Kisah Taubat Sopir Taksi Online

 
Kisah Taubat Sopir Taksi Online
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Suatu hari seorang driver taksi online mendapat seorang penumpang di tengah jalan, mengetahui penumpang tersebut seorang ustaz lantas dia bertanya dan berkeluh kesah tentang dirinya.

“Pak ustad, saya kok merasa susah dan penuh masalah. Cari rezeki sulit, orderan sepi, cari penumpang susah, penghasilan semakin kecil, cicilan motor dan mobil pun menunggak terus, pokoknya masa depan saya semakin suram pak ustaz. Itu kenapa ya pak?” tanya driver tersebut.

“Saya juga merasa jenuh dengan hidup saya yang begini-begini saja. Terasa hambar, tak ada arahnya, dan tak ada nikmatnya. Bosan saya ustaz, saya ingin bahagia tapi kenapa susah sekali ya?” lanjutnya.

 “Oh… Mungkin saat ini Allah juga lagi bosan denganmu,” jawab ustaz.

“Hah! Allah bosan dengan saya? Maksudnya bagaimana ustaz?” tanya driver itu.

“Mungkin Malaikat Rahmat lelah mencari sampean, nak. Sebab dicari kesana kemari tapi sampean tak pernah ditemukan,” jawab ustaz tersebut

“kamu dicari oleh Allah di antara kumpulan orang yang shalat berjamaah di masjid, tidak ada. Dicari di antara kumpulan dhuha, kamu juga tak ada. Dicari di antara kumpulan tahajjud juga tak ada. Dicari di antara kumpulan puasa sunah tidak ada. Dicari di antara kumpulan sedekah juga tak kelihatan batang hidungmu. Dicari di antara kumpulan tadarusan Qur'an, kamu juga tak nampak di sana. Dicari di antara kumpulan orang orang yang umroh, niat pun sampean tidak punya,” lanjut sang ustaz.

Mendengar jawaban sang ustaz, driver tersebut lalu menunduk malu. Dirinya seperti ditampar berkali-kali supaya sadar.

“Kamu dicari Allah di antara orang-orang yang tepat waktu shalatnya, sampean juga tak ada. Malah shalat sampean dikerjakan paling belakang dibanding aktivitas lainnya. Memangnya siapa yang ngasih waktu dan umur pada kamu?” kata sang ustaz.

“Dicari di antara ahli sholawat pun tak ada. Dicari di antara yang menuntut ilmu (agama/pengajian/ta'lim), juga ga ada. Dicari di antara orang yang mengamalkan dan menegakkan silaturrahim, kamu juga ga ada. Sok sibuk... sok repot... ngutak-ngatik yang kurang bermanfaat. Terus Allah mau mencari sampean di mana lagi? Coba sampean beritahu!” tegas sang ustaz.

Lagi, driver taksi online itu kembali terdiam dan tertunduk.

“Bicaralah nak, ngomongo, jangan diam saja,” pinta sang ustaz.

Tak lama driver tersebut menangis mengakui apa yang dikatakan sang ustaz, ia menangis sambal membaca istigfar sebanyak yang ia bisa, berharap semuanya telah terampuni.

“Tobat ustaz… Saya tobat,” kata driver itu diiringi isak tangis.

“Hidup itu sederhana, nak… Kalau kita memprioritaskan Allah, Dia pun pasti memprioritaskan kita. Mongga koreksi diri, mumpung masih ada waktu, termasuk koreksi untuk diri saya sendiri,” ucap sang ustaz.

Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi kita untuk terus memperbaiki diri, supaya Allah mau menerima semuat taubat yang kita lakukan, amin.

Disadur dari Portal Islam


Editor: Daniel Simatupang