INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Ada tiga prinsip kehidupan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya dalam menghadapai lika-liku kehidupan.
“Katakanlah (Muhammad), ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin...’”
Musyawarah adalah salah satu ajaran penting dalam Islam. Setidaknya ada tiga ayat dalam Al-Qur’an yang secara tegas memerintahkan kita untuk bermusyawarah dalam menghadapi segala masalah, khususnya yang terkait dengan orang lain.
Dalam kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu 'Athoillah As-Sakandari mengulas tentang amal, tawakkal dan makrifat. Beliau menukil Hadis berisi doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada putri tercintanya, Sayyidah Fatimah Az-Zahra r.ha.
Mengenali dunia dengan baik adalah sumber sekaligus cara menemukan kebahagiaan yang sejati. Dunia itu sarana dan bukan tujuan.
Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai penasihat untuk hamba Allah, rasul-Nya, kitab-Nya, pemimpin-pemimpin Islam dan orang-orang Islam pada umumnya, jika ia tidak memulai sedini mungkin untuk menasihati dirinya sendiri dengan memperbaiki amal perbuatan dan tingkah lakunya.
Di antara amalan berbuat baik kepada kedua orang tua, baik ketika masih hidup maupun setelah wafat, ialah selalu mendoakan mereka setiap usai shalat dan waktu-waktu lainnya.
Para kyai, seperti Gus Baha, menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya soal tahu, tapi soal tanggung jawab. Bab jihad, jika tidak dipahami secara utuh, sangat rawan disalahgunakan dan bisa membawa petaka.
Perlu dipahami, bahwa Islam tidak pernah meminta pengikutnya beramal melebihi kemampuannya. Beramallah sesuai dengan kemampuan. Semasa hidupnya, Rasulullah pun sering mengingatkan sahabatnya yang beramal berlebihan. Mereka beramal sebanyak-banyaknya hingga melupakan hak tubuhnya, yaitu istirahat.
Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha membuka dengan sebuah premis dasar filsafat: “Alam ini sudah akibat dari musabab. Kalau akibat berarti butuh sebab.” Dengan ungkapan sederhana ini, Gus Baha mengajak kita untuk menelusuri akar dari segala sesuatu yang ada.