Aku Takut Menikah, Apa yang Harus Aku lakukan untuk Mengatasinya

 
Aku Takut Menikah, Apa yang Harus Aku lakukan untuk Mengatasinya

Assalamu’alaikum wr wb.
Mbak Nur yang baik, saya M, seorang pria dengan usia 25 tahun. Saya sadar di usia saat ini sudah harus memikirkan untuk memiliki pasangan atau menikah. Namun, yang terjadi pada saya adalah saya justru takut untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis dan dibayang-bayangi ketakutan untuk menikah. Saya takut jika pernikahan saya diwarnai pertengkaran atau bahkan terjadi perceraian.

Apakah pemikiran saya ini normal ? Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk mengatasinya ? karena sebenarnya saya tetap berkeinginan untuk membangun rumah tangga.
Saya ucapkan terima kasih atas tanggapan yang diberikan.
Wassalamu’alaikum wr wb.
M – Makasar


Tanggapan :
Wa’alaikumsalam wr wb
Hai M, mbak Nur respek sekali karena kamu sudah percaya untuk menceritakan  permasalahan yang kamu hadapi dengan mbak Nur. Banyak sekali orang di luar sana yang takut untuk menikah. Alasan  yang mendasarinya pun bermacam-macam. Bisa jadi karena takut kehilangan kebebasan, tidak siap berkomitmen dengan pasangan, adanya trauma pada pernikahan orang tuanya yang tidak bahagia, sering terjadi pertengkaran sampai adanya perceraian kedua orang tua.

Takut untuk menikah atau takut untuk menjalin hubungan asmara ini disebut gamophobia. Gejala yang dialami seseorang yang menderita gamophobia biasanya adalah merasa panik, mual, menghindar, bahkan bisa menjadi agresif apabila ada yang menyinggung atau membicarakan tentang pernikahan. Nah, coba M analisa sendiri sampai di mana gejala yang kamu rasakan.

Baca juga: Bingung dan Stress karena Dijodohkan Orang Tua

Apabila dirasa sangat mengganggu pemikiranmu setiap harinya, bahkan membatasi aktivitas atau kehidupan sosialmu, maka M perlu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan Psikolog.
Gejala Gamophobia yang ringan, masih bisa diatasi dengan beberapa tips berikut ini :

1. Cari tahu akar ketakutanmu
Coba ingat – ingat pengalaman apa yang menjadi penyebab ketakutanmu terhadap pernikahan. Jika sudah mengetahuinya, sebaiknya tanamkanlah dalam benak bahwa tidak semua pernikahan mengalami hal buruk tersebut.

2. Pahami dan hadapilah ketakutanmu.
Nah, di point ini kamu perlu memahami apa yang menjadi ketakutanmu. Misalnya ketakutanmu karena trauma pada perceraian orang tua, maka sebaiknya kamu berdamai dulu dengan dirimu dengan menerima dengan ikhlas perceraian kedua orang tuamu. Kemudian pahamilah situasi orang tuamu, bahwa kemungkinan perceraian adalah jalan terbaik saat itu daripada saling menyakiti selamanya. Berdamai dan memahami situasi itu, membuat kita bisa berpikir jernih dan bisa menghadapi ketakutan terhadap pernikahan.

Baca juga: Cara Mudah Mencintai Diri Sendiri dengan Body Positivity

3. Ambil pelajaran dari pasangan yang bahagia
Tentunya banyak pasangan yang sudah lama menikah, namun masih saling memiliki ketertarikan satu sama lain. Cobalah berbincang dengan mereka tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan pernikahannya sehingga bisa saling menyayangi dan memiliki pernikahan yang bahagia, bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan dalam rumah tangga mereka, adakah mereka pernah mengalami ketakutan-ketakutan dalam menghadapi pernikahan.

4. Sadari bahwa tidak ada pernikahan yang sempurna
Setiap pernikahan memiliki permasalahannya sendiri-sendiri, karena pernikahan itu menyatukan dua orang yang sama-sama tidak sempurna. Membutuhkan perjuangan dari kedua belah pihak untuk mewujudkan pernikahan yang bahagia. Jadi jangan mencari pasangan yang sempurna, karena kita tidak akan pernah menemukannya. Carilah pasangan yang mau menerima dan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

5. Memohon petunjuk pada Allah SWT
Hal terpenting yang perlu kamu lakukan adalah memohon petunjuk pada Allah SWT dalam setiap langkah. Yakinlah pernikahan tidak hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, tetapi merupakan  wujud ibadah kita kepada Allah Ta’ala. Seperti firman Allah berikut ini :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.”  (An-Nuur : 32).

Tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa misi utama pernikahan adalah mengharapkan ridho dari Allah SWT. In sya Allah pernikahan akan dipenuhi keberkahan.
Semoga dapat membantu ya.


Wassalamu’alaikum wr wb.
Nur Chasanah, S. Psi
Pengampu Konsultasi Remaja siap Nikah Usia 25 Tahun
Follow IG:  @smu25tahun  dan Facebook: sukses menikah umur 25 Tahun