Lagu Religi Musiman

 
Lagu Religi Musiman

LADUNI.ID, Jakarta - “Album religius, kerapkali diputar berulang-ulang, bahkan dinyanyikan dengan berbagai penggabungan genre lagu. Para penyanyi pemula dan profesional turut mengcover kembali lagu yang meledak saat mendekati puasa”.

Saya mengamati peristiwa paling potensial bagi industri music, khususnya memuat lagu-lagu religi, akan sibuk mempersiapkan matang-matang project album musiman. Seperti, tanggal 25 Desember hari raya umat Nasrani, dan bulan puasa umat Muslim.

Tanpa terkecuali, berbagai single pun digelontorkan dana, baik dengan investasi kecil maupun besar. Hitung-hitung segala hal kalau pas momennya, pasti tepat sasaran.

Menjelang bulan Ramadhan, terdapat beberapa album religi yang bakalan viral setiap tahunnya. Mulai dari perilisan di awal bulan Ramadhan, hingga sampai berakhirnya Idul Fitri. Baik penyanyi terkenal, maupun kurang terkenal, berbondong-bondong terlibat memperkenalkan lagu tersebut.

Tahun lalu, penyanyi Nissa Sabyan yang melantunkan tembang religi berjudul "Deen Assalam". Lagu ini laku keras di pasaran dan masyarakat. Memuncaki tangga lagu di industri music tanah air. Program hiburan di TV maupun di media sosial, turut memberikan predikat prestisius pada lagu itu.

Banyak youtubers mengcover lagu Deen Assalam dengan genre yang berbeda. Bahkan ada yang mencoba berjuang keras, membuat lagu tersebut menjadi genre dangdut. Tetapi, tak mampu menyaingi popularitas Nissa Sabyan. Alhasil, hanya sekedar pemanis bibir semata.

Beberapa minggu bekalangan ini, ada sebuah lagu yang viral di jagat media maya. Lagu itu berjudul "Aisyah Istri Rasulullah". Dinyanyikan pertama kali oleh Syakir Daulay, penyanyi sekaligus youtubers asal negeri Jiran.

Lagu yang telah dibeli lisensinya oleh penyanyi Malaysia ini, berhasil merajai trending youtube Indonesia. Liriknya mencuri perhatian penyanyi tanah air. Bahkan, ramai di cover ulang para musisi Indonesia, baik penyanyi muslim maupun non-muslim.

Mantan vokalis grup musik Sabyan Gambus yang kini berkarier solo, yaitu Nissa Sabyan termasuk salah satu yang banyak mencuri perhatian warga net kala mengcover lagu serupa dan mengupload ke akun resminya. Demikian pula dengan penyanyi non-mulism bernama, Brisia Jodie. Bisa ditelusuri di berbagai akun media sosial mereka.

Memang dalam setiap baitnya, lagu ini teramat syahdu. Betapapun, mengangkat salah seorang istri Rasulullah bernama Aisyah RA pada kehidupan romantisnya bersama beliau. Kata demi kata, terkandung nuansa cinta dan kasih kedua idola umat muslim tersebut.

Reaksi, komentar, dan apresiasi dengan tanggapan yang berbeda-beda, mewarnai perjalanan lagu ini. Tak jarang, terdapat nada sinis bahwa lagu itu sangat vulgar dan tidak semestinya dinyanyikan oleh penyanyi pria, kata seorang komentator. Dan blaa blaa blaa (komentar miring, negatif dan positif bercampur aduk).

Detik ini, dari meledaknya komentar yang bertebaran di linimasa, tak menganggu predikat lagu "Aisyah Istri Rasulullah". Masih bercokol di tahtanya dan menguasai beranda youtube. Bahkan story selebriti, mahasiswa, masyarakat, beramai-ramai memposting lagu tersebut.

Kemarin, saya juga menemukan lagu yang berjudul "Sitti Khadijah" yang dinyanyikan oleh Syahla. Lagunya dilantunkan dengan setulus hati. Apakah ini ada korelasinya tentang lagu "Aisyah Kekasih Rasulullah?"

Sitti Khadijah merupakan istri pertama Nabi Muhammad SAW, tokoh idola perempuan yang berjuang di masa-masa profetik bersama Rasulullah. Ini pun akan viral, apalagi melihat dua tokoh perempuan islam diperkenalkan melalui music.

Saya melihat, munculnya lagu tersebut adalah bagian menyambut idul fitri. Momen seperti inilah yang bisa menarik perhatian khalayak. Bayangkan kalau lagu-lagu religi di publikasi setelah bulan puasa? Bisa-bisa tak laku di pasaran.

Budaya musiman seperti ini, sudah lumrah di tanah air. Tak usah kaget ketika mendekati bulan suci Ramadhan, pasti album religi membanjiri industri musik. Jadi, spontan pula akan bergema nuansa religius menemani kita berpuasa.

Kehangatan ini bisa menghibur hati yang dirundung pilu, selain Indonesia masih digerogoti oleh Corona. Lagu-lagu tersebut, mampu mencairkan suasana bak pelangi kala hujan reda.

Patut kita sadari bahwa pendengarlah yang harus lebih cermat dan bijaksana, saat mendengarkan lagu yang sedang naik daun. Apakah pantas untuk di download dan dijadikan nada dering ponsel atau tidak. Kembali kepada para pemirsa sekalian.

Alangkah mengasyikkannya jika lisan melontarkan hal yang baik-baik, ketimbang harus memberikan pernyataan miring dari fenomena menjelang puasa.

Apabila sudah berpuasa, kemudian menyatakan dengan cara yang senonoh, maka boleh jadi puasa kita akan mendatangkan penyakit kedengkian. Bijak lestarilah pembaca yang budiman.

Ohiya satu lagi buat kita semua adalah merawat semangat berliterasi di jagat media. Minimal satu goresan pena bisa menyejukkan para pembaca. Yakin saja, badai pasti akan berlalu seiring dengan hal-hal positif di amalkan sehari-hari.

Yuk, mengintip tembang-tembang lagu islami di youtube. Hitung-hitung sebagai pelipur lara--di saat Corona berkeliaran, dan sekaligus menemani masa rebahan di dalam rumah.

Siapa tahu sobat digital ku terpancing membuat satu project album religi? Yups sudah musimnya. Mengingat sebentar lagi, kita akan memasuki bulan penuh keberkahan. Lumayan untuk berkarya.

Muhammad Rafly Setiawan
Kader PMII Kota Palopo