Rasa malu dengan sesama akan mencegah seseorang dari melakukan perbuatan yang buruk dan akhlak yang hina. Sedangkan rasa malu kepada Allah akan mendorong untuk menjauhi semua larangan Allah dalam setiap kondisi dan keadaan, baik ketika bersama banyak orang ataupun saat sendiri.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah membuat sebuah keputusan besar yang sangat berani dan "kontroversial". Khalifah keempat itu membuat kebijakan untuk memindahkan ibu kota negara dari Madinah ke Kufah.
Istilah "perpecahan" tidak pernah saya tuduhkan kepada agama. Agama hanya salah satu objek keserakahan nafsu manusia. Buktinya pada permasalahan yang lain juga banyak ditemukan.
Imam Nawawi salah seorang ulama besar dalam Mazhab Syafi’i punya pendapat yang berbeda dengan qaul jadid-nya Imam Syafi’i. Dalam Syarh Shahih Muslim, beliau berpandangan bahwa yang lebih kuat itu adalah harus berwudhu setelah makan daging unta.
Dalam kajian-kajian keagamaan, perempuan dinilai lebih rendah dari laki-laki karena ia diciptakan untuk memenuhi kebutuhan Adam yang notabene merupakan makhluk yang ditakdirkan untuk “mengurus” bumi sebagai khalifah.
Jika kita menelaan lebih dalam, maka kita akan mendapati bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu pengetahuan.
Seluruh agama hadir untuk mendeklarasikan perdamaian, persaudaraan, kasih sayang dan cinta. Apa yang terjadi dalam realitas yang anda lihat sesungguhnya fenomena ketamakan, kebencian dan ambisi orang- orang itu.
Sepanjang sejarah Islam dari masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang, Islam mengandung nilai-nilai universal dan lokalitas sekaligus. Keduanya saling isi mengisi dan tidak bisa terpisahkan sampai akhir zaman kelak.
Kita harus sepakat bahwa agama tidak mengajarkan kekerasan dan sikap berlebihan (melampaui batas), sedangkan kekerasan meskipun atas nama agama bukanlah bagian integral dari agama.
Manusia yang berpikir akan mengantarkan dirinya mengetahui, dari mengetahui akan lahir pemahaman, sebagai puncaknya lahirlah sebuah tindakan. Dialektika yang dimaksudkan inilah yang melatarbelakangi secara eksplisit mengenai nilai etis yang terkandung dalam tindakan manusia.