Dalil Dan Hikmah Perilaku Jujur dalam Islam

 
Dalil Dan Hikmah Perilaku Jujur dalam Islam
Sumber Gambar: Pencinta Gus Dur

LADUNI.ID, Jakarta – Kejujuran adalah aspek moral yang memiliki nilai positif dan baik. Kejujuran punya kata lain seperti berterus terang. Lawan dari kejujuran adalah kebohongan, kecurangan dan lain-lain. Di dalam sifat kejujuran juga melibatkan sikap yang setia, adil, tulus dan dapat dipercaya. Kejujuran adalah sifat yang dihargai oleh banyak etnis budaya dan agama. Jadi, tidak hanya agama Islam saja yang mengharuskan umatnya untuk menjunjung tinggi sifat kejujuran.

Dalil tentang perilaku jujur tidak hanya dituliskan dalam Al-Quran, namun juga terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Berikut adalah beberapa dalil tentang perintah untuk berperilaku jujur.

Perilaku jujur merupakan sifat dari orang-orang mukmin, hal ini tertera dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 23-24 yang berbunyi,

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ

لِيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِيْنَ اِنْ شَاۤءَ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),” ( QS.Al-Ahzab 33:23)

“agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” ( QS.Al-Ahzab 33:24)

Di dalam surah Al-Ahzab ayat 35 dijelaskan, orang-orang muslim yang berperilaku jujur akan diberikan pahala yang besar , ayat tersebut berbunyi,

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS.Al-Ahzab 33:35)

Di dalam Al-Qur’an surah Az-Zumar 39:33-35 dijelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa merupakan orang yang berkata benar atau berkata jujur, ayat tersebut berbunyi,

وَالَّذِيْ جَاۤءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ ذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الْمُحْسِنِيْنَۚ

لِيُكَفِّرَ اللّٰهُ عَنْهُمْ اَسْوَاَ الَّذِيْ عَمِلُوْا وَيَجْزِيَهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.” “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,” “agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan.” (QS.Az-Zumar 39:33-35)

Kejujuran adalah sebuah perilaku yang mementingkan objektivitas dalam penilaian atau dalam mengambil keputusan. Kejujuran juga berarti tidak mengambil hak orang lain atau berlaku curang.
Hal ini diperingatkan oleh Allah dalam surah Al-Muthaffifin 83: 1-6 yang berbunyi,

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ

الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ

وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ

اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ

يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!” “(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,” “dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” “Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,” “pada suatu hari yang besar,” “(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Muthaffifin 83: 1-6)

Perintah untuk berperilaku jujur juga dituliskan dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Nabi Muhammad mengatakan bahwa berperilaku jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan.

“Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kewajiban untuk berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, yang berbunyi,

عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ ر.ض. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ, فَاِنَّهُ مَعَ البِرَّ وَهُمَا فِى الْجَنَّةِ, وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ

فَاِنَّهُ مَعَ الْفُجُوْرِوَهُمَافِى النَّار.

“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, Karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.

Setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada konsekuensinya, begitu pula dengan kejujuran. Pada buku Hasil Sebuah Kejujuran oleh Ami Raksanagara dijelaskan mengenai nilai kejujuran, rajin, hati yang bersih, halus rasanya, dan masih banyak lagi.

Orang muslim yang selalu berperilaku jujur akan diberikan hak-hak istimewa oleh Allah SWT. Tidak hanya mendapatkan pahala untuk akhirat, namun juga ada balasan di dunia. Berikut adalah hikmah dari memiliki perilaku jujur yaitu:

1. Kejujuran akan membawa kepada hal-hal yang baik
Orang yang berperilaku jujur tentunya akan dituntun kepada hal-hal yang baik. Misalnya seperti lebih bahagia, tidur lebih tenang karena tidak ada beban di dalam hatinya, dan lain-lain.
Hal ini tertera dalam surah Muhammad 47:21 yang berbunyi,

طَاعَةٌ وَّقَوْلٌ مَّعْرُوْفٌۗ فَاِذَا عَزَمَ الْاَمْرُۗ فَلَوْ صَدَقُوا اللّٰهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۚ

“Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS.Muhammad 47:21)

2. Orang yang jujur akan memperoleh surga dari Allah SWT
Orang yang selalu berperilaku jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Allah bahkan menjanjikan surga untuknya, seperti yang dituliskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 119 yang berbunyi,

قَالَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْ ۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS.Al-Ma’idah 5:119)

3. Memiliki Banyak Teman
Selain mendapat kebaikan di akhirat, orang yang berperilaku jujur cenderung memiliki banyak teman atau kerabat. Orang yang jujur tentunya akan lebih banyak disukai oleh orang-orang yang jujur juga.

4. Hidup lebih damai dan bahagia
Selain mendapatkan lebih banyak teman, orang yang berperilaku jujur akan memiliki hidup yang lebih tenang dan damai karena efek positif yang hadir ketika kamu mengatakan hal yang jujur dan benar.

5. Lebih percaya diri
Orang yang jujur pada dirinya sendiri maupun orang lain cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini karena dia tidak berbohong jika ingin mendapatkan sesuatu. Ia percaya dengan menjadi orang yang jujur tidak akan membawa hasil yang mengecewakan.

Ciri-Ciri Orang Jujur

Untuk melihat seseorang sedang berperilaku jujur atau tidak, bisa dilihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri perilaku jujur, sebagai berikut:
1. Berkata yang sebenarnya
2. Selalu taat pada perintah dan menjauhi larangan Allah
3. Tidak melakukan ingkar janji terhadap orang lain
4. Selalu percaya dengan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya
5. Berusaha untuk bersikap adil
6. Melakukan suatu hal sesuai dengan perbuatannya

Pada dasarnya, untuk melihat seseorang sedang berperilaku jujur bisa dilihat di mana saja dan kapan saja.  
Contoh Perilaku Jujur di Rumah :
1. Tidak mengambil sisa uang atau kembalian saat berbelanja
2. Selalu mengakui kesalahan ketika berbuat salah
3. Tidak berbohong kepada anggota keluarga di rumah
4. Jangan mengambil properti rumah tanpa izin
5. Berbicara apa adanya dan jangan melebih-lebihkan suatu informasi

Sebetulnya, tidak ada dasarnya atau alasan kita untuk berbohong. Orang yang jujur pasti akan mengakui kesalahan yang diperbuatnya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal itu merugikan orang lain. Dengan bertindak jujur, maka bisa meringankan masalah dan tidak menimbulkan masalah yang baru lagi nantinya. Jika manusia sudah terbiasa untuk berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat untuk berperilaku jujur dan akan selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya.

 

Sumber : Al-Qur’an dan Hadis
___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada  Selasa, 14 Mei 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.
Editor : Sandipo