Ketika Menyakiti Diri Sendiri Sebagai Peluapan Emosi, Salahkah?

 
Ketika Menyakiti Diri Sendiri Sebagai Peluapan Emosi, Salahkah?

Assalamu’alaikum  mbak Nur. Kenalin nama saya Naura, usia saya 20 tahun. Saat ini saya sedang kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Tengah. Mbak Nur, saya mau curhat nih. Seringkali pada saat saya sedang dalam masalah baik yang mengecewakan, menyakitkan atau yang membuat marah, saya sering menyakiti diri saya sendiri misalnya mencakar tangan, memukul-mukulkan ke tembok sehingga menjadi memar, bahkan saya pernah menyayat tangan saya dengan silet.

Sebenarnya saya menyadari bahwa yang saya lakukan itu adalah salah, namun pada saat emosi menguasai diri saya, saya tidak dapat menahan keinginan saya untuk tidak menyakiti diri saya sendiri. Saya tidak berani menceritakan hal ini kepada orang tua, karena orang tua saya bersikap otoriter. Saya lebih suka mengurung diri sendiri di kamar kos. Namun, saya sama sekali tidak punya niatan untuk bunuh diri.

Apa yang harus saya lakukan ya mbak ? Saya ingin menghentikan kebiasaan buruk saya yang sering menyakiti diri sendiri. Saya juga masih punya semangat untuk  meraih cita-cita dan ingin membuktikan pada orang  tua, bahwa saya bisa sukses. Mohon pencerahannya. Terima kasih.

Naura di Jateng

Tanggapan :
Wa’alaikumsalam Naura yang baik.
Biasanya, orang yang senang menyakiti diri sendiri sangat tertutup dan bagi mereka hal yang tabu untuk menceritakan hal ini pada orang lain. Oleh karena itu mbak Nur sangat respek atas keputusanmu untuk menceritakan hal ini.  Berdasarkan salah satu penelitian sebanyak 17 sampai dengan 35 % remaja dan dewasa menyakiti dirinya sendiri, sehingga masih banyak orang di luar sana yang sebenarnya membutuhkan bantuan menangani kebiasaan menyakiti diri sendiri.

Sebelum kita bahas bagaimana menangani hal tersebut di atas, maka perlu kita pahami terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan kebiasaan menyakiti diri sendiri itu, normalkah atau malah termasuk salah satu jenis penyakit mental ?

Naura, menyakiti diri sendiri disebut juga dengan self harm. Self-harm adalah ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari masalah yang dialami. Meskipun self harm tidak ditujukan untuk bunuh diri, namun tindakan yang dilakukan tersebut bisa berakibat membahayakan dirinya bahkan membunuh dirinya.

Self harm termasuk dalam Non Suicidal Self Injury (NSSI). NSSI adalah menyakiti tubuh secara disengaja tanpa berniat untuk bunuh diri dan untuk tujuan yang tidak disetujui secara sosial. Alasan melakukan tindakan self harm bermacam-macam dan bersifat personal, mulai dari masalah keluarga terkait pola asuh, kesulitan berekspresi, rendah diri, membantu mengembalikan kesadaran, dan sebagai bentuk pemberian hukuman terhadap diri sendiri.

Penanganannya pun berbeda-beda. Pada permasalahan Naura ini, mbak Nur melihat komunikasi Naura dengan orang tua kurang terjalin dengan baik. Naura menceritakan bahwa orang tua bersikap otoriter, yang kemungkinan seringkali memaksakan kehendak dan tidak memberi kesempatan pada Naura untuk mengungkapkan pendapat. Naura dapat membuka diri dengan menceritakan permasalahanmu pada orang yang  paling kamu percaya. Orang yang kamu percaya tersebut bisa menjadi penghubung komunikasimu dengan orang tuamu. Diharapkan hal ini dapat mencairkan hubunganmu dengan orang tuamu.

Selanjutnya, untuk menghilangkan self harm, saat memiliki permasalahan dan timbul keinginan untuk melakukan self harm, lawan dan alihkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya seperti memasak, jalan-jalan, olah raga, mengaji, membaca buku, dan lain-lain. Ingatlah, melakukan self harm bukanlah cara mengatasi permasalahanmu. Setelah tindakan self harm yang kamu lakukan, kamu masih dihadapkan dengan masalah yang sama dan menuntut penyelesaian.  Satu-satunya cara mengatasi permasalahanmu adalah dengan menghadapinya. Apabila diperlukan, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman :

“Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (Qur'an Surat Huud : 101).

QS Huud ayat 101 di atas menerangkan adanya larangan Allah untuk menyakiti diri sendiri, karena hal itu tidak bermanfaaat sedikitpun.  Dekatkanlah diri kepada Allah SWT, lakukan sholat dan berdoalah agar dimudahkan dalam mengatasi permasalahan.

Semoga bermanfaat ya. Salam semangat

Nur Chasanah, S. Psi
Pengampu Konsultasi Remaja siap Nikah Usia 25 Tahun
Follow IG:  @smu25tahun  dan Facebook: sukses menikah umur 25 Tahun