Santri Goes To Papua: Buta Huruf Latin, Melek Huruf Arab

 
Santri Goes To Papua: Buta Huruf Latin, Melek Huruf Arab

LADUNI.ID, Jakarta - Membaca huruf Latin merupakan salah satu hal yang belum dikuasai oleh sebagian besar anak-anak Kokoda di Kurwato ini. Walaupun secara formal mereka sudah duduk di Sekolah Dasar kelas 3 hingga 4, mereka masih kesulitan merangkai bacaan yang berbunyi "SA" atau "PI", misalnya. Atau, terkadang mereka bisa bilang "SA" ketika diejakan "S-A", namun ketika disuruh menulis bunyi "SA",  mereka masih keliru-keliru merangkainya. Masih ada yang merangkaikan huruf "S" dengan huruf "I" atau dengan selain huruf "A".

Mengajari mereka membaca adalah suatu tantangan tersendiri bagi saya. Selain apa yang saya lakukan ini sepertinya tidak menarik perhatian sebagian anak-anak--saya simpulkan begitu karena yang hadir selalu sedikit--juga karena saya penasaran: bagaimana mungkin mereka tidak mampu membaca huruf Latin jika membaca huruf Arab (kendati masih tertatih-tatih) saja bisa. Dan kondisi yang terakhir ini, selalu saja mengingatkan saya ketika dulu KKN di Wonosobo. Dengan program PBA (Pemberantasan Buta Aksara) dari Pemprov Jateng, sebagian ibu-ibu/bapak-bapak/mbah-mbah yang saya ajar di Wonosobo juga sama, melek huruf Arab tapi buta huruf Latin.

Anak-anak Kokoda di Kurwato ini memang ada yang sudah bisa dan benar-benar mampu membaca. Namun itu hanya segelintir. Diantaranya adalah Irwan Irwanas (anak lelaki berkaos kuning). Dan tadi saya minta dia untuk coba mengajari teman-temannya. Awalnya teman-temannya memang protes keberatan diajar oleh Irwan. Irwan pun jadi enggan. Namun setelah Irwan saya desak agar dimulai saja mengajarnya, teman-temannya pun mendengarkan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN