Pandangan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani tentang Empat Golongan Manusia

 
Pandangan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani tentang Empat Golongan Manusia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai perangai berbeda-beda. Tetapi bagaimanapun manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi keistimewaan akal, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.

Jika manusia dapat menjalankan kebaikan dan segala potensi baiknya dengan segala instrumen yang sudah disediakan oleh Allah SWT, maka ia bisa menjadi lebih mulia dibanding malaikat. Namun sebaliknya, jika ia enggan atau justru menolak kebaikan dan kebenaran dengan senantiasa bermaksiat kepada Allah, maka bisa jadi ia layaknya binatang melata bahkan lebih hina.

Pergaulan manusia menjadi salah satu faktor yang mempunyai dampak besar dalam membentuk karakter dan cara berpikirnya. Karena itu, banyak ulama menasihati agar kita bergaul dengan orang yang baik, yang dengannya kita bersemangat dalam menjalani kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak lalai dalam beribadah kepada Allah SWT.

Dalam Kitab Sirrul Asror wa Mudhirul Anwar fi Ma Yahtaju ilahil Abrar, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani menjelaskan bahwa manusia itu terbagi ke dalam empat golongan.

اَلرَّجُلُ الْأَوَّلُ رَجُلٌ لَا لِسَانَ لَهُ وَلَا قَلْبَ، وَهُوَ الْعَاصِى الْغُرُّ الْغَبِيُّ فَاحْذَرْ أَنْ تَكُوْنَ مِنْهُمْ وَلَا تَقُمْ فِيْهِمْ فَاِنَّهُمْ أَهْلُ الْعَذَابِ

Pertama, golongan orang yang tidak mempunyai lisan dan hati. Mereka adalah golongan pelaku maksiat, penipu yang juga bodoh. Maka berhati-hatilah agar engkau tidak menjadi bagian dari mereka, karena mereka ahli adzab (orang yang mendapat siksa).

وَالرَّجُلُ الثَّانِيُ، رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلَا قَلْبٍ، فَيَنْطِقُ بِالْحِكْمَةِ وَلَا يَعْمَلُ بِهَا، يَدْعُو النَّاسَ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَهُوَ يَفِرُّ مِنْهُ عَزَّ وَجَلَّ فَابْعِدْ مِنْهُ وَهَرْوِلْ لِئَلَّا يُخْطِفَكَ بِلَذِيْذِ لِسَانِهِ فَتَحْرِقَكَ نَارُ مَعَاصِيْهِ وَيَقْتُلَكَ نِتْنُ قَلْبِهِ

Kedua, golongan orang yang hanya mempunyai lisan namun tidak memiliki hati. Mereka berbicara dan menyampaikan hikmah namun tidak mengamalkannya, mereka mengajak manusia kepada Allah SWT, namun mereka lari menghindar dari Allah SWT. Jauhi mereka dan berlarilah darinya, agar engkau tidak terlena oleh lisannya dan kemudian engkau ikut terbakar oleh maksiat yang dilakukannya, dan kemudian bau bangkai hati mereka membunuhmu.

وَالرَّجُلُ الثَّالِثُ، رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ وَهُوَ مُؤْمِنٌ سَتَرَ اللهُ عَنْ خَلْقِهِ وَبَصَّرَهُ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ وَنُوْرِ قَلْبِهِ وَعَرَّفَهُ غَوَائِلَ مُخَالَطَةِ النَّاسِ وَشُؤْمِ الْكَلَامِ، فَهَذَا رَجُلٌ وَلِيُّ اللهِ تَعَالَى مَحْفُوْظٌ فِى سَتْرِ الله تَعَالَى، فَالْخَيْرُ كُلُّ الْخَيْرِ عِنْدَه،ُ فَدُوْنَكَ وَمُخَالَطَتَهُ وَخِدْمَتَهُ فيَحُبَّكَ اللهْ تَعَالَى

Ketiga, golongan orang yang hanya mempunyai hati namun tak punya lisan. Mereka adalah orang yang beriman yang sengaja Allah menutupi mereka dari pandangan manusia, Allah SWT menganugrahkan mereka hanya melihat pada aib dan kekurangannya, Allah SWT menyinari hati mereka, dan Allah SWT memberitahu mereka akan kerusakan ketika bergaul dengan manusia, dan kerusakan ketika berbicara dengan ucapan yang buruk. Mereka adalah waliyullah, mereka terjaga dalam satar Allah SWT, mereka melaksanakan segala kebaikan, maka carilah mereka, gauli mereka, berkhidmahlah pada mereka, niscaya Allah SWT mencintaimu.

وَالرَّجُلُ الرَّابِعُ، رَجُلٌ تَعَلَّمَ وَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِعِلْمِهِ وَهُوَ الْعَالِمُ بِاللهِ تَعَالَى وَآيَاتِهِ، اِسْتَوْدَعَ اللهُ قَلْبَهُ غَرَائِبَ عِلْمِهِ وَشَرَحَ صَدْرَهُ لِقَبُوْلِ الْأَسْرَارِ وَالْعُلُوْمِ، فَاحْذَرْ اَنْ تُخَالِفَهُ وَتُنَافِرَهُ وَتُجَانِبَهُ وَتَتْرُكَ الْقَبُوْلَ مِنْهُ وَالرُّجُوْعَ اِلَى نَصِيْحَتِهِ

Keempat, golongan orang yang belajar ilmu dan mengajarkan ilmu serta mengamalkan ilmunya. Mereka adalah Al-'Alim Billah, mereka mengetahui Allah SWT dan tahu tentang ayat-ayat-Nya. Allah SWT menitipkan kepada mereka ilmu yang agung, Allah SWT lapangkan dada (hati) mereka untuk menerima berbagai rahasia dan ilmu pengetahuan. Maka berhati-hati dan waspadalah, jangan engkau menyalahi dan menjauhi mereka, jangan tidak menerimanya serta tidak kembali pada nasihat-nasihatnya.

Entah kita masuk dalam golongan yang mana, tentu kita sendiri yang bisa merenungkannya. Tetapi nasihat ini tentu berlaku umum agar kita dapat berhati-hati dan tidak terjerumus kepada kerusakan. Setidaknya, kita harus terus belajar dengan sungguh-sungguh dan mencintai orang-orang yang sholeh yang dekat dengan Allah SWT. 

Semoga bermanfaat. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 15 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Abdul Adzim 

Editor: Hakim