Pentingnya Memperbaiki Akhlak Sebelum Menikah

 
Pentingnya Memperbaiki Akhlak Sebelum Menikah

LADUNI.ID, Jakarta - Ada hadits panjang sekali dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim rahimahumallah dinamai hadits Umm Zar'. Hadits itu diriwayatkan bahwa itu cerita Sayyiduna Rasulullah SAW, dan diriwayatkan juga itu diceritakan oleh Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha depan Sayyiduna Rasulullah SAW, jadi hukumnya dianggap marfu' dan ini riwayat yang masyhur.

Al-Qadhi'iyadh mengarang buku khusus membahas hadits ini dari berbagai tinjauan, seperti riwayat, balaghah, nahwu dan lain-lain. Hadits itu menceritakan tentang 11 perempuan yang berjanji untuk menyebutkan keadaan suaminya masing-masing.

Dari hadits itu diketahui sifat apa yang disukai kaum perempuan supaya keadaan keluarga nyaman dan berjalan langgeng. Kalau suami tidak bersifat dengan sifat yang baik, tentu keadaan hancur, kawin cerai dan seterusnya. Karena perempuan ketika menikah, dia membayangkan keadaan hidup yang harmonis, suami yang baik, sehingga ketika dia tidak menemukan yang dibayangkan, maka dia tidak bisa menerima, sehingga kehidupan perkawinan pun berakhir dengan perceraian ataupun pembunuhan ataupun kehancuran.

Keadaan itulah yang membuat anak-anak memiliki pertumbuhan kejiwaan yang menyimpang karena banyaknya hinaan si ibu pada sang ayah, ataupun sebaliknya, di depan anak-anak mereka. Hal itu membuat anak-anak tidak bisa menjalani hidup mereka secara lurus, bahkan bisa menjadi orang-orang yang gagal ketika mereka besar dan menikah, gagal sebagaimana orang tua mereka yang gagal.

Jadi, sebelum menikah, seseorang wajib memperbaiki akhlaknya. Kalau tidak, lebih baik tidak menikah, biarkan aibmu tertutup rapat! Itu lebih baik, daripada menikah dan menyakiti isteri, punya anak-anak dan menyakiti mereka.

Begitu juga perempuan, kalau akhlaknya tidak baik, lebih baik jangan menikah dulu. Kalau memaksakan menikah, nanti punya anak-anak yang berakhlak tidak baik, sehingga memperbanyak jumlah orang yang buruk dalam negara.

Salah satu cerita dari seorang perempuan adalah sebagai berikut: suamiku adalah daging unta yang kurus di atas puncak gunung yang tidak mudah untuk digapai, dan tidak gemuk juga untuk diambil.

Jadi sang suami itu berakhlak buruk, bertampang jelek, juga sombong. Berposisi yang tidak mudah untuk digapai selain memang tidak punya keistimewaan untuk dicari. Tidak punya keistimewaan saja begitu, bagaimana kalau punya keistimewaan?! Jadi jangan sampai kamu seperti suami ini!

Selain itu ada juga suaminya yang tidak bisa disebutkan sifat-sifatnya kerena banyak sekali sifat jeleknya. Begitu banyaknya, sampai takut kalau menyebutkannya nanti ada yang lupa tidak tersebutkan.

شرح البرهان في علوم القرآن من النوع الثالث والأربعون ( فی بيان حقيقته ومجازه) من (المجاز الإفرادي وأقسامه)(الحادی والعشرون )
وشرح اللؤلؤ والمرجان فيما اتفق عليه الشيخان من كتاب فضائل الصحابة من باب ١٤.

***

Penulis: Hilma Rosyida Ahmad
Editor: Muhammad Mihrob