Kreatif di Era Disruptif

 
Kreatif di Era Disruptif
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

LADUNI.ID, Jakarta – Kreatif di era disruptif saat ini sangatlah penting mengingat era ini adalah era di mana terjadinya perubahan besar-besaran baik dalam system maupun aktivitas-aktivitas manusia. Mengganti seluruh sistem lama dengan cara-cara baru yang lebih inovatif, mengganti pemain-pemain lama dengan pemain baru yang memiliki ide-ide kreatif, serta mengganti teknologi yang serba fisik menjadi teknologi digital yang lebih efisien dan juga lebih bermanfaat.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Readiness of Young Generation for Industry 4.0 (Kesiapan Generasi Muda Menyongsong Industri 4.0) yang diselenggarakan oleh Yayasan DIA bersama Laduni.ID secara daring pada, Ahad (4/4/2021).

Wakil Dekan III Universitas Gunadarma Depok, Dr. Fakhrurrozi, M.Psi., Psi., selaku narasumber pertama mengutip perkataan Prof. Clayton Christensen dari Harvard Business School bahwa, “Disruption menggantikan ‘pasar lama’ industri, dan teknologi, yang menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. Ia bersifat destruktif dan kreatif.”

Beliau juga menjelaskan bahwa terdapat lima pilar dalam teknologi. Pertama, Internet of Things (IoT) merupakan sistem yang menggunakan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin digital dalam satu keterhubungan (interrelated connection) untuk menjalankan fungsinya melalui komunikasi data pada jaringan internet tanpa memerlukan interaksi antarmanusia atau interaksi manusia dan komputer.

Kedua, adalah Big Data yaitu istilah yang menggambarkan volume besar data, baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Namun bukan jumlah data yang penting, melainkan apa yang dilakukan organisasi terhadap data. Big Data dapat dianalisis dan digunakan untuk pengambilan keputusan maupun strategi bisnis yang lebih baik.

Ketiga, adalah Artificial Intellegence (AI) yang merupakan sebuah teknologi yang memiliki kecerdasan layaknya manusia dan dapat diatur sesuai keinginan manusia. AI bekerja dengan cara mempelajari dan menganalisis data yang diterima secara berkesinambung. Semakin banyak AI menerima data, menganalisis, dan mempelajarinya semakin baik pula prediksi yang dibuatnya.

Keempat, Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, dimana pengguna komputer diberikan hak akses (login) menggunakan cloud untuk dapat mengkonfigurasi peladen (server) melalui internet.

Kelima, Addictive Manufacturing yang merupakan terobosan baru di industri manufaktur dengan memanfaatkan mesin pencetak 3D atau sering dikenal dengan istilah 3D printing. Gambar desain digital yang telah dibuat diwujudkan menjadi benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau dengan skala tertentu.

Di era saat ini semua hal dapat terdampak disruptif, kecuali mereka yang dapat berpikir kreatif dan inovatif. Artinya jika semua individu mampu untuk berpikir kreatif dan inovatif maka mereka akan tetap bertahan.

Menurut Dr. Fakhurrozi, kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Kreativitas memiliki empat dimensi yang di mana dari masing-masing dimensi memiliki fokusnya masing-masing. Pertama, Person yang berfokus pada individu kreatif. Kedua, Process yaitu memiliki fokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif. Ketiga, yaitu Product yaitu berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu, baik sesuatu yang baru maupun sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. Keempat adalah Press, menekankan faktor dorongan, baik dorongan internal atau eksternal serta lingkungan sosial dan psikologis.