15 Nasehat Ibnu Atha’Illah As-Sakandari

 
15 Nasehat Ibnu Atha’Illah As-Sakandari
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta –  “Hikmah-hikmah dalam kitab al-Hikam ini laksana wahyu Ilahi. Seandainya dalam shalat dibolehkan untuk membaca selain ayat-ayat Al-Qur’an, bait-bait dalam kitab ini sangat layak untuk itu.”

Baca Juga: Nasehat Orang Tua Tentang Sebuah Aqidah

Maulana al-‘Arabi, Sufi

1. “Alangkah bodohnya orang yang menghendaki sesuatu terjadi pada waktu yang tidak dikehendaki-Nya.”

2. “Menunda amal karena menunggu waktu yang luang termasuk tanda kebodohan.”

3. “Jangan merasa aneh dengan terjadinya penderitaan-penderitaan selama kau masih hidup di dunia ini karena dunia hanya akan menampakkan apa yang mesti ditampakkannya.”

4. “Di antara tanda keberhasilan di akhir adalah kembali kepada Allah di awal.”

5. “Jangan mengadukan musibah kepada selain Allah. Karena Allah semata yang menurunkannya. Bagaimana mungkin selain Allah dapat mengangkat musibah yang telah ditetapkan-Nya? Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa mengangkat musibah dari dirinya sendiri bisa mengangkat musibah orang lain?”

6. “Jangan sampai dosa yang kau anggap besar menghalangimu berbaik sangka kepada-Nya. Siapa yang mengenal Tuhannya akan menganggap dosanya kecil jika dibandingkan dengan kemurahan-Nya.”

Baca Juga: Empat Nasehat Habib Luthfi bin Yahya Agar Selamat dalam Agama, Dunia dan Akhirat

7. “Kau merdeka dari segala yang tidak kau inginkan dank au budah dari segala yang kau inginkan.”

8. “Siapa yang tidak mensyukuri nikmat, akan kehilangan nikmat itu. Siapa yang mensyukurinya, berarti ia telah mengikat nikmat itu dengan tali yang kuat.”

9. “Allah menjadikan negeri akhirat sebagai tempat memberi balasan kepada para hamba-Nya yang beriman karena negeri (dunia) ini tidak bisa menampung pemberian yang Dia kehendaki kepada mereka. Juga karena Dia hendak memuliakan mereka dengan tidak mau memberikan balasan di negeri yang tidak kekal ini.”

10. “Ketika Allah menganugerahimu ketaatan dan engkau merasa cukup dengan-Nya, berarti Dia telah mencurahkan nikmat-Nya, lahir dan batin.”

11. “Maksiat yang melahirkan rasa hina dan kekurangan lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan kesombongan.”

12. “Karena Allah mengetahui bahwa engkau mudah jemu, Dia membuat bermacam-macam cara taat untukmu. Karena Allah mengetahui bahwa engkau rakus, Dia membatasi ketaatan itu hanya pada waktu-waktu tertentu. Agar perhatianmu tertuju pada kesempurnaan shalat, bukan pada adanya shalat. Karena tidak semua orang yang shalat dapat menyempurnakan shalatnya.”

Baca Juga: Inilah 6 Nasehat dari Simbah guru KH. Maimun Zubair

13. “Jika kau terjatuh pada dosa, janganlah hal itu membuatmu putus asa untuk beristikamah bersama Tuhanmu karena bisa jadi itulah dosa terakhir yang ditetapkan atasmu.”

14. “Jika ada dua hal yang tidak jelas bagimu, lihatlah mana di antara keduanya yang paling berat bagi nafsu, lalu ikutilah ia karena tidaklah terasa berat bagi nafsu, kecuali sesuatu yang benar.”

15. “Tidaklah kau mencintai sesuatu melainkan kau menjadi hamba baginya dan Allah tidak ingin kau menjadi hamba bagi selain-Nya.”

Semoga Allah swt. senantiasa menerima amal ibadah kita dan mencurahkan rahmat-Nya untuk kita. Amin.

Salam Literasi Indonesia
---------
Editor: Nasirudin Latif