Pentingnya Memaafkan untuk Pemulihan Diri

 
Pentingnya Memaafkan untuk Pemulihan Diri

Assalamu’alaikum wr wb
Mbak Nur, saya Kenta, 21 tahun. Dua tahun yang lalu, saya pernah dikhianati oleh teman dekat saya. Maaf, saya tidak bisa menceritakan detilnya. Sampai sekarang saya belum bisa memaafkannya, karena saya merasa sakit hati dan menyimpan dendam kepada teman saya itu. 
Hal ini membuat saya tidak nyaman jika berada di dekat teman saya, bahkan selama dua tahun itu pula kami tidak saling bertegur sapa. Menghindarinya adalah hal yang sulit, karena dia teman kuliah saya satu jurusan. Saya kadang susah tidur dan tidak enak makan jika teringat rasa sakit hati saya pada teman saya tersebut. 
Tolong donk mbak Nur, bantu saya mengatasinya agar saya dapat menjalani kehidupan saya dengan nyaman. 
Wassalamu’alaikum wr wb.

Kenta di Jakarta 
Tanggapan :

Wassalamu’alaikum wr wb.
Hai Kenta, terima kasih sudah mempercayakan kepada kami  untuk sharing tentang apa yang kamu pendam selama ini. Kenta yang baik, memaafkan bagi sebagian orang bisa menjadi hal yang sulit karena alasan – alasan tertentu dan tergantung pada kepribadian masing – masing. Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT. Kesalahan bisa berasal dari keadaan, orang lain bahkan diri kita sendiri. Pahami sepenuhnya bahwa kita bisa belajar dari kesalahan tersebut dan menjadikan diri kita lebih baik. 

Baca juga: Tak Bersemangat Melakukan Apapun, Bagaimana Sebaiknya?

Sebagian orang beranggapan, tidak memaafkan orang lain bisa menyembuhkan rasa sakit hati kita dan menghukum orang tersebut. Hal yang sebenarnya terjadi saat kita tidak memaafkan kesalahan orang lain adalah justru menambah luka batin kita. Akibatnya seperti yang Kenta rasakan saat ini, sulit tidur, tidak enak makan bahkan memutus tali silaturahim dengan tidak saling bertegur sapa. Apalagi jika pikiran diliputi dendam, pikiran kita terfokus bagaimana membalas dendam pada orang yang telah membuat kita sakit hati. Tanamkan dalam pikiran bahwa dendam adalah racun hati yang harus kita buang jauh – jauh.


Nah, untuk memudahkanmu memaafkan ada 3 langkah yang bisa kamu lakukan :
1. Sadari emosi negatif yang muncul
Beri diri kita waktu untuk menyadari emosi dan akibat negatif yang muncul dari sikap kita yang tidak ingin memaafkan orang lain. Misalnya saat melihat orang yang bersangkutan membuat amarah kita meledak atau membangkitkan rasa sedih, membuat mood kita menjadi berantakan, sulit tidur, tidak nafsu makan dan lain- lain. 

2. Buat keputusan untuk memaafkan
Setelah menyadari adanya emosi dan akibat negatif yang muncul, maka segera buat keputusan untuk memaafkan orang tersebut. Kamu bisa berlatih di depan kaca untuk melakukannya sebelum berhadapan dengan orangnya langsung. Jika kamu masih belum berani untuk melakukannya secara langsung, kamu bisa menyampaikannya melalui chat dengan bahasa yang padat namun jelas karena bahasa yang terlalu panjang justru akan membuat salah paham.

Baca juga: Sering Berbicara Sendiri, Anehkah?​

3. Ambil pelajaran
Setiap peristiwa yang terjadi pasti mempunyai pelajaran yang bisa kita ambil. Petik pelajaran tersebut agar menjadikanmu pribadi yang lebih baik. Ingat, memaafkan bukan berarti mengaku kalah, juga bukan membuat kita menjadi sosok yang lemah. Allah SWT telah berfirman :
 “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134).

Baca juga: Termasuk People Pleaserkah Saya, Bagaimana Mengatasinya?

Perlu kita ketahui juga, bahwa memaafkan memiliki efek yang positif terhadap kesehatan baik fisik dan psikis. Memaafkan dalam psikoterapi dapat membebaskan emosi negatif seperti marah, depresi, sedih berkepanjangan dan mampu membantu memulihkan luka batin kita. 

 Semoga dapat membantu ya.

Wassalamu’alaikum wr wb.
Nur Chasanah, S. Psi
Pengampu Konsultasi Remaja siap Nikah Usia 25 Tahun
Follow IG:  @smu25tahun  dan Facebook: sukses menikah umur 25 Tahun