Hukum Meminum Air Bekas Cuci Ibu dalam Hukum Islam

 
Hukum Meminum Air Bekas Cuci Ibu dalam Hukum Islam

PERTANYAAN 
Assalamu'alaikum Wr Wb,,
Mencoba bertanya d sini semoga mendapat pencerahan,,
Ada seorang teman yang memcuci kaki ibunya lantas meminum air cucian tersebut.

Pertanyaannya,,
1.adakah islam yg mengajarkan yg demikian,, trs apa hukum nya meminum air cucian kaki ibu tsb,,??
2.apakah dg meminum air cucian trsb, bs d katakan wujud bhakti kita sbg ank,,?? (Soalnya sy blm pernh melakukannya )
Mungkin pertanyaan sy agak konyol, tp mohon sudinya pr ustadz/ustadzh d sini mw berbagi ilmunya,, terima ksh,
Wassalam


JAWABAN
wa'alaykumussalaam...
1. tidak ada anjuran meminum air cucian kaki ibu. hukumnya boleh-boleh saja asal tdk meyaqini bahwa air basuhan kaki ibu tsb mempunyai pengaruh. :
 

تحفة المريد ص : 58 فمن اعتقد أن الأسباب العادية كالنار والسكين والأكل والشرب تؤثر فى مسبباتها الحرق والقطع والشبع والرى بطبعها وذاتها فهو كافر بالإجماع أو بقوة خلقها الله فيها ففى كفره قولان والأصح أنه ليس بكافر بل فاسق مبتدع ومثل القائلين بذلك المعتزلة القائلون بأن العبد يخلق أفعال نفسه الإختيارية بقدرة خلقها الله فيه فالأصح عدم كفرهم ومن اعتقد المؤثر هو الله لكن جعل بين الأسباب ومسبباتها تلازما عقليا بحيث لا يصح تخلفها فهو جاهل وربما جره ذلك إلى الكفر فإنه قد ينكر معجزات الأنبياء لكونها على خلاف العادة ومن اعتقد أن المؤثر هو الله وجعل بين الأسباب والمسببات تلازما عادي بحيث يصح تخلفها فهو المؤمن الناجى إن شاء الله إهـ

“Barangsiapa berkeyakinan segala sesuatu terkait dan tergantung pada sebab dan akibat seperti api menyebabkan membakar, pisau menyebabkan memotong, makanan menyebabkan kenyang, minuman menyebabkan segar dan lain sebagainya dengan sendirinya (tanpa ikut campur tangan Allah) hukumnya kafir dengan kesepakatan para ulama,
atau berkeyakinan terjadi sebab kekuatan (kelebihan) yang diberikan Allah didalamnya menurut pendapat yang paling shahih tidak sampai kufur tapi fasiq dan ahli bidah seperti pendapat kaum mu’tazilah yang berkeyakinan bahwa seorang hamba adalah pelaku perbuatannya sendiri dengan sifat kemampuan yang diberikan Allah pada dirinya,
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara rasio maka dihukumi orang bodoh
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara kebiasaan maka dihukumi orang mukmin yang selamat, Insya Allah" Tuhfah alMuriid 58.


2. tidak ada dalil yang menerangkan
Sebaiknya gak usah melakukan tindakan yg memang gak ada dasarnya kalo mau mewujudkan rasa bakti kpd ortu ya yg diajarkan rasululloh saja.

wallahu a'lam.


Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah