis, Bandeng Asap, Kerajinan Tempurung Kelapa, Batik Sidoarjo.

8. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
Youtube: Makam KH. Moch. Khozin, Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo