INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Menurut Imam Ibnu Athaillah As-Askandari r.a, menjadi guru bukan sekadar guru yang hanya sekadar menyampaikan ilmu kepada muridnya. Lebih dari itu, ada hakikat tertentu seseorang bisa dikatakan guru.
Gus Baha juga mengingatkan, bahwa dalam kehidupan bernegara, mestinya yang dijunjung tinggi adalah kepentingan bersama, bukan ego pribadi. “Kepentingan berbangsa dan bernegara ada di atas kepentingan dan nafsu kita,” tegasnya.
Kritik-kritik Ibrahim bin Adham terhadap kehidupan masyarakat yang banyak dipenuhi oleh sikap hipokrit senantiasa mengena. Kritik-kritik moralnya begitu tajam, demikian juga kritik sosialnya.
Dalam pandangan lain, sebagian ulama memberi gambaran tentang raja' tersebut seperti kita membeli tiket pesawat dengan tujuan tertentu. Kita tidak bisa melihat siapa pilotnya, tapi kita yakin dan optimis bahwa pilot pesawat akan mengantarkan kita ke tujuan.
Dalam logika kebanyakan orang, pengorbanan itu sering diikuti keluhan. Tapi bagi Gus Baha, habisnya harta demi merawat orang tua bukanlah kerugian, melainkan keberuntungan yang layak dibanggakan.
Ketika musim haji tiba, dengan tubuh yang kini kokoh, Uwais benar-benar melaksanakan niat sucinya, yakni menggendong ibunya dari Yaman menuju Makkah, berjalan kaki menembus gurun yang tandus dan panas menyengat.
Hari Raya Idul Adha 1446 H, yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan perenungan spiritual bagi umat Islam, justru berubah menjadi duka mendalam bagi warga Kampung Rawa Indah, RT 17 RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam Islam, memasang susuk termasuk perbuatan yang sangat dilarang karena mengandung unsur syirik, yakni mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.
“Ahli tarikh sepakat bahwa petang Badar terjadi 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Saya kemarin pas haji baca Al-Fatihah 313 kali, sesuai dengan jumlah Ashab Badrin—pejuang perang Badar—yang berjumlah 313 sahabat Nabi,” tutur Gus Baha.
Ketika terbangun dari mimpi itu, Abdullah ibn Al-Mubarak tak bisa menenangkan dirinya. Ia yang sudah menunaikan haji, merasa belum puas sebelum mengetahui siapa gerangan Ali bin Al-Muwaffaq.