Amalan Menjelang Maghrib Hingga Malam Hari

 
Amalan Menjelang Maghrib Hingga Malam Hari
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto ist)

Laduni.ID, Jakarta - Ketika syafaq matahari sudah menguning maka bersegeralah ke masjid sebelum matahari tenggelam, sibuklah dengan membaca tasbih dan istighfar, karena sesungguhnya keutamaan waktu ini seperti keutamaan waktu sebelum terbitnya matahari.

ﺛﻢ ﺇﺫﺍ ﺍﺻﻔﺮﺕ ﺍﻟﺸﻤﺲ، ﻓﺎﺟﺘﻬﺪ ﺃﻥ ﺗﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻐﺮﻭﺏ، ﻭﺗﺸﺘﻐﻞ ﺑﺎﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ؛ ﻓﺈﻥ ﻓﻀﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻛﻔﻀﻞ ﻣﺎ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻄﻠﻮﻉ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏( ﻭَﺳَﺒِﺢ ﺑِﺤَﻤﺪِ ﺭَﺑِﻚ ﻗَﺒﻞَ ﻃُﻠﻮﻉ ﺍﻟﺸَﻤﺲ ﻭَﻗَﺒﻞَ ﻏُﺮﻭﺏِ

Allah ta’ala berfirman, “Dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (Qaaf ayat 39).

Dan sebelum terbenamnya matahari bacalah 4 surat dari Alqur’an yaitu Wasy Syamsi wadhuhaha (Asy-syams), wallaili idza yaghsya dan surat muawwidzatain (An-Nas dan al-falaq).

Dan ketika matahari terbenam usahakan ketika itu kita masih dalam membaca istighfar, ketika kita mendengar adzan maka jawablah, dan setelah adzan selesai mengucapkan doa, “Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ketika datangnya malam-Mu, perginya siang-Mu, datangnya waktu shalat-Mu, dan suaranya panggilan-Mu yaitu engkau berikanlah wasilah kepada Muhammad SAW.”

Kemudian melaksanakan shalat fardhu (maghrib) setelah menjawab adzan dan iqamat, dan setelah itu melaksanakan shalat 2 rakaat setelah maghrib. Jika dilakukan shalat 4 rakaat setelah maghrib dengan memperpanjang rakaatnya maka ini juga termasuk sunnah.

ﻭﺇﻥ ﺃﻣﻜﻨﻚ ﺃﻥ ﺗﻨﻮﻱ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﺸﺎﺀ، ﻭﺗﺤﻴﻰ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻌﺸﺎﺀﻳﻦ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﻓﺎﻓﻌﻞ، ﻓﻘﺪ ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺤﺼﻰ، ﻭﻫﻲ ﻧﺎﺷﺌﺔ ﺍﻟﻠﻴﻞ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﻭﻝ ﻧﺸﺄﻩ، ﻭﻫﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻷﻭﺍﺑﻴﻦ، ﻭﺳﺌﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏( ﺗَﺘَﺠﺎﻓﻰ ﺟُﻨﻮﺑُﻬُﻢ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻤَﻀﺎﺟِﻊ ‏) ﻓﻘﺎﻝ : ‏( ﻫﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻌﺸﺎﺀﻳﻦ؛ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺗﺬﻫﺐ ﺑﻤﻼﻏﺎﺕ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ .(

Jika memungkinkan untuk niat i’tikaf sampai waktu Isya’ dan menghidupkan waktu di antara maghrib dan isya’ dengan shalat maka kerjakan. Karena fadhilah tersebut tidak terhitung jumlahnya, shalat ini adalah shalat nasiatul lail, yaitu shalat awwabiin (shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah), pernah Rasul ditanya mengenai hal ini “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya.” (as-sajdah ayat 16).

Rasul menjawab “Itu adalah shalat antara maghrib dan isya’.” dan shalat ini bisa menghilangkan perkara-perkara yang rusak (buruk) di siang hari.

Setelah masuk waktu isya maka shalatlah 4 rakaat sebelum shalat fardhu untuk menghidupkan waktu antara adzan daan iqamat, fadhilahnya waktu tersebut sangat banyak, dalam hadis disebutkan, “doa di antara adzan dan iqamat itu tidaklah di tolak.”

Kemudian shalatlah fardhu (isya’) dan shalatlah rawatib 2 rakaat, bacalah surat alif lam mim sajadah dan tabaraka al-mulk, atau surat yasin dan ad-dukhan di dua rakaat tersebut.

Semuanya itu telah ma’tsur (datang) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Setelah dua rakaat (shalat sunnah qabliyyah) tersebut shalatlah 4 rakaat (shalat sunnah ba’diyyah), dalam hadis ada dalil yang menunjukkan tentang agungnya fadhilah 4 rakaat tersebut. Shalat sunnah qabliyyah bisa dikerjakan sebelum shalat fardhu dan boleh setelah shalat fardhu meskipun namanya adalah qabliyah yang artinya sebelum. Jadi, shalat sunnah qabliyyah bisa dikerjakan beriringan dengan shalat sunnah ba’diyyah setelah shalat fardhu. Namun daripada itu, shalat sunnah ba’diyyah mesti dilkukan setelah shalat fardhu.

Kemudian shalatlah witir 3 rakaat dengan 2 kali salam, atau dengan sekali salam.

Dulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membaca surat sabbihis (al-a’la) dan al-kafirun, surat al ikhlas dan muawwidzatain (al-falaq dan an-nas) di dalam shalat witir.

Kemudian setelah itu sibukkanlah dengan belajar ilmu atau muthala’ah kitab, janganlah sibuk dengan bercanda dan bermain-main, maka jadilah kegiatan-kegiatan tersebut sebagai pungkasan (akhiran) amal-amalan kita sebelum tidur, karena sesungguhnya amalan itu tergantung akhirannya.

Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al Ghazali