INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Setiap anak Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Mengkritik orang adalah sesuatu yang sangat mudah, bahkan tak perlu ilmu untuk melakukannya. Justru yang terjadi di lapangan, makin seseorang tak berilmu maka biasanya makin pedas dan panjang kritiknya terhadap orang lain. Sementara, ilmu itu dapat menakar kadar kritik bukan justru menambahnya.
Kalau kita mengutuk sana-sini dengan menuduh para pemimpin di semua tingkatan adalah jelek, maka itu semua bisa jadi adalah karena kita memang demikian keadaannya.
Pemimpin atau pemelihara yang terdapat di dalam Hadis di atas disebut dengan kata “ra’in” artinya adalah pemelihara yang selalu berusaha untuk menciptakan kemaslahatan bagi setiap anggota yang berada dalam pemeliharaannya.
Sebagian kalangan besar umat Islam mempersepsikan fiqih sudah final dan sudah cukup dengan segala bentuk ijtihad para keempat imam mazhab yang memproduksi hukum-hukum fiqih tersebut.
Perbedaan pendapat, jikalau dipahami dengan proporsional, maka tentu akan membawa rahmat. Umat Islam secara umum tinggal memilih satu pendapat yang lebih cocok, lebih sesuai dan lebih maslahat serta lebih mudah dijalankan, di antara sekian banyak pendapat.
Fenomena pengibaran bendera bajak laut ini sesungguhnya adalah bentuk kritik sosial yang dikemas secara damai dan kreatif oleh generasi muda, sebagai ungkapan keresahan terhadap berbagai persoalan bangsa; mulai dari ketidakadilan hukum, ketimpangan sosial, hingga kegelisahan atas masa depan demokrasi.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal: 2)
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki
Kecanggihan ini sekaligus menghadirkan tantangan baru bagi dunia pesantren