DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Dikisahkan, ada orang tua yang menghabiskan sebanyak 30.000 dinar hanya untuk biaya menuntut ilmu anaknya. Jika 1 dinar setara 4 juta rupiah saja maka 30.000 dinar sama dengan 120 Miliar! Luar biasa, uang sebesar itu dialokasikan hanya untuk biaya pendidikan seorang anak.
Dalam tradisi dakwah Nahdlatul Ulama (NU), para ulama tidak pernah berjalan tanpa pedoman. Arah dakwah mereka selalu bersumber langsung dari teladan agung Rasulullah Muhammad SAW.
Panutan utama dalam berdakwah adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena itu pendekatan atau cara berdakwah yang terbaik tidak lain harus juga mengikuti beliau.
Kegigihan Hajjah Rahmah El Yunusiyah membuat lembaga pendidikannya tumbuh pesat. Pada 1926, beliau lalu membuka Menjesal School, sekolah baca-tulis bagi perempuan yang belum bisa membaca.
Beradab tinggi terhadap ilmu dan ulama adalah harga mati bagi Syaikhona Kholil. Bahkan meski ulama itu adalah murid hasil didikan beliau sendiri. Sebagaimana dikisahkan oleh KH. Ahmad Ghazali Muhammad dalam kitabnya, Tuhfah Arrawi.
Di dalam kitab Al-Mujalasah wa Jawaahirul ‘Ilm karya Abu Bakar Ahmad bin Marwan bin Muhammad, terdapat kisah menarik seputar bakti kepada orang tua dan keterkaitannya dengan rezeki yang berkah.
Dalam kitab Fadhailus Shahabah, Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan satu kisah menarik tentang Khalifah Umar bin Khattab ketika bertemu dengan seorang wanita miskin bersama anak-anaknya yang kelaparan.
Khalifah Umar bin Khattab r.a, sosok pemimpin besar yang dikenal dengan keberanian, keadilan, dan ketegasan, ternyata juga menyimpan kisah luar biasa tentang kesabaran dan kasih sayang dalam rumah tangga.
Jika seorang suami bisa menghormati istrinya, jika seorang ayah bisa menghargai anaknya, maka di sanalah la ilaha illallah menemukan bentuk paling nyata yang terpadu dalam kehidupan yang penuh kasih sayang.
Prof. Nasaruddin menyampaikan visi besarnya, "Banyak lembaga hanya mengandalkan IQRA tanpa bismi rabbik, atau sebaliknya. Pusat Studi Quran ingin memadukan keduanya, menghidupkan kembali Baitul Hikmah."