Syirik Kubur, Syirik Undang-undang

 
Syirik Kubur, Syirik Undang-undang

LADUNI.ID - Saya sedang tidak bicara agama lain. Saya sedang bicara agama saya sendiri, Islam. Agama lain biar diurus oleh pemeluknya atau oleh pakar perbandingan agama. Fakta yang ada, tetapi sulit diakui secara jujur, adalah banyaknya aliran keras yang lahir dari teologi kekerasan. Teologi tidak saya gunakan secara spesifik untuk menunjuk salah satu pilar dalam agama yaitu akidah, tetapi madzhab Islam secara umum. Pikiran yang keras menghasilkan sikap militan, eksklusif, dan intoleran. Pada gilirannya, menghasilkan justifikasi untuk melakukan kekerasan.

Jadi, kalau ada yang percaya tidak ada hubungan dari jenis ekspresi tertentu dari aliran keras dengan tindakan kekerasan atau potensi untuk melakukan kekerasan, kita mungkin perlu membersihkan kaca mata kita yang buram. Teologi kekerasan inheren dalam kelompok yang mengklaim kebenaran mutlak dan punya justifikasi ‘langit’ untuk memberangus siapa saja yang menolak klaim mereka.

Saya tidak akan menyebut kelompok mana saja. Saya hanya akan menyebut kriteria dan kualifikasi. Silakan Anda cari sendiri. Teologi kekerasan ada pada dua jenis kelompok aliran dengan dua agenda berikut ini.

Agenda syirik kubur

Istilah ini saya gunakan untuk menunjuk kelompok dengan agenda memerangi bid’ah. Islam harus dimurnikan dari hal-hal baru yang tidak ada pada tiga generasi terbaik Islam yaitu sahabat, tâbi’īn dan tâbiut tâbi’īn. Apa saja inovasi dalam perkara ubūdiyah adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan tempatnya di neraka. Pelakunya bukan sekadar fasik, tetapi musyrik dan boleh dibunuh. Kelompok pengusung agenda purifikasi Islam, dalam banyak firqah-nya, bisa digolongkan sebagai salafi. Kenapa disebut salafi? Karena agendanya adalah purifikasi. Kiblatnya generasi salaf, dalam pengertian sempit. Semua aliran Islam yang bermadzhab sebenarnya adalah salafi karena mengikuti jalan para imam madzhab yang hidup dalam kurun tiga ratus tahun sejak zaman Rasulullah. Namun, salafi puritan ini justru ingin melampui madzhab, dengan jargon kembali kepada Qur’an dan Hadis. Di mana letak kekerasan teologinya? Mereka umumnya takfiri, gampang mengkafirkan orang di luar kelompoknya. Menuding orang lain kafir adalah pangkal kekerasan. Itu satu tahap untuk membinasakan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN