Tentang Amalan Doa Malam Lailatul Qadar

 
Tentang Amalan Doa Malam Lailatul Qadar
Sumber Gambar: stock.adobe.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ada doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW jikalau kita hendak menjemput Malam Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan. Beliau mengajarkan doa berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf. Karenanya, maafkanlah aku."

Doa di atas berdasarkan riwayat Hadis dari Sayyidah Aisyah yang mengatakan bahwa beliau dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar membacanya ketika berjumpa dengan Malam Lailatul Qadar.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ، قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Dari Aisyah r.ha, ia berkata, 'Aku pernah bertanya pada Rasulullah SAW, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah Malam Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?' Rasulullah menjawabnya, 'Berdoalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni' (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku)." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa Hadis ini statusnya adalah hasan shahih. Sedangkan Al-Hafidh Abu Thohir mengatakan bahwa Hadis ini adalah shahih. Hadis ini disebutkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam "Bab: Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah SWT." Hadis ini disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Kitab Bulughul Marom.

Di dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi, Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa yang dimaksud dari lafadh “innaka ‘afuwwun” adalah yang banyak memberi maaf. Lalu berdasarkan Hadis di atas, para ulama menyimpulkan tentang adanya anjuran (kesunnahan) banyak membaca doa tersebut di setiap malam yang diharap terdapat Malam Lailatul Qadar. Bisa dibaca setiap malam di bulan Ramadhan, tetapi lebih diutamakan ketika sudah masuk di sepuluh hari terakhir, khususnya di malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Jika diperhatikan dengan seksama, doa di atas bisa dikatakan jaami’ (komplit dan syarat makna) walau terlihat singkat. Doa tersebut mengandung ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT dan terdapat pernyataan bahwa seseorang tidak bisa luput dari dosa. Karena itu, doa memohon ampunan kepada Dzat Yang Maha Pengampun sangatlah diutamakan. Dengan doa itu diharapkan dosa-dosa yang ada akan diampuni, dan kemudian setelah Ramadhan menjadi bersih layaknya terlahir kembali sebagaimana fitrahnya.

Namun demikian, tetap harus diperhatikan perihal permohonan ampun itu tidak terbatas hanya di bulan Ramadhan saja, melainkan juga dianjurkan di setiap kesempatan. Imam Al-Baihaqi menjelaskan di dalam Kitab Fadhailul Auqat, bahwa meminta maaf atas kesalahan itu dianjurkan setiap waktu dan tidak khusus di Malam Lailatul Qadar saja. Artinya kita senantiasa dianjurkan agar memohon ampunan kepada Allah SWT di setiap waktu, khususnya di malam yang penuh kemuliaan, malam diturunkannya Al-Qur'an, Malam Lailatul Qadar.

Doa yang diriwayatkan Aisyah r.ha dari Rasulullah SAW tentu sangat mustajab karena disampaikan langsung oleh manusia paling mulia, yang jika tak ada dirinya, tentu tak ada pula kemuliaan Malam Lailatul Qadar. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 16 Mei 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Muhammad Alfatih Sukardi (Santri Pesantren Sarang)

Editor: Hakim