Pesan Tersirat dari Cara Dakwah Nabi

 
Pesan Tersirat dari Cara Dakwah Nabi
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Panutan utama dalam berdakwah adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena itu pendekatan atau cara berdakwah yang terbaik tidak lain harus juga mengikuti beliau.

Mengenai hal ini ada trik sederhana dari Syaikh Abu Ja'far Al-Barzanji yang mengungkap perangai Baginda Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Al-Barzanji. Di dalam kitab tersebut, kita akan tahu tentang kisah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang sangat inspiratif untuk bekal kehidupan kita sehari-hari dalam bersikap dan juga dalam ucapan, apalagi dalam konteks berdakwah. 

و أَمَّ الـطَّائـِفُ يَـدْعُـوْ ثـَقِـيْـفـًا، فـَلَـمْ يُـحْـسِـنـُوْا بِالإِجَـابَةِ قِـرَاه، وَ أَغـْرَوْا بِـهِ الـسُّـفَهَـاءُ وَ الْـعَـبِـيـْدُ فـَسَـبُّـوْهُ بِـأَلْـسُـنٍ بـَذِيـَّةٍ، وَ رَمَـوْهُ بِـالْـحِـجَـارَةِ حـَتَّـى خـُضـِّبـَتْ بِـالـدِّمَـاءِ نـَعْـلَاه.

ثُـمَّ عَـادَ إِلَـى مَـكـَّةَ حَـزِيـْنـًا، فـَسَـأَلَـهُ مَـلَـكُ الْـجِـبـَال فِـي إِهْـلَاكِ أَهْـلِـهَـا ذَوِي الـعَـصَـبِـيـَّةِ،  فَـقَـال: (إنـِّي أَرْجُـوْ أَنْ يُـخِـرَجَ الـلَّـهُ مِـنْ أَصْـلَابِـهِـمْ مَـنْ يَـتـَولاّه) .

Terjemah bebasnya kira-kira begini:

"Kanjeng Nabi Muhammad berdakwah di Thaif, tidak satupun mendapatkan pengikut, Kanjeng Nabi dicaci maki dan di-bully, bahkan penduduk Thaif menghasud para preman, orang orang bodoh dan para budak untuk menyakiti kanjeng nabi. Tidak cukup sampai di situ, Kanjeng Nabi juga dilempari batu hingga kepalanya berdarah mengalir membasahi sandalnya."

"Kemudian Kanjeng Nabi Muhammad SAW kembali pulang ke Makkah dalam keadaan sedih. Melihat penderitaan Nabi tersebut, Malaikat penjaga gunung marah dan menawarkan diri kepada kanjeng nabi untuk menjadi relawan menghancurkan penduduk Thaif."

Lalu apa respons Kanjeng Nabi Muhammad SAW?

Beliau lalu mengatakan, “Jangan malaikat..!  Jika hari ini mereka tidak beriman padaku, siapa tahu anak cucunya kelak beriman kepadaku."

Demikianlah jawab singkat yang menunjukkan jiwa besar Nabi Muhammad SAW dan tidak ada sama sekali perasaan putus asa dalam berjuang. Selalu ada harapan dalam keadaan bagaimanapun.

Dari kisah singkat ini kita bisa mengambil pelajaran, betapa mulia akhlak dan kesabaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah memaksa manusia untuk menjadi pengikutnya, apalagi membuatnya binasa. Seyogyanya, dalam situasi apapun kita harus senantiasa bersabar seperti kesabaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Dan sebagai pengikutnya, janganlah kita seperti penduduk Tha'if yang kesenangannya hanya menyakiti, mencaci maki dan membuli. Padahal tidak sadar justru keburukan itu kembali kepada dirinya sendiri. Wallahu 'Alam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 03 Desember 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Gus Ibnu Ceha

Editor: Hakim